News  

RUPS Adaro Ricuh, Sejumlah Pemegang Saham Tolak Pembangunan PLTU Baru di Kaltara

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) diwarnai aksi protes yang dilakukan sejumlah pemegang saham. Aksi protes tersebut disurakan untuk menolak pembangunan PLTU batubara baru di Kalimantan Utara.

Dalam video yang dibagikan akun @greenpeaceid sejumlah pemegang saham membentangkan bendera kuning bertuliskan “Stop Pembangunan PLTU Batubara Baru”. Akibat aksi tersebut, mereka pun diusir dari ruang rapat.

“Stop pembangunan PLTU batubara baru, satu miliar orang akan terancam oleh krisis iklim akibat PLTU batubara,” teriak seorang pria mengenakan batik, dikutip Minggu, 14 Mei 2023

“Stop pembangunan PLTU batubara baru. Adaro ingin membangun PLTU batubara baru karena batubara adalah penyebab utama krisis iklim yang mengancam masa depan kita, mengancam masa depan saya dan masa depan rakyat,” sambung pria berkemeja hitam.

Diketahui Adaro berencana akan membangun PLTU captive, istilah untuk pembangkit listrik yang nantinya hanya akan digunakan untuk menyediakan listrik ke satu fasilitas industri.

Merespons aksi protes tersebut, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, Rahka Susanto turut menyayangkan inkonsistensi yang dilakukan Adaro terkait kampanye transisi energi.

Padahal, dalam laporan keuangan mereka, Adaro sendiri mengklaim akan melakukan transisi energi bertema ‘Transforming into a bigger and greener Adaro’

“Alih-alih melakukan transisi energi, Adaro justru melenggangkan penggunaan energi kotor batubara untuk membangun PLTU baru, guna menyuplai energi pada smelter aluminium baru mereka,” ujar Rahka

Menurut Rahka, pembangunan PLTU batubara baru hanya akan memperburuk dampak krisis iklim, mencemari lingkungan dan mencederai komitmen Indonesia dalam proses transisi energi.

Seperti diketahui, dalam perhelatan the 27th session of the Conference of The Parties of the UNFCCC (COP 27) Mesir 8 November 2022 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon dan juga akan mengangkat target transisi energi.

Terakhir, Rahka menyampaikan, sejalan dengan komitmen Indonesia, kini sudah saatnya Adaro mendengarkan aspirasi para pemegang saham dan ikut bertanggung jawab dalam mencegah dampak krisi iklim.

(Sumber)