Wisata  

Bukan Hanya Pencak Silat, Ini 6 Olahraga Seni Bela Diri Asli Indonesia Lainnya

Ternyata, Indonesia punya olahraga bela diri selain pencak silat yang diwariskan turun temurun di berbagai daerah.

Banyak olahraga yang berkembang dari Inggris seperti sepak bola, bulu tangkis, hingga tenis. Indonesia dengan beragam budayanya pun juga punya olahraga khas.

Salah satu olahraga asli Indonesia yaitu pencak silat yang tak kalah menarik dari bela diri lain seperti taekwondo, karate, wushu, atau gulat.

Anda perlu tahu bahwa pencak silat diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada Desember 2019.

Pencak silat juga dipertandingkan di Asian Games 2018 dan punya kejuaraan dunia sendiri yang sudah berlangsung sejak 1982.

Macam-macam Olahraga Bela Diri Khas Indonesia

Indonesia memiliki berbagai macam olahraga bela diri yang sebenarnya juga berakar dari pencak silat seperti silek Minangkabau dan tarung derajat.

1. Pencak Silat 

Atlet pencak silat Indonesia, Puspa Arumsari.
Atlet pencak silat Indonesia, Puspa Arumsari, ketika bertanding. (Foto: Instagram / @arumdara)

Pencak silat diperkirakan sudah ada sejak abad ke-7 Masehi dan mulai menyebar ke Nusantara pada abad ke-14 karena dijadikan latihan di berbagai pesantren.

Seiring waktu, muncul berbagai aliran pencak silat di berbagai daerah di Indonesia. Contohnya seperti Merpati Putih, aliran silat Cimande, hingga silat Betawi.

Olahraga ini semakin berkembang ke luar Indonesia sampai terbentuknya Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT) pada Maret 1980.

PERSILAT yang  didirikan Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

2. Silek Minangkabau

Silek Minangkabau.
Silek Minangkabau merupakan bela diri khas Minangkabau, Sumatera Barat. (Foto: Kemenparekraf)

Silek Minangkabau merupakan bela diri khas Minangkabau, Sumatera Barat, yang diwariskan turun temurun ke setiap generasi.

Bela diri ini awalnya merupakan kebiasaan masyarakat Minangkabau yang merantau sejak ratusan tahun lalu.

Sebagai bekal di perantauan, masyarakat Minangkabau harus bisa menjaga diri hal-hal buruk seperti diserang atau dirampok orang.

Selain untuk menjaga diri, silek Minangkabau juga digunakan untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.

Silek Minangkabau pun bisa dijadikan sebagai sarana hiburan yang dipadukan dengan Randai, pertunjukan tradisional yang berisikan nasihat dan petuah.

3. Tarung Derajat

Seni bela diri Tarung Derajat.
Pertandingan Tarung Derajat yang merupakan olahraga seni bela diri dari Bandung. (Foto: Instagram / @kawahdradjat)

Tarung derajat berasal dari Bandung dan diciptakan Achmad Dradjat yang panggil Aa Boxer pada 18 Juli 1972.

Olahraga ini resmi menjadi anggota KONI pada 1997 dan memiliki federasi bernama PB KODRAT (Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat).

Tarung Derajat digunakan sebagai latihan bela diri dasar oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan rutin dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON).

4. Kuntau/Kuntao

Kuntau adalah bela diri tradisional Suku Banjar.
Kuntau yang merupakan seni bela diri tradisional Suku Banjar, Kalimantan Selatan. (Foto: Pemerintah Kabupaten Tanah Laut)

Kuntau merupakan bela diri tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan yang diyakini hasil akulturasi budaya lokal dan China.

Bela diri ini banyak dimiliki para pendekar pada masa kerajaan hingga penjajahan Belanda.

Kuntau memiliki beragam jurus mulai dari tangan kosong sampai menggunakan senjata tajam.

Pada era modern, kuntau lebih sering menjadi pertunjukan saat perkawinan, hajatan, maupun acara-acara daerah.

5. Mepantigan

mepatigan dok mepatigan dot bali_11zon.jpg

Mepantigan merupakan seni bela diri Bali yang memiliki makna saling membanting. Mepantigan melibatkan teknik fisik seperti bela diri lainnya.

Namun, mepantigan juga dipadukan dengan drama Bali, tari kontemporer, dan musik gamelan.

Para praktisi mepantigan menggunakan pakaian tradisional Bali saat bertarung di pantai, lumpur sawah, atau ruang terbuka lainnya.

6. Debus 

Debus.
Debus yang melakukan atraksi ekstrem merupakan salah satu seni bela diri khas Indonesia. (Foto: Kemenparekraf)

Debus adalah seni bela diri tradisional khas Banten yang memadukan kekuatan batin, musik, dan tarian.

Seni bela diri ini disebut-sebut mulai berkembang pada abad ke-16 pada masa pemerintahan sultan pertama Banten yaitu Sultan Maulana Hasanudin (1532-1570).

Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa pada abad ke-17, debut digunakan untuk mengobarkan semangat perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Namun, debus tak seperti bela diri pada umumnya. Debus menampilkan atraksi ekstrem seperti menusukkan sesuatu yang tajam ke lidah, pipi, atau bagian tubuh lainnya.