2 Pantun Manis Nurul Arifin Untuk Bahlil Lahadalia

Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar pada Kamis (08/05) menyelenggarakan sebuah diskusi bertema “Arah Kebijakan Geopolitik dan Geostrategis Indonesia”. Topik ini menurut Ketua Bidang MPO DPP Partai Golkar, Nurul Arifin sengaja diangkat karena merupakan isu yang relevan hari ini.

Hadir sebagai narasumber: Wamenko Polkam Lodewijk F. Paulus dan Profesor Ilmu Politik UIN Jakarta Burhanuddin Muhtadi. Selain Ketum Bahlil Lahadalia, turut hadir Waketum yang juga Menkomdigi Meutya Hafid dan Waketum yang juga Gubernur Lemhanas Ace Hasan Syadzily.

“Hari ini kita akan mendengarkan satu diskusi yang kita pilih, tentang arah kebijakan geopolitik dan geostrategis Indonesia. Yang memang sekarang ini topiknya sedang hot tentang perang dagang di seluruh dunia, tidak hanya antara Amerika dan China,” ujar Nurul Arifin melalui sambutannya dikutip redaksi Golkarpedia.

Sebagai sebuah bidang yang bertugas mengglorifikasi dan mengamplifikasi karya hebat dan kinerja positif kader Partai Golkar, MPO merasa sudah sewajarnya membuat program yang didasarkan pada diskursus yang sedang tren. Sehingga outputnya dapat menjadi sebuah perspektif tersendiri bagi kader Partai Golkar serta stakeholder terkait.

“Kami dari MPO mengadakan acara ini memang sudah menjadi program kami. Sebelumnya juga sudah ada acara yang kita lakukan. MPO ini kami laporkan juga bidang MPO ini ada di seluruh pelosok tanah air. Artinya secara infrastruktur kami jelas, ada di setiap provinsi, kabupaten dan kota,” tambah anggota Komisi I DPR RI ini.

Di akhir sambutannya, Nurul Arifin menyampaikan kata penutup dengan 2 untaian pantun untuk Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia yang terdengar manis di telinga audiens.

“Pergi ke Pasar Membeli Rantang, Pulangnya Mampir ke Rumah Teman, Terima Kasih Ketum Bahlil Sudah Datang, Diskusi Kita Jadi Makin Berkesan,” tutur Nurul mengucapkan sebait pantun.

“Pagi Cerah Burung Bernyanyi, Ngopi Santai di Teras Sendiri, Kehadiran Ketum Bikin Kami Happy, Obrolan Politik Jadi Makin Berarti,” tambahnya dengan sebait pantun lain yang tak kalah merdu rimanya. {golkarpedia}