PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mencatat sampai 30 September perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 636,3 miliar. Angka itu naik 416% dari sebelumnya terjadi defisit Rp 19,5 triliun.
Dari sisi liabilitas tercatat sebesar 38% di kuartal III 2024 menjadi sebesar Rp 2,75 triliun dibanding periode sama di tahun 2023 yang sebesar Rp 4,44 triliun.
Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk., Anindya Novyan Bakrie mengatakan perusahan juga mengalami kenaikan ekuitas sebesar 62,7% di kuartal III 2024 menjadi sebesar Rp 4,32 triliun dibanding periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,66 triliun.
“Alhamdulillah, kami bersyukur karena dengan demikian Perseroan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang lebih ringan, dan arus kas yang lebih kuat,” terang usai menerbitkan laporan keuangan kuartal III 2024, di Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Selain itu, Perseroan juga menorehkan peningkatan net income secara signifikan pada kuartal III 2024 sebesar 416,8% dengan angka sebesar Rp 636,27 miliar dibanding periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 123,12 miliar.
Meskipun terjadi penurunan pendapatan sebesar 11,6% dibanding periode sama di tahun sebelumnya, gross profit Perseroan tetap meningkatkan sebesar 6,8% dan operating profit meningkat sebesar 1%.
“Adanya kenaikan EBITDA dibanding periode yang lalu menunjukkan kinerja positif Perseroan, dan juga kenaikan net income secara signifikan sebagai dampak dari adanya pelepasan salah satu asset Perseroan yang digunakan untuk penyelesaian utang,” terang Anin.
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan menambahkan, saat ini postur neraca Perseroan jauh lebih ramping dan sehat.
Setelah sekian tahun proses. restrukturisasi berlangsung, disusul dengan aksi korporasi kuasi reorganisasi yang telah efektif pada 22 Agustus 2024 lalu, dalam waktu dekat Perseroan juga akan menyelesaikan tahapan akhir aksi korporasi berupa private placement.
“Tentunya, untuk menjalankan private placement tersebut Perseroan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa untuk meminta persetujuan para pemegang saham. Saat ini, private placement konversi utang ini adalah yang terakhir dalam agenda Perseroan,
(Sumber)