5 Fakta Kiprah Taufik Hidayat di Panggung Bulu Tangkis Dunia

Taufik Hidayat menjadi salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan karena keterkaitannya dengan kasus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Di balik kasus tersebut, Taufik Hidayat merupakan tunggal putra terakhir Indonesia yang menyumbang keping medali emas bagi Merah Putih pada Olimpiade Athena 2004.

Taufik Hidayat juga telah menorehkan sederet gelar yang mengharumkan nama Indonesia dan diperhitungkan oleh para pebulu tangkis elite dunia. Berikut 5 fakta prestasi Taufik Hidayat di panggung bulu tangkis dunia.

1. Julukan backhand smash

Taufik Hidayat memiliki ciri khas yang tidak dimiliki pebulu tangkis tunggal putra lain yakni teknik backhand smash saat menyerang rivalnya di lapangan.

Melalui teknik backhand, seorang pebulu tangkis akan sulit untuk  melakukan pukulan kencang.

Taufik Hidayat hingga kini masih tercatat sebagai pemegang rekor backhand smash tercepat dalam pertandingan bulu tangkis. Pria asal Bandung tersebut menorahkan pukulan mencapai 206 km/jam.

2. Pebulu tangkis termuda yang raih peringkat pertama dunia

Sejak memulai karier bulu tangkis pada 1998, Taufik tidak butuh waktu lama untuk memetik gelar.

Taufik menjuarai Brunei Open 1998 saat masih berusia 17 tahun. Dia selanjutnya mencapai semifinal pada Kejuaraan Asia dan Indonesia Open pada tahun yang sama.

Setahun berikutnya, pria kelahiran 10 Agustus 1981 ini meraih gelar Indonesia Open 1999, mencapai final Singapore Open, dan final All England.

Deretan gelar ini mengantar Taufik menembus peringkat pertama dunia di usia yang masih belia. Saat itu, dia belum mencapai usia lebih dari 18 tahun.

Selain itu, dia mencetak rekor sebagai pebulu tangkis termuda yang bisa meraih peringkat pertama dunia. Rekornya tersebut belum terpecahkan hingga saat ini.

Usia itu juga yang mengantarkan Taufik Hidayat memegang rekor sebagai pemain termuda yang bisa menembus peringkat satu dunia, hingga kini.

3. Rebut 6 gelar Indonesia Open

Pria asal Bandung, Jawa Barat ini tercatat sebagai pemegang gelar terbanyak Indonesia Open sebanyak enam titel.

Gelar pertama Indonesia Open 1999 dia raih saat berusia 17 tahun, lalu dia pertahankan pada 2000. Gagal menjadi juara pada 2001, Taufik kembali naik podium kampiun pada Indonesia Open 2002.

Taufik selanjutnya menjadi juara Indonesia Open pada dua penyelenggaraan berikutnya. Titel keenam Indonesia Open bagi Taufik Hidayat didapat pada 2006.

Dia sebenarnya ingin menambah gelar Indonesia Open yang ketujuh sebelum pensiun pada 2012 saat berusia 32 tahun. Namun, perjalanannya langsung terhenti pada babak pertama.

4. Belum raih gelar All England

Taufik sudah meraih banyak gelar dalam kariernya diantaranya Olimpiade Athena 2004, Juara Dunia 2005 hingga membantu Indonesia merebut Piala Thomas pada 2000 dan 2002.

Dia juga meraih medali emas pada SEA Games dan Asian Games. Namun, dia belum pernah mencicipi gelar pada Piala Sudirman dan All England.

Pencapaian terbaik yang diraih Taufik pada Piala Sudirman adalah enam kali menembus semifinal dan tiga kali mencapai partai final setelah kalah dari China.

Taufik pernah merasakan final All England pada 1999 ketika berusia 18 tahun. Namun, dia kalah dari Peter Gade (Denmark), 15-11, 7-15, 10-15.

5.  Raih 27 gelar

Selama 17 tahun berkarier sebagai pebulu tangkis, Taufik tercatat telah menjalani 413 pertandingan. Dia juga telah mengoleksi 27 gelar juara sepanjang kariernya. {bolasport}