Cacar Monyet Menyebar di ASEAN, Netty Prasetiyani Minta Pemerintah Responsif

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Netty Prastiyani Aher menyebut meningkatnya kasus cacar monyet (monkeypox) terutama di kawasan ASEAN, tentu harus diwaspadai oleh pemerintah Indonesia.

“Langkah cepat dan responsif harus segera diambil untuk menghindari risiko yang lebih buruk,” ucap Netty dalam keterangan yang diterima inilah.com di Jakarta, dikutip Rabu (28/8/2024).

Di Indonesia terdapat 88 kasus kumulatif sejak ditemukan pada tahun 2022. Sementara itu sepanjang tahun 2024, sudah terdapat 14 kasus cacar monyet di Indonesia.

Karena itu, Netty mendorong agar pemerintah dapat mengikuti protokol WHO dalam menangani cacar monyet.

“Misalnya, kita terapkan skrining monkeypox di pintu-pintu masuk dari negara-negara terdampak, khususnya tetangga kita seperti Thailand dan Filipina yang sudah mengonfirmasi kasus baru,” tuturnya.

Selain itu, dirinya juga meminta pemerintah agar kampanye maupun promosi penanganan monkeypox ini, dilakukan secara masif di fasilitas-fasilitas publik.

“Langkah ini perlu diambil agar masyarakat kita punya pengetahuan terkait monkeypox, baik gejala, cara penanganan, maupun pesebarannya di dunia, ASEAN, dan Indonesia sendiri,” ungkap Netty.

“Bukan kita ingin menakut-nakuti masyarakat, tapi mencegah lebih baik dari pada mengobati. Terlebih varian clade 1B yang berkembang di Afrika lebih berbahaya dari clade II,” paparnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa kasus cacar monyet (Monkeypox atau Mpox) di Indonesia saat ini berada dalam kategori terkendali dan memiliki tingkat fatalitas yang sangat rendah.

Menkes Budi menjelaskan bahwa varian cacar monyet yang tersebar di Indonesia adalah clade IIB, yang meskipun menular, dapat diobati dengan baik.

“Di Indonesia, varian clade IIB yang banyak ditemukan bisa diobati, dan tingkat fatalitasnya sangat rendah. Semua pasien yang terjangkit cacar monyet di Indonesia berhasil sembuh, jadi masyarakat tidak perlu terlalu khawatir, terutama karena kita sudah memiliki vaksin untuk cacar,” ujar Menkes Budi saat ditemui setelah peluncuran laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas) di Jakarta, Senin (14/8/2024).

“Sampai akhir-akhir ini, belum ada kasus baru yang terkonfirmasi. Baru-baru ini ada satu kasus yang sedang diperiksa, tetapi belum dipastikan apakah itu benar-benar Mpox, karena sebelumnya dari empat dugaan kasus, tiga di antaranya ternyata negatif,” kata Menkes Budi.

(Sumber)