Tekno  

Pemuda Asal Sampit Masuk Daftar Top Hacker Platform ‘Google Bug Hunters’

Seorang pemuda asal Sampit, Kalimantan Tengah, Rahmadhani Novian Jaya (21), berhasil menorehkan prestasi internasional di bidang keamanan siber setelah masuk dalam daftar top hacker platform “Google Bug Hunters”. Capaian tersebut diraih setelah ia berhasil menemukan celah keamanan (bug) pada sistem milik Google yang berpotensi dimanfaatkan untuk serangan siber.

Rahmadhani menerima penghargaan finansial dari Google melalui program bug bounty, dengan total hadiah Rp170 juta atas dua temuan yang berbeda. Selain itu, ia juga resmi tercatat dalam Google Hall of Fame, sebagai salah satu dari sepuluh ethical hacker asal Indonesia dengan kontribusi terbesar di platform tersebut.

“Awalnya saya hanya coba-coba karena hobi ngoprek sistem. Tapi ternyata dunia bug bounty sangat menarik karena bisa membantu memperkuat keamanan sistem sekaligus memberi penghasilan secara legal,” ujar Rahmadhani, yang saat ini bekerja sebagai IT Security di perusahaan teknologi eDOT, anak usaha Nabati Group, serta di Hasnur Centre.

Belajar Otodidak dari Kota Kecil

Rahmadhani memulai perjalanannya secara otodidak dari sebuah kamar kecil di rumahnya di Sampit. Tanpa mentor atau pendidikan formal di bidang siber, ia mempelajari berbagai konsep keamanan melalui forum daring, video tutorial, dan dokumentasi teknis berbahasa asing.

Dari keterbatasan tersebut, ia mengenal dunia bug bounty, yaitu program yang memungkinkan individu dari berbagai latar belakang untuk menguji sistem perusahaan besar secara legal. Melalui pendekatan ini, ia mulai aktif mencari dan melaporkan kerentanan dalam sistem digital.

Temuan Bug Kritis di Google

Pada awal 2025, Rahmadhani berhasil mengidentifikasi sebuah celah pada kebijakan keamanan konten (Content Security Policy/CSP) milik Google, yang jika disalahgunakan dapat memungkinkan penyusupan skrip berbahaya. Laporan tersebut sempat ditolak, namun setelah dilakukan revisi teknis dan penyusunan ulang bukti eksploitasi, temuan akhirnya divalidasi oleh tim keamanan Google.

Sebagai bentuk apresiasi, Google memberikan penghargaan sebesar USD 7.500 atau setara lebih dari Rp120 juta. Selang beberapa bulan kemudian, Rahmadhani kembali melaporkan kerentanan lain dan memperoleh tambahan hadiah sebesar USD 3.133,70 atau sekitar Rp50 juta.

Gathering Naraicoder bersama TokoCrypto hadirkan edukasi dan inovasi (Dok.Pribadi)

Membangun Etika dan Ketahanan Siber

Aktivitas bug bounty yang ia jalani turut membentuk etika profesional dan ketelitian teknis yang tinggi dua hal yang kini menjadi kompetensi utama dalam tugasnya sebagai analis keamanan digital di sektor industri. Ia kini fokus pada pengujian kerentanan (vulnerability testing), penguatan sistem internal, serta pengembangan sistem monitoring ancaman siber.

Rahmadhani berharap pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya yang berasal dari daerah.

“Saya ingin anak-anak dari kota kecil tahu bahwa kita bisa bersaing di level global. Yang penting bukan asal kota atau latar belakang pendidikan, tapi kemauan untuk terus belajar dan tidak mudah menyerah,” tegasnya.

Menjawab Tantangan Keamanan Digital

Para ahli keamanan siber menilai bahwa peran peretas etis (ethical hacker) seperti Rahmadhani sangat penting untuk menjaga keamanan digital negara.

Di tengah meningkatnya kasus kebocoran data dan serangan siber, kerja sama antara perusahaan swasta seperti penyedia layanan internet, perusahaan teknologi, dan lembaga keuangan digital dengan komunitas peretas etis yang berfokus pada pengujian dan perbaikan sistem keamanan, dianggap sebagai langkah strategis untuk membangun sistem digital yang lebih kuat dan aman.

(Sumber)