News  

Mahasiswa IMM Tewas Kena Peluru Tajam, Najih: Usut Tuntas!

Meninggalnya Immawan Randi,21, mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, saat mengikuti aksi unjuk rasa menolak RUU kontroversial di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, menuai protes keras dari Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM).

Ketua DPP IMM Najih Prasetyo mengatakan, kejadian ini membuat publik gerah. “Betapa tidak, Randi harus merenggut nyawa di tangan oknum pelaku penembakan peluru tajam yang tepat bersarang di dadanya,” tutur Najih, Jumat, (27/9/2019).

Najih mengatakan, peristiwa ini membuka tabir rahasia umum yang terjadi dalam setiap kali pengamanan aksi yang dilakukan oleh Kepolisian, seringkali tidak sesuai dengan standar prosedur pengamanan. Selain itu, menurutnya, tindakan represif dan kekerasan terhadap mahasiswa peserta aksi kerap kali terjadi di Indonesia.

Baca Juga:
Eks Aktivis 98 Ini Sesalkan Mahasiswa Tolak Undangan Jokowi
Demo Mahasiswa Dinilai Tak Akan Ganggu Pelantikan Jokowi

Atas peristiwa ini, kata Najih, IMM se-Indonesia menyatakan belasungkawa yang dalam atas meninggalnya Randi yang harus menghembuskan napas terakhirnya ketika berjuang mengawal aspirasi rakyat.

“DPP IMM menegaskan kejadian meninggalnya Randi karena tertembak peluru tajam saat sedang melakukan aksi unjuk rasa merupakan preseden buruk yang tidak boleh terulang kembali. Hal ini cukup menjadi peristiwa yang terakhir, tidak boleh lagi ada nyawa yang hilang karena melakukan aksi perjuangan rakyat,” katanya.

Selain itu, DPP IMM mengecam berbagai tindakan represif pihak keamanan kepada mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa. Pihak keamanan seharusnya mengedepankan cara-cara persuasif serta lebih manusiawi dalam upaya untuk menjaga kondusivitas selama berlangsungnya aksi.

“Tindakan represif dari pihak keamanan hanya akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Kejadian tertembaknya Randi adalah satu dari sekian banyak tindakan represif yang kerap kali diterima oleh mahasiswa ketika sedang melakukan aksi unjuk rasa,” urainya.

Karena itu, IMM tidak akan bungkam karena tembakan peluru ini. IMM akan tetap dan selalu mengawal kepentingan rakyat Indonesia, tanpa rasa takut terhadap intervensi apapun dan dari siapapun.

“Ini sekaligus menegaskan gerakan IMM adalah gerakan yang murni berasal dari hati dan nurani mahasiswa tanpa ada tendensi maupun ditunggangi oleh kelompok tertentu,” paparnya.

DPP IMM juga mengajak seluruh kader beserta mahasiswa se-Indonesia untuk bersatu padu, secara bersama-sama untuk merapatkan barisan dalam menyuarakan aspirasi perjuangan rakyat.

“IMM dan mahasiswa adalah agen perubahan dan kontrol terhadap berbagai kebijakan maupun peraturan serta kondisi-kondisi yang berseberangan dengan kepentingan rakyat. IMM memastikan diri akan selalu berada di garis terdepan dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat yang tertindas,” katanya.

Dikatakan Najih, DPP IMM mendesak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mencopot Kapolda Sulawesi Tenggara. IMM menilai Kapolda Sultra adalah pihak yang paling bertanggung jawab karena telah lalai dalam melakukan pengawalan keamanan aksi unjuk rasa yang berujung jatuhnya korban jiwa yang tertembak dengan peluru tajam.

“Bukti meninggalnya Randi karena tertembak peluru tajam adalah bukti bahwa Kapolda gagal dalam melakukan kontrol internal dalam hal penerapan standar pengamanan aksi unjuk rasa,” urainya.

Pihaknya juga mendesak kepada pihak Kepolisian untuk segera melakukan investigasi terhadap meninggalnya Randi sampai dengan menemukan pelaku penembakan. “Pelaku penembakan harus mempertanggungjawabkan tindakannya telah menghilangkan nyawa manusia. Pelaku harus ditindak dan diadili dengan seberat-beratnya,” pungkasnya. [sindonews]