News  

Jangan Takut Korupsi Karena Penjara, Jokowi: Tapi Karena Allah SWT dan Neraka

Presiden Joko Widodo ingin budaya antikorupsi terus digalakkan. Masyarakat harus diberi pengertian tentang apa yang disebut dengan korupsi atau gratifikasi. Dengan adanya pemahaman tersebut maka praktik rasuah dapat dicegah.

Hal tersebut dikatakan Jokowi dalam acara “Aksi Nasional Pencegahan Korupsi” secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/8/2020).

“Gerakan budaya antikorupsi harus terus kita galakkan. Masyarakat harus tahu apa itu korupsi. Kita semua harus tahu apa itu gratifikasi. Masyarakat harus menjadi bagian untuk mencegah korupsi, antikorupsi, kepantasan dan kepatutan yang harus menjadi budaya,” ujarnya.

Jokowi ingin rasa takut atas tindak pidana korupsi tidak hanya didasarkan pada hukuman dunia semata, tetapi juga ganjaran hukum Tuhan.

“Takut melakukan korupsi bukan hanya terbangun atas ketakutan terhadap denda dan terhadap penjara, takut melakukan korupsi juga bisa didasarkan pada ketakutan kepada sanksi sosial, takut dan malu pada keluarga, kepada tetangga dan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, kepada neraka,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Jokowi mengingatkan seluruh komponen bangsa adalah bagian penting dari gerakan antikorupsi. Tokoh agama, budayawan, tokoh masyarakat, pendidik, hingga institusi lainnya adalah bagian penting dalam upaya bersama ini.

“Dengan keteladanan kita semuanya dengan perbaikan regulasi dan reformasi birokrasi saya yakin Insya Allah masyarakat akan menyambut baik gerakan budaya antikorupsi ini.”

“Saya akan terus mengikuti aksi pencegahan korupsi dari waktu ke waktu, pelaksanaan tiga agenda besar yang tadi saya sampaikan.”

“Marilah kita bersama-sama laksanakan samakan visi dan selaraskan langkah untuk membangun pemerintahan yang efektif yang efisien dan inovatif sekaligus bebas dari korupsi,” pungkasnya. {okezone}