PDIP sudah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden sehari menjelang Idul Fitri. Jokowi hadir saat pengumuman di Istana Batu Tulis. Kehadiran Jokowi ini sekaligus mengkonfirmasi keberpihakan Jokowi ke Ganjar Pranowo.
PDIP sendiri dengan mencalonkan Ganjar Pranowo tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lain, Ganjar Pranowo sudah aman untuk berlaga di Pilpres 2024.
Untuk diketahui, jumlah kursi DPR dan perolehan suara PDIP di Pileg 2019 sudah memenuhi ketentuan UU untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden. PDIP meraih 22,2 persen. Melebihi minimal ambang batas persyaratan pencalonan presiden dan wakil presiden.
Tinggal dengan siapa Ganjar Pranowo berpasangan. Santer disebut-sebut Ganjar Pranowo akan berpasangan antara dengan Erick Thohir atau Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden. Duet Ganjar-Erick atau Ganjar-Sandi.
Duet Ganjar-Erick sempat ramai pasca munculnya pengakuan ‘wanita emas’ Hasnaeni Moein. Skenario Ganjar-Erick didesain pemenang Pilpres 2024. Baik Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy’ari maupun Komisioner KPU lainnya belum mengklarifikasi tudingan Hasnaeni Moein tersebut.
Jauh-jauh hari Partai Gerindra sudah mengumumkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Walaupun sudah dicalonkan oleh Partai Gerindra, Prabowo Subianto mesti mencari partai papan tengah agar lolos presidential threshold.
Belum jelas dengan siapa Prabowo Subianto akan berpasangan pasca PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Dulu santer disebut, Prabowo akan berpasangan dengan Puan Maharani. Pasca pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PDIP, duet Prabowo-Puan otomatis bubar jalan.
Ada tiga nama yang disebut-sebut berpotensi mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024 sebagai calon wakil presiden. Dua ketua umum partai dan dua menteri. Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Erick Thohir, Menteri BUMN yang juga Ketua Umum PSSI. Tak menutup kemungkinan duet Prabowo-Sandi bakal kembali berulang di 2024.
Golkar menyodorkan Ketua Umum, Airlangga Hartarto. Partai Gerindra berkoalisi dengan Golkar sudah melebihi ambang batas persyaratan minimal pencalonan presiden dan wakil presiden, Prabowo-Airlangga.
Demikian pula dengan koalisi Gerindra dan PKB, Koalisi Indonesia Raya (KIR). Prabowo-Muhaimin. Koalisi Indonesia Raya sempat mencuat ke permukaan. Wacana koalisi kedua partai ini meredup pasca munculnya wacana koalisi besar yang digagas Jokowi.
Manuver Jokowi dengan koalisi besar inilah yang disebut-sebut memicu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengumumkan pencalonan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden dari PDIP lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
Lobi-lobi politik PAN kabarnya akan mendorong duet Prabowo-Erick. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan bolak balik bersafari. Hanya saja koalisi Gerindra dan PAN kritis. Baru 19,41 persen. Kurang 0,59 persen dari _presidential threshold_ 20 persen. Butuh 1 partai politik lagi agar bisa memenuhi ambang batas minimal.
Ada yang perlu dicermati dari _puzzle_ politik di atas. Tampaknya Golkar, PKB, PAN dan PPP masih sangat dinamis. Peta koalisi masih bisa berubah. Apalagi kondisi politik hari ini sangat pragmatis dan transaksional. Tergantung siapa dapat apa?
Tak menutup kemungkinan Golkar dan PKB akan berkoalisi membentuk poros baru. Poros Airlangga-Muhaimin atau bergabung ke salahsatu poros yang ada. Baik poros Ganjar, Prabowo maupun poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Wallahua’lam bish-shawab.
Bandung, 2 Syawal 1444/23 April 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis