Bikin Gaduh! Giring Minta Maaf Jubir PSI Protes Bayar Mahal Makan di Rest Area Cipali

Ketum PSI, Giring Ganesha, meminta maaf atas pernyataan Politisi PSI, Sigit Widodo, terkait permasalahan harga makan di rest area Tol Cipali, yang menuai sorotan publik.

Sigit mengeluhkan harga Rp 155 ribu yang dikenakan kios makan RM Hadea atas pesanannya yang dianggap terlalu mahal dan cenderung nuthuk harga.

Pemilik RM Hadea telah meminta maaf dan berupaya memberikan refund, karena seharusnya yang dibayar Sigit yakni Rp 116 ribu.

Belakangan, Sigit justru menuai kritik netizen yang menilai harga Rp 155.000 tersebut masih wajar, terlebih di masa Lebaran.

“Terkait permasalahan harga makan di rest area KM 86 oleh @sigitwid, maka saya selaku Ketum PSI mohon maaf atas kegaduhan dan kesalahpahaman antara Bro Sigit dan penjual @devinur098,” kata Giring di Twitter, Selasa (25/4).

“Walaupun masalah ini adalah masalah pribadi, namun karena dalam pemberitaan membawa nama partai, maka kami akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya.

Giring memastikan, pihaknya akan datang langsung ke rest area lokasi RM Hadea berada. Ia akan meminta pengelola rest area Tol Cipali supaya tak memberikan sanksi pada RM Hadea.

“@psi_id akan mengirimkan utusan ke pihak pengelola rest area dan pemilik warung agar kita akhiri permasalahan secara kekeluargaan tanpa perlu ada hukuman apa pun kepada pemilik warung,” ungkapnya.

“Bagi PSI, pemberdayaan dan penguatan UMKM dan UKM adalah prioritas utama sebagai saka guru ekonomi kerakyatan,” tandas dia.

Sigit merinci, menu makanan yang disantap dirinya terdiri dari nasi, sepotong ayam, telur dadar, dan tahu. Sedangkan anaknya makan nasi, dua potong ayam, telur dadar, dan tempe. Masing-masing juga memesan minuman Teh Pucuk botol kecil.

Dari rincian tersebut, sejumlah netizen menilai RM Hadea tak berlebihan mengingat sedang masa Lebaran. Beberapa netizen juga mengecam Sigit karena membuat RM Hadea terancam kena sanksi tutup sementara.

Sigit meminta maaf cuitan awalnya berujung disalahpahami banyak pihak. Ia pun mengakui ada kesalahpahaman dengan RM Hadea.

“Tentang cuitan pertama saya yang menyebut bahwa saya makan dua porsi nasi ayam dan teh dalam kemasan, mungkin diartikan bahwa ini hanya satu nasi dan satu ayam. Sedangkan dalam pengertian saya, satu porsi artinya nasi ditambah lauk pauk lainnya. Ini yang kemudian saya detilkan dalam wawancara dengan media. Kalau ini dianggap sebagai informasi yang menyesatkan, saya mohon maaf kepada semua pihak, termasuk pada RM Hadea,” papar dia di Twitter, Kamis (25/4).

“Pemilik RM Hadea telah menyampaikan ada kesalahan karena harga yang seharusnya Rp 116 ribu dinaikkan oleh karyawannya menjadi Rp 155 ribu. Beliau sudah meminta maaf dan bersedia memberikan refund. Saya sangat mengapresiasi dan menghormati sikap beliau. Sampai sekarang saya belum memberikan nomor rekening untuk refund karena saya ingin bertemu dahulu dengan beliau untuk silaturahmi,” imbuh dia.

Sigit Minta Rest Area Tak Beri Sanksi Penutupan Sementara

Sigit juga mengapresiasi pengelola jalan tol yang mengambil tindakan cepat dan tegas merespons keluhannya. Namun ia meminta sanksi kepada RM Hadea hanya berupa teguran dan peringatan tertulis, bukan berupa penutupan sementara.

“Meskipun menduduki posisi sebagai Ketua DPP, saya bukan pejabat partai yang identik dengan kekayaan dan kenyamanan. Kami di PSI tengah berjuang dan hidup sederhana. Kami harus hidup sederhana karena waktu kami terbagi dua, untuk mencari nafkah dan sibuk berorganisasi. Saya sendiri ditambah dengan kesibukan untuk menyelesaikan disertasi S3,” ujar dia.

“Nilai mark up Rp 39 ribu mungkin kecil untuk beberapa orang, namun bernilai untuk orang yang punya uang pas-pasan saat mudik. Untung saja saya bisa membayar saat itu. Bisa saja saya sedang dalam kondisi tidak membawa uang yang cukup, dan ini bisa terjadi pada pemudik-pemudik lain. Itu yang melatarbelakangi cuitan pertama saya,” terang doa.

Sebab itu, ia memandang apa yang dilakukan oleh karyawan RM Hadea tetap tidak bisa dibenarkan, apalagi karyawan tersebut tidak memberikan bon. Menurutnya, perilaku karyawan semacam ini justru bisa menghancurkan kepercayaan pada UMKM.

“Harus ada standar operasional seperti daftar harga dan bon pembelian, dan pembeli diperbolehkan membayar sebelum makan. Saya berharap kontroversi ini bisa memberikan pelajaran bagi kita semua. UMKM lokal harus dikembangkan dan diberi kesempatan untuk berjualan di semua rest area jalan tol dengan insentif-insentif khusus agar dapat bersaing dengan brand-brand besar, namun dengan pengawasan dan manajemen yang lebih baik,” ungkapnya.

“Untuk yang tidak berkenan dengan cuitan saya, perkenankan saya menyampaikan permohonan maaf, demikian juga pada semua netizen Indonesia yang mungkin dibuat lelah dengan kontroversi cuitan saya,” katanya.(Sumber)