Tak Akomodir Loyalis Bamsoet, Viktus Murin: Rezim Airlangga Lakukan Dusta Politik

Kelompok tim sembilan yang merupakan mantan timses Bambang Soesatyo, geram dengan hasil susunan formatur pengurus DPP Golkar 2019-2024. Struktur pengurus baru Golkar itu dianggap tidak mengakomodasi pendukung Bamsoet.

“Komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar periode 2019-2024 sebagaimana yang telah diumumkan kepada publik, ‘tidak mencerminkan sama sekali komitmen kebersamaan dan suasana rekonsiliasi’ yang telah dibuat oleh Airlangga Hartarto,” ujar Jubir Tim Sembilan, Viktus Murin, (17/1).

Viktus yang dulu loyalis Bamsoet, mengungkit pertemuan Airlangga, Bamsoet, Luhut, sampai Aburizal Bakrie jelang pembukaan Munas X Golkar, Desember silam. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan Bamsoet mundur dari persaingan calon ketua umum dengan Airlangga.

Viktus menyebut, ada komitmen rekonsiliasi untuk mengakomodir pendukung Bamsoet dalam kepengurusan.

“Inkonsistensi politik AH ini dengan demikian kami pandang telah mencemarkan kewibawaan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakriez dan citra Menko Luhut Binsar Panjaitan,” kata Viktus.

Tim sembilan mencatat hanya empat orang loyalis Bamsoet yang masuk pengurus. Mereka adalah Nusron Wahid, Misbakhun, Junaidi Elvis, dan Robet J Kardinal. Viktus menuding Airlangga telah melakukan dusta politik.

“Sungguh sangat disesalkan sebab Airlangga Hartarto dan rezim politiknya telah melakukan dusta politik dan atau kemunafikan politik, dengan hanya memasukkan empat orang dari hampir 100 orang tim inti pendukung Bamsoet dalam kompetisi pemilihan ketua umum pada Munas X,” kata Viktus.

Koordinator tim sembilan, Cyrillus Kerong menyebut, tidak ada masalah dengan susunan yang gemuk. Dia mengatakan, Bamsoet pernah bilang bahwa jika 1.000 orang dalam pengurus DPP tidak masalah demi kerja politik memenangkan Golkar di Pemilu.

“Pak Bambang mengatakan 1.000 juga gapapa ini kerja-kerja politik,” tegasnya. {merdeka}