Waspada! Takjil Warna Mencolok, Rasa Terlalu Manis, Tekstur Kenyal Berisiko Alergi dan Kanker

Berburu takjil saat Ramadan memang menyenangkan, tetapi jangan sampai kalap dan abai terhadap keamanan makanan yang dikonsumsi.

Ahli gizi Mochammad Rizal mengingatkan agar masyarakat lebih jeli dalam memilih takjil, terutama yang memiliki warna mencolok, rasa terlalu manis, tekstur terlalu kenyal atau mengilap, serta aroma yang terlalu tajam.

“Jika warnanya terlalu mencolok dan tidak alami, bisa jadi menggunakan pewarna sintetis yang tidak aman. Konsumsi pewarna ini secara berlebihan berisiko menyebabkan gangguan pencernaan, alergi, hingga meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang,” ujar Rizal dalam siaran langsung di akun Instagram Kemenkes RI, dikutip Selasa (18/3/2025).

Selain itu, takjil dengan rasa manis berlebihan juga perlu diwaspadai. Rizal menyoroti banyaknya pedagang yang menambahkan gula pasir, susu kental manis, sirup, hingga pemanis buatan dalam jumlah berlebih. “Ini bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik, resistensi insulin, dan obesitas,” jelasnya.

Ciri lainnya yang patut diwaspadai adalah tekstur makanan yang terlalu kenyal atau mengkilap, terutama pada agar-agar, jeli di es campur, hingga gorengan.

“Kalau misalkan beli agar-agar atau jeli yang ada di es campur, atau kemudian juga beli gorengan, tapi gorengannya itu terlalu mengkilap, warna coklatnya itu bisa jadi mengandung bahan-bahan yang memang tidak aman gitu kan,” kata Rizal.

“Misalkan, enggak tahu ya sekarang kalau BPOM apakah menemukan hal-hal misalkan boraks atau formalin, yang itu kalau misalkan dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan gindal, kemudian hati, dan sistem saraf,” ujar dia menambahkan.

Terakhir, aroma makanan atau minuman yang terlalu tajam juga menjadi indikasi penggunaan perisa buatan dalam jumlah berlebihan. Hal ini kata Rizal juga patut dihindari.

“Misalnya es rasa durian, melon, atau lainnya yang aromanya terlalu kuat, bisa jadi bukan dari bahan alami melainkan dari perisa sintetis,” imbuhnya.

Lebih jauh, Rizal juga memberikan beberapa kriteria memilih makanan untuk berbuka. Pertama, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat kompleks yang lebih alami.

“Misalkan dari madu, atau mungkin juga dari buah-buahan, dari kurma. Itu yang lebih penting di awal-awal. Kemudian porsinya juga harus tepat,” ujarnya.

Kemudian yang kedua, lantaran menurun tingkat cairan dalam tubuh, alangkah baiknya masyarakat mempertimbangkan makanan atau minuman yang tinggi cairan dan tinggi elektrolit. Sehingga bisa membantu rehidrasi setelah seharian berpuasa.

“Kemudian kriteria yang lain, misalkan punya serat yang cukup. Untuk membantu mengontrol lonjakan gula darah, dan menjaga pencernaan,” katanya.

Beberapa pilihan takjil yang mengandung protein dan lemak sehat antara lain susu dan telur. Namun, untuk berbuka puasa, sebaiknya pilih makanan yang ringan terlebih dahulu. Contoh terbaik adalah kurma dan air putih, sebagaimana yang dianjurkan dalam sunnah.()