Achmad Taufan Soedirjo: Partai Golkar Besar Bukan Karena Orang Per Orang, Tapi Sistem Yang Mengakar

Meski ditinggal oleh Dedi Mulyadi, Achmad Taufan Soedirjo masih optimis Partai Golkar di Dapil Jabar VII akan mampu mempertahankan raihan dua kursi DPR RI seperti di Pemilu 2019. Baginya, kepindahan Dedi Mulyadi ke Partai Gerindra bukanlah masalah yang berarti untuk Partai Golkar.

“Saya yakin, kita (Partai Golkar) masih akan mampu mempertahankan dua kursi DPR RI di Dapil Jabar VII. Kita sudah memiliki modal dasar, bahwa Dapil Jabar VII yang meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta adalah basis suara Partai Golkar sejak dulu,” ungkap Achmad Taufan Soedirjo seperti dikutip redaksi Golkarpedia.com, pada Selasa (30/05).

Keputusan Dedi Mulyadi berpindah partai pada awalnya memang dirasa berat untuk Partai Golkar. Bagaimana tidak? Pada Pemilu 2019 lalu, Dedi Mulyadi yang maju Caleg DPR RI dari Partai Golkar di Dapil Jabar VII mendapatkan 206.621 suara pribadi. Jumlah suaranya tersebut mendongkrak raihan dua kursi DPR RI untuk Partai Golkar. Sementara di urutan kedua ada Puteri Komarudin dengan raihan 70.164 suara.

Bagi Achmad Taufan Soedirjo, kenyataan tersebut malah membuat Partai Golkar di Dapil Jabar VII semakin solid menghadapi Pemilu 2024. Wakil Ketua Umum Ormas MKGR ini tak melihat alasan Partai Golkar akan kehilangan satu kursi akibat ditinggalkan Dedi Mulyadi. Apalagi komposisi Caleg DPR RI yang dimajukan Partai Golkar di Dapil Jabar VII pun cukup kuat untuk mendongkrak raihan suara partai.

“Tak ada alasan kita kehilangan kursi, Partai Golkar besar bukan karena dibangun orang per orang, tapi dibangun oleh sistem. Kita pernah alami masa sulit ditinggalkan banyak figur ketika Orde Baru runtuh, nyatanya sampai saat ini kita masih bisa bertahan. Apalagi hanya satu orang di satu Dapil. Sistem kita sudah kuat, terbangun secara sistematis di desa-desa,” tegas Wakil Ketua Umum PP AMPG ini optimis.

Pria yang juga maju sebagai Caleg DPR RI di Dapil Jabar VII ini melihat sendiri bagaimana antusiasme masyarakat di Dapilnya terhadap Partai Golkar. Isu mengenai hengkangnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar bukanlah isu yang substansial menjadi konsumsi masyarakat di Karawang, Bekasi dan Purwakarta.

“Yang terpenting sekarang, kita benar-benar turun ke masyarakat, sambangi mereka, sentuh hatinya, tangkap aspirasi dan keinginan mereka. Saya percaya, jika kita lakukan itu masyarakat akan memilih Partai Golkar dan Caleg-Calegnya di Dapil Jabar VII. Meski kemudian, butuh kerja ekstra, tapi bukan berarti tidak mungkin,” tutur Ketua Umum LKBH Djoeang Indonesia ini.

Sebagai Caleg DPR RI Dapil Jabar VII, Achmad Taufan Soedirjo turut pula menyoroti isu-isu sosial kemasyarakatan yang diharapkan akan terwujud apabila dirinya duduki kursi anggota DPR RI kelak. Isu kesejahteraan masih menjadi problem yang harus dientaskan bersama menurutnya.

“Dapil Jabar VII itu demografis penduduknya banyak bekerja sebagai buruh dan petani. Selama ini aspirasi yang saya tangkap mereka ingin peningkatan taraf hidup dan kemudahan akses pekerjaan. Ini jadi pekerjaan rumah kita bersama nantinya, bagaimana kesepakatan bisa kita bangun antara masyarakat lokal dengan pemilik industri agar kesempatan kerja didahulukan untuk mereka,” papar Achmad Taufan Soedirjo.

Selain itu, Achmad Taufan Soedirjo sejak tahun 2021 atau selama dua tahun terakhir sudah mempersiapkan segalanya terkait agenda pencalonannya. Ia saban hari turun kebawah menyambangi masyarakat, melakukan gerakan sosial dan menjalankan program konsultasi gratis dalam bidang hukum sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang pengacara.

“Saya membuat Rumah Sadar Hukum sebagai sarana konsultasi masalah hukum warga di Dapil Jabar VII. Lalu membentuk tim relawan guna menguatkan suara Partai Golkar, tak lupa juga mendirikan posko di Karawang, Bekasi, dan nantinya di Purwakarta. Dalam waktu dekat ini saya juga akan mengadakan agenda pengobatan mata sekaligus konsultasi kesehatan gratis di 3 kabupaten Karawang, Bekasi dan Purwakarta,” pungkasnya mengakhiri. {golkarpedia}