Pantai Penyusuk dan Pulau Putri menyuguhkan keindahan wisata bahari yang sayang untuk dilewatkan saat berkunjung ke Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Pengunjung tidak hanya menikmati keindahan pantai, tapi juga bisa melihat keindahan terumbu karang.
Pengunjung bisa menyewa kapal motor wisata dari Pantai Penyusuk menuju Pulau Putri dengan waktu tempuh 15 menit. Jasa layanan antar jemput menuju pulau dipatok Rp 300.000 dengan penumpang 10 orang.
Sewa kapal wisata menjadi ladang rezeki bagi warga setempat. Rata-rata dalam sehari warga bisa melayani satu kali penyeberangan pulang pergi.
Pada hari-hari libur atau akhir pekan, orderan menuju pulau bisa meningkat dua sampai tiga kali perjalanan dalam sehari.
“Penyeberangan dengan memerhatikan kondisi ombak, biasanya bulan tiga sampai enam lautnya tenang,” ujar Boy (40), penyedia jasa penyeberangan, Kamis (3/10/2024).
Bisa menyelam dan snorkeling
Selain menyelam atau scuba diving, pengunjung juga bisa melihat terumbu dari permukaan laut (snorkeling).
Peralatan snorkeling disediakan langsung oleh penyedia jasa penyeberangan. Lokasi Pantai Penyusuk dan Pulau Putri memang berdekatan. Posisinya saling berhadapan.
Pantai ini dengan ciri khasnya bertabur bebatuan granit yang berkilauan saat matahari pagi (sunrise) menyembul dari balik ombak.
Selain menikmati pemandangan dan menyelam sepuasnya, pengunjung juga bisa memancing atau menembak ikan menggunakan panah.
Berbagai jenis ikan yang bisa ditemukan di sana yakni ikan sengkarat, talang-talang, giant travely, barakuda, hiu, pari, ikan ekor kuning dan kakap merah. Pada waktu tertentu, pengunjung juga bisa melihat rombongan lumba-lumba yang melintas.

Ketua Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Remodong Indah, Akli mengatakan, Pantai Penyusuk dan Pulau Putri menjadi aset daerah dalam pengembangan ekonomi pariwisata.
Aktivitas penambangan sama sekali tidak berbenturan dengan ekowisata karena sudah ada batasan wilayahnya.
Namun Akli menyayangkan, masih ada satu dua ponton yang melakukan penambangan ilegal sehingga dikhawatirkan dampaknya menjadi tidak terkendali.
“Kalau yang ilegal ini kan tidak jelas batasannya seperti apa. Kami cuma mengimbau agar menjauh dari lokasi wisata,” ujar Akli.
Salah satunya dengan melarang pengunjung memanah ikan secara berulang-ulang.
“Hutan terumbu ini menjadi spot yang bagus, kita atur tangkapan ikannya supaya tidak punah. Selain itu ada telur penyu yang diburu masyarakat, kami juga larang. Saat musim bertelur, penyu sampai naik ke warung yang dekat pantai,” beber Akli.
Menurut Akli, masyarakat telah merasakan manfaat ekonomi dari pelestarian lingkungan di Pantai Penyusuk dan Pulau Putri.
Selain dari sewa kapal, masyarakat juga membuka warung dengan sajian khas daerah ikan lempah kuning.
Dia berharap PT Timah Tbk terus memperkuat usaha keterampilan masyarakat agar ekowisata Pantai Penyusuk-Pulau Putri semakin hidup.
Saat ini destinasi yang berjarak 90 menit perjalanan dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang itu juga