News  

Meski Sritex Bangkrut, Iwan Lukminto Tetap Tajir Melintir Punya Sederet Aset Bisnis Yang Masih Cuan

Setelah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) resmi tutup permanen sejak 1 Maret 2025 akibat pailit, perhatian publik tertuju pada aset bisnis Iwan Kurniawan Lukminto, komisaris perusahaan tersebut.

Meskipun Sritex mengalami kebangkrutan karena utang menggunung hingga Rp25 triliun ke berbagai bank dalam dan luar negeri, Iwan Lukminto masih memiliki kekayaan yang luar biasa.

Sejak 2021, Sritex mengalami kerugian berturut-turut selama empat tahun, yang akhirnya menyebabkan perusahaan tekstil raksasa ini dinyatakan bangkrut.

Namun, terlepas dari nasib perusahaan, keluarga Lukminto tetap dikenal sebagai salah satu keluarga konglomerat terkemuka, baik di Jawa Tengah maupun di tingkat nasional.

Iwan Lukminto diketahui masih memiliki berbagai aset dan bisnis yang tersebar di berbagai daerah.

Lantas, apa saja aset dan bisnis yang dimliki oleh Iwan Lukminto dan keluarganya?

1.Tekstil

Keluarga Lukminto memulai usaha tekstil melalui PT Sri Rejeki Isman (Sritex), yang didirikan pada 1966. Usaha ini berkembang pesat dan kini menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara.

Sritex memproduksi kain untuk berbagai pasar internasional, termasuk seragam untuk NATO dan tentara Jerman.

Sritex juga memproduksi pakaian untuk merek-merek ternama seperti Uniqlo, Zara, JCPenney, New Yorker, Sears, dan Walmart. Sejak 2007, Sritex dipimpin oleh putra sulung Lukminto, Iwan Setiawan Lukminto.

2. Gedung Olahraga

Keluarga Lukminto juga memiliki Gedung Olahraga (GOR) Sritex di Solo.

GOR ini menjadi lokasi utama untuk pertandingan bola voli, basket, dan acara olahraga lainnya.

GOR Sritex juga digunakan untuk acara yang melibatkan massa dan menjadi venue dalam berbagai event, seperti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII yang akan diadakan di Solo pada 2024.

3. Hotel

BISNIS KELUARGA LUKMINTO
BISNIS KELUARGA LUKMINTO,- Deretan pabrik cuan milik keluarga Lukminto, pendiri PT Sritex yang kini bangkrut lantaran terlilit utang Rp25 triliun. Hotel Grand Quality di Yogyakarta (1001 Malam)

Melalui anak perusahaan PT Wisma Utama Binaloka, keluarga Lukminto memiliki sekitar sepuluh hotel di berbagai lokasi, termasuk Solo, Yogyakarta, dan Bali.

Beberapa hotel yang mereka operasikan antara lain Diamond Hotel, Grand Orchid, @Hom, Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, serta Horison dan Solo Mansion.

Pada 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang juga bergerak di sektor ini, terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Museum

Tumurun Private Museum adalah museum pribadi yang dikelola oleh keluarga Lukminto di Surakarta.

Museum ini memamerkan seni instalasi, seni kontemporer, lukisan, dan koleksi mobil antik.

Pendirian museum ini merupakan bentuk penghormatan kepada Lukminto, sang ayah, yang juga seorang kolektor seni.

Awalnya museum ini hanya diperuntukkan bagi keluarga, namun kini telah dibuka untuk umum dengan sistem berbayar.

 

BISNIS KELUARGA LUKMINTO,- Deretan
BISNIS KELUARGA LUKMINTO,- Deretan pabrik cuan milik keluarga Lukminto, pendiri PT Sritex yang kini bangkrut lantaran terlilit utang Rp25 triliun. (DiamondResto)

5. Industri Kertas

Selain bisnis tekstil, keluarga Lukminto juga terlibat dalam industri kertas melalui PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT), yang memproduksi berbagai produk kertas, termasuk karton box, paper tube, dan paper cone.

6. Investasi dan Grosir

Keluarga Lukminto juga terlibat dalam investasi dan perdagangan grosir melalui perusahaan Golden Legacy Pte Ltd dan Golden Mountain Textile, Trading Pte Ltd yang beroperasi di Singapura.

Perusahaan-perusahaan ini berfokus pada investasi dan perdagangan barang grosir, memperluas portofolio bisnis mereka ke sektor internasional.(Sumber)