Sobat Cahaya Islam, dalam kehidupan sehari-hari, makan dan minum adalah aktivitas rutin. Namun, tahukah kamu bahwa Islam mengajarkan adab khusus saat makan dan minum? Salah satunya adalah makan dengan tangan kanan dan larangan makan dengan tangan kiri.
Perintah Makan Menggunakan Tangan Kanan
Makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan bukanlah sekadar adab, tetapi bagian dari ajaran Islam yang memiliki hikmah besar. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanannya. Dan apabila minum, hendaklah minum dengan tangan kanannya.” (1)
Di sisi lain, Rasulullah juga melarang kita untuk makan maupun minum dengan tangan kiri:
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (1)
Hadits ini menunjukkan bahwa makan dengan tangan kanan adalah sunnah Nabi ﷺ, sedangkan makan dengan tangan kiri adalah perbuatan menyerupai setan. Na’udzubillah! Oleh karena itu, hendaknya kita mengikuti sunnah Nabi dengan menggunakan tangan kanan untuk makan, bukan malah mengikuti setan yang memakai tangan kirinya.
Mengapa Dilarang Makan dengan Tangan Kiri?
Sobat Cahaya Islam, agama kita mengajarkan kita untuk berbeda dengan setan dan segala tindakannya. Tangan kanan adalah simbol kebaikan, kemuliaan, dan keberkahan, sedangkan tangan kiri digunakan untuk urusan bersuci setelah buang hajat dan hal-hal yang kurang baik.
Maka, makan dengan tangan kiri tanpa uzur berarti mengikuti perilaku setan, menyelisihi adab Rasulullah ﷺ, dan menghilangkan keberkahan dari makanan itu sendiri. Lalu, bagaimana jika ada udzur?
Islam adalah agama yang penuh rahmat. Jika seseorang memiliki udzur syar’i seperti tangan kanan sakit, tangan kanan lumpuh, atau tidak bisa bergerak karena sebab tertentu, maka makan dengan tangan kiri tidak berdosa.
Pasalnya, Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya, sebagaimana firman-Nya:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (2)
Namun, selama mampu, kita wajib berusaha menggunakan tangan kanan sebagai bentuk ketaatan kepada Rasulullah ﷺ.
Ancaman bagi yang Menolak Sunnah Ini
Dalam sebuah kisah, Rasulullah ﷺ pernah menegur seseorang yang makan dengan tangan kirinya. Namun orang itu sombong, tidak mau memakai tangan kanannya dan berkata, “Saya tidak bisa.” Maka Nabi ﷺ bersabda:
لَا اسْتَطَعْتَ
“Semoga kamu tidak mampu.” (3)
Akhirnya, orang tersebut benar-benar tidak bisa mengangkat tangannya lagi. Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan adab-adab kecil dalam Islam, karena semuanya menunjukkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sobat Cahaya Islam, makan dengan tangan kanan bukan sekadar soal sopan santun, melainkan bentuk ibadah dan pembeda antara manusia beriman dengan setan. Jangan biarkan hal kecil ini merusak keberkahan hidup kita.
Mari kita biasakan adab makan yang benar, demi mendapatkan cinta Allah dan keberkahan dalam setiap suapan. Semoga Allah selalu membimbing kita untuk mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dengan sepenuh hati!