5 Fakta Tentang La Nyalla Mattalitti Sebelum Jadi Ketua DPD RI

La Nyala Matalitti

La Nyalla Mahmud Mattalitti telah resmi ditetapkan sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk periode 2019-2024. Pada saat proses pemilihan, La Nyalla mengalahkan tiga calon lainnya dengan memperoleh 47 suara.

Sementara 40 suara untuk anggota DPD dari daerah pemilihan (Dapil) Maluku Nono Sampono, 28 suara untuk anggota DPD dari Dapil Kalimantan Timur Mahyudin, 18 suara untuk anggota DPD dari Dapil Bengkulu Sultan Bachtiar, dan satu suara abstain.

Mendengar nama La Nyalla tentu tidak asing di telinga public sebab namanya sudah beredar di level nasional dalam berbagai bidang mulai olahraga hingga politik. Berikut lima fakta mengenai La Nyalla sebelum jadi Ketua DPD yang telah dirangkum oleh redaksi.

1.    La Nyalla Pernah Jadi Sopir Angkot

Meski dilahirkan dari keluarga yang secara ekonomi mencukupi namun La Nyalla pernah bekerja sebagai sopir angkot. Pekerjaan ini dia lakoni sembari menjadi santri di kompleks makam Sunan Giri Gresik. Uniknya, saat nyantri ini, La Nyalla mampu menghimpun preman di sekitar pondok untuk ikut bertaubat.

2.    Pernah Rugi 180 Juta Saat Membuat Kegiatan

La Nyalla mulai berkecimpung sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1989. Saat itu dia membuat pameran kreatifitas anak muda, tapi acara ini gagal total dan dia harus menderita kerugian mencapai Rp 180 juta kepada Maspion sebagai sponsor. Dia mencicil sebesar Rp 250.000 per bulan.

Meski pernah merugi hingga ratusan juta, Namun La Nyalla tak kapok. Dia kembali mendapatkan dana dari Maspion sebesar Rp 5 juta untuk kembali mengadakan pameran dan usahanya kali ini berbuah sukses. Pameran ini yang kemudian jadi cikal bakal Surabaya Expo. Sejak saat itu, La Nyalla dikenal sebagai seorang pengusaha

3.    Mulai Terjun di Olahraga Terutama Sepakbola

La Nyalla mulai menggeluti bidang olahraga pada tahun 2010. Dia terpilih sebagai Wakil Ketua KONI Jawa Timur, dan satu tahun setelahnya dia terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI Jawa Timur.

Pada tahun 2012, La Nyalla mulai masuk gelanggang sepakbola nasional dengan menjabat sebagai Ketua Umum PSSI versi KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia). Kemudian setelah ada proses penyatuan antara PSSI dan KPSI, La Nyalla mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Umum PSSI 2013-2015. Kemudian pada tahun 2015, La Nyalla terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.

Namun sejak mengemban sebagai ketua umum, dia banyak berkonflik dengan pemerintah terutama Menpora Imam Nahrawi. Hasilnya, FIFA kemudian membekukan PSSI dari semua ajang internasional.

4.    Sempat Tersangkut Kasus Korupsi

Saat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, La Nyalla disangkakan terjerat kasus korupsi dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2011-2014, saat ia menjadi Ketua Kamar Dagang Industri (KADIN) Jatim. Namun majelis hakim akhirnya memvonis bebas La Nyalla pada 27 Desember 2016.

5.     Ucapkan Isu Mahar Pilgub Jatim

Pada tahun 2018 lalu, Pemilihan Gubernur Jawa Timur sempat ramai dengan isu mahar yang isu mahar politik sebesar Rp 40 miliar yang harus disiapkan La Nyalla jika ingin merekomendasikan Partai Gerindra menjadi calon Gubernur. Meski akhirnya dibantah oleh Gerindra, namun isu ini yang kemudian melandasi La Nyalla mengalihkan dukungannya kepada Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019 lalu. {timesjatim.com}