Gandeng 4 Gus Dari Ponpes Jatim, Peluang PAN Rebut Ceruk Suara NU di pemilu 2024 Terbuka Lebar

Partai Amanat Nasional (PAN) gencar mendekati suara dari representasi Nahdlatul Ulama (NU). Setelah menggelar acara simposium peringatan satu abad NU, kini DPW PAN Jatim mengumumkan 4 Gus dari Ponpes NU bergabung dengan mereka.

Lalu, seberapa besar peluang PAN untuk merebut ceruk suara NU di Pemilu 2024 mendatang?

Pengamat Politik dari The Republic Institute Sufyanto menyebut PAN memiliki peluang untuk meraih ceruk suara NU. Pernyataan Ketum PBNU Gus Yahya yang menyebut warga NU tidak haram memilih PAN bisa menjadi pintu gerbang PAN meraih ceruk NU.

“Kalau saya sebagai peneliti politik melihatnya pertama, Gus Yahya selaku Ketua Umum PBNU dan ulama besar yang memimpin jutaan umat sangat bijaksana dan sangat mengayomi semua elemen masyarakat. Termasuk masyarakat politik yang di dalamnya ada PAN, beserta partai politik yang lainnya,” kata Sufyanto kepada detikJatim, Selasa (20/2/2023).

Menurut Sufyanto, setelah Gus Yahya menegaskan warga NU tidak haram memilih PAN, secara otomatis NU menegaskan bahwa mereka adalah ormas untuk tempat berteduh berbagai kalangan.

“Karena NU yang dipimpinnya ditempatkan sebagai rumah besar tempat berteduh semua orang untuk membangun peradaban bersama yang maju,” ujarnya.

Bagaimana peluang PAN? Sufyanto melihat PAN punya peluang merengkuh ceruk NU lebih besar. Tetapi, hal yang utama adalah bagaimana kerja-kerja politik yang dilakukan PAN sampai pada hari H pencoblosan, utamanya juga dari para caleg yang bertarung di lapangan.

“Semua akan tergantung kerja-kerja politik yang dilakukan dalam merawat dan memenangkan hati pemilih masyarakat yang mengidentifikasi dirinya berlatar belakang dari masyarakat NU,” tegasnya.

Satu hal yang jelas, kata Sufyanto, PAN ingin menunujukkan bahwa mereka partai inklusif.

“Tentu PAN semakin memperluas silaturahim, membuktikan PAN sebagai parpol yang inklusif dan terbuka terhadap semua kalangan apalagi dari masyarakat Nahdliyin yang memang memiliki jemaah yang sangat besar,” urainya.

Sebelumnya diketahui, DPW PAN Jatim telah mengumumkan menggaet 4 Gus dari Ponpes NU untuk menjadi caleg DPR RI di masing-masing dapilnya.

4 Gus dari representasi Nahdliyin yakni Gus Syaiful Nuri dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari Ponpes Syekh Abdul Qodir Al- Jailani Probolinggo, Gus Afif Zamroni dari Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto, dan Gus Sakti dari Ponpes Peta Tulungagung.

Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki Sadig blak-blakan mengungkap alasan partainya menggaet 4 Gus tersebut. Tak lain dan tak bukan karena ingin meraih suara NU yang masih belum terwadahi oleh parpol-parpol.

“Dari simulasi Pemilu 2019, masih banyak suara warga Nahdliyin yang tidak tersalurkan. Total dari daftar pemilih tetap (DPT) 30-an juta (di Jatim), yang datang ke TPS sekitar 21-an juta. Berarti ada nyaris 10 juta suara yang tidak bertuan,” beber Sadig.(Partai Amanat Nasional (PAN) gencar mendekati suara dari representasi Nahdlatul Ulama (NU). Setelah menggelar acara simposium peringatan satu abad NU, kini DPW PAN Jatim mengumumkan 4 Gus dari Ponpes NU bergabung dengan mereka.

Lalu, seberapa besar peluang PAN untuk merebut ceruk suara NU di Pemilu 2024 mendatang?

Pengamat Politik dari The Republic Institute Sufyanto menyebut PAN memiliki peluang untuk meraih ceruk suara NU. Pernyataan Ketum PBNU Gus Yahya yang menyebut warga NU tidak haram memilih PAN bisa menjadi pintu gerbang PAN meraih ceruk NU.

“Kalau saya sebagai peneliti politik melihatnya pertama, Gus Yahya selaku Ketua Umum PBNU dan ulama besar yang memimpin jutaan umat sangat bijaksana dan sangat mengayomi semua elemen masyarakat. Termasuk masyarakat politik yang di dalamnya ada PAN, beserta partai politik yang lainnya,” kata Sufyanto kepada detikJatim, Selasa (20/2/2023).

Menurut Sufyanto, setelah Gus Yahya menegaskan warga NU tidak haram memilih PAN, secara otomatis NU menegaskan bahwa mereka adalah ormas untuk tempat berteduh berbagai kalangan.

“Karena NU yang dipimpinnya ditempatkan sebagai rumah besar tempat berteduh semua orang untuk membangun peradaban bersama yang maju,” ujarnya.

Bagaimana peluang PAN? Sufyanto melihat PAN punya peluang merengkuh ceruk NU lebih besar. Tetapi, hal yang utama adalah bagaimana kerja-kerja politik yang dilakukan PAN sampai pada hari H pencoblosan, utamanya juga dari para caleg yang bertarung di lapangan.

“Semua akan tergantung kerja-kerja politik yang dilakukan dalam merawat dan memenangkan hati pemilih masyarakat yang mengidentifikasi dirinya berlatar belakang dari masyarakat NU,” tegasnya.

Satu hal yang jelas, kata Sufyanto, PAN ingin menunujukkan bahwa mereka partai inklusif.

“Tentu PAN semakin memperluas silaturahim, membuktikan PAN sebagai parpol yang inklusif dan terbuka terhadap semua kalangan apalagi dari masyarakat Nahdliyin yang memang memiliki jemaah yang sangat besar,” urainya.

Sebelumnya diketahui, DPW PAN Jatim telah mengumumkan menggaet 4 Gus dari Ponpes NU untuk menjadi caleg DPR RI di masing-masing dapilnya.

4 Gus dari representasi Nahdliyin yakni Gus Syaiful Nuri dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari Ponpes Syekh Abdul Qodir Al- Jailani Probolinggo, Gus Afif Zamroni dari Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto, dan Gus Sakti dari Ponpes Peta Tulungagung.

Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki Sadig blak-blakan mengungkap alasan partainya menggaet 4 Gus tersebut. Tak lain dan tak bukan karena ingin meraih suara NU yang masih belum terwadahi oleh parpol-parpol.

“Dari simulasi Pemilu 2019, masih banyak suara warga Nahdliyin yang tidak tersalurkan. Total dari daftar pemilih tetap (DPT) 30-an juta (di Jatim), yang datang ke TPS sekitar 21-an juta.

Berarti ada nyaris 10 juta suara yang tidak bertuan,” beber Sadig.(Partai Amanat Nasional (PAN) gencar mendekati suara dari representasi Nahdlatul Ulama (NU). Setelah menggelar acara simposium peringatan satu abad NU, kini DPW PAN Jatim mengumumkan 4 Gus dari Ponpes NU bergabung dengan mereka.

Lalu, seberapa besar peluang PAN untuk merebut ceruk suara NU di Pemilu 2024 mendatang?

Pengamat Politik dari The Republic Institute Sufyanto menyebut PAN memiliki peluang untuk meraih ceruk suara NU. Pernyataan Ketum PBNU Gus Yahya yang menyebut warga NU tidak haram memilih PAN bisa menjadi pintu gerbang PAN meraih ceruk NU.

“Kalau saya sebagai peneliti politik melihatnya pertama, Gus Yahya selaku Ketua Umum PBNU dan ulama besar yang memimpin jutaan umat sangat bijaksana dan sangat mengayomi semua elemen masyarakat. Termasuk masyarakat politik yang di dalamnya ada PAN, beserta partai politik yang lainnya,” kata Sufyanto kepada detikJatim, Selasa (20/2/2023).

Menurut Sufyanto, setelah Gus Yahya menegaskan warga NU tidak haram memilih PAN, secara otomatis NU menegaskan bahwa mereka adalah ormas untuk tempat berteduh berbagai kalangan.

“Karena NU yang dipimpinnya ditempatkan sebagai rumah besar tempat berteduh semua orang untuk membangun peradaban bersama yang maju,” ujarnya.

Bagaimana peluang PAN? Sufyanto melihat PAN punya peluang merengkuh ceruk NU lebih besar. Tetapi, hal yang utama adalah bagaimana kerja-kerja politik yang dilakukan PAN sampai pada hari H pencoblosan, utamanya juga dari para caleg yang bertarung di lapangan.

“Semua akan tergantung kerja-kerja politik yang dilakukan dalam merawat dan memenangkan hati pemilih masyarakat yang mengidentifikasi dirinya berlatar belakang dari masyarakat NU,” tegasnya.

Satu hal yang jelas, kata Sufyanto, PAN ingin menunujukkan bahwa mereka partai inklusif.

“Tentu PAN semakin memperluas silaturahim, membuktikan PAN sebagai parpol yang inklusif dan terbuka terhadap semua kalangan apalagi dari masyarakat Nahdliyin yang memang memiliki jemaah yang sangat besar,” urainya.

Sebelumnya diketahui, DPW PAN Jatim telah mengumumkan menggaet 4 Gus dari Ponpes NU untuk menjadi caleg DPR RI di masing-masing dapilnya.

4 Gus dari representasi Nahdliyin yakni Gus Syaiful Nuri dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari Ponpes Syekh Abdul Qodir Al- Jailani Probolinggo, Gus Afif Zamroni dari Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto, dan Gus Sakti dari Ponpes Peta Tulungagung.

Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki Sadig blak-blakan mengungkap alasan partainya menggaet 4 Gus tersebut. Tak lain dan tak bukan karena ingin meraih suara NU yang masih belum terwadahi oleh parpol-parpol.

“Dari simulasi Pemilu 2019, masih banyak suara warga Nahdliyin yang tidak tersalurkan. Total dari daftar pemilih tetap (DPT) 30-an juta (di Jatim), yang datang ke TPS sekitar 21-an juta. Berarti ada nyaris 10 juta suara yang tidak bertuan,” beber Sadig.(Sumber)