News  

Ben Gvir dan Bezalel Smotrich Tokoh Zionis Penolak Gencatan Senjata Israel-Hamas

Bezalel Smotrich dan Ben Gvir (IST)

Dua tokoh zionis menjadi biang kerok penolak gencatan senjata Hamas-Israel. Keduanya selalu menggemakan protes bernada ekstremisme berupa lanjutkan Israel kuasai Gaza, karena kalau tidak dilanjutkan, Hamas akan terus memegang kendali di sana.

Dia adalah Itamar Ben Gvir. Menteri Keamanan Nasional Israel ini mengumumkan pada Kamis malam bahwa partai ultra-nasionalis Kekuatan Yahudi akan mengundurkan diri dari koalisi Netanyahu jika pemerintah menyetujui perjanjian gencatan senjata.

Tindakan ini mengancam akan mengganggu stabilitas pemerintah pada saat yang kritis, meskipun hal ini tidak dengan sendirinya menghalangi kemajuan perjanjian Gaza, karena mayoritas anggota pemerintah mendukung perjanjian gencatan senjata. Juga diharapkan bahwa perjanjian tersebut akan disetujui bahkan tanpa adanya pemungutan suara. Dari seluruh partai sayap kanan dalam koalisi Zionisme. Koalisi ini yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga menentang keras perjanjian tersebut.

Partai Ben Gvir memegang enam kursi dari 120 kursi parlemen, dan jika partai tersebut mengundurkan diri seperti yang dijanjikan, maka mayoritas parlemen pemerintah akan berkurang menjadi mayoritas tipis dari 68 kursi menjadi 62 kursi. Ben Gvir mengatakan partainya akan menawarkan untuk bergabung kembali dengan pemerintah jika perang melawan Hamas berlanjut.

Surat kabar Israel Maariv melaporkan kalangan tertentu dalam Partai Likud, termasuk mereka yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, saat ini tengah merumuskan “rencana pembalasan” terhadap Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Surat kabar itu menambahkan, “Kemitraan dengan Ben-Gvir dikatakan telah mendekati akhir. Namun, pada tahap ini, ini masih merupakan rencana darurat.”

Kepala Mossad David Barnea dan negosiator Israel masih berada di Doha, berupaya menyelesaikan perjanjian gencatan senjata, meskipun ada laporan publik dari Qatar dan Amerika Serikat (AS) bahwa kesepakatan telah dicapai, The Times of Israel melaporkan.

Kabinet Israel belum memberikan suara atas perjanjian tersebut, sementara kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim tanpa bukti bahwa Hamas melakukan “upaya pemerasan pada menit-menit terakhir” dengan diduga mengingkari persyaratan tertentu.

Meskipun Israel menuduhnya, Hamas telah menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh para mediator kemarin, mendesak Israel menegakkan bagiannya dari perjanjian tersebut. Axios telah melaporkan utusan Timur Tengah Donald Trump memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Trump serius tentang perjanjian Gaza dan mendesaknya untuk tidak menggagalkannya. (Sumber)