News  

Dua Anak Cukup, Golkar Banjarbaru Dukung Kelanjutan Program Pemerintah

dua
dua

Politisi handal dari Partai Golkar ini lalu menambahkan bahwa sebenarnya, program pemerintah tentang keluarga berencana ini sudah berlangsung lama. Awalnya, keluarga di Indonesia umumnya memiliki lebih dari tiga anak, dan mengusung filosofi ‘banyak anak banyak rejeki’. Tipikal Keluarga seperti ini selalu menambah anak setiap tahun. Bila hal ini dibiarkan, akan menimbulkan ledakan penduduk, dan hal ini mengundang kekhawatiran pemerintah. Untuk mengantisipasi bencana ledakan penduduk tersebut, pemerintah pada saat itu meluncurkan program keluarga berencana dengan slogan kampanye ‘dua anak cukup’. Slogan ini digaungkan pemerintah, dengan salah satu tujuannya yaitu untuk kesehatan. Tujuan lainnya, agar anak mendapatkan perhatian cukup dan dapat terjamin masa depannya.

Bila program ini tidak dilaksanakan, akan menimbulkan ledakan penduduk yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah sosial di masyarakat. Hal-hal seperti ketersediaan pangan, kesempatan pendidikan, kesempatan kerja, serta pelayanan kesehatan akan sulit tercukupi dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, karena ketidaksiapan baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.

Selain cukup memiliki dua anak saja, faktor usia dalam pernikahan juga memiliki peranan penting. Menikah di usia muda pada umumnya penuh dengan risiko dan ketidakpastian. “Dari segi sosial, menikah di usia dini akan kesulitan mencari pekerjaan. Lantaran, mereka tak punya ijazah dikarenakan putus sekolah demi melangsungkan perkawinan,” tambahnya. Memang ada pasangan yang menikah muda dan berhasil dalam kehidupannya, namun, membutuhkan kesabaran serta kerja keras dan pengertian baik dari pasangan tersebut, dan juga dari keluarga masing-masing.

Hal lainnya, menyangkut masalah kesehatan anak. Dikhawatirkan, anak yang dilahirkan pasangan di bawah umur, terutama dari pihak ibu memiliki risiko kesehatan yang kurang baik. Bahkan, beberapa diantaranya ada yang cacat, karena organ reproduksi ibu berusia muda belum siap. “Untuk itu saya mengimbau bagi orangtua, jangan menikahkan anaknya di usia muda,” jelas tokoh Golkar Banjarbaru ini.

Di jaman sekarang ini, menurut legislator Golkar di DPRD Kota Banjarbaru, program tersebut belum sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat. “Banyak yang mengaku menambah anak, karena ingin jenis kelaminnya tak sesuai keinginannya. Misal, dia punya anak tapi perempuan semuanya. Akhirnya, memilih menambah supaya dikaruniai anak laki-laki,” demikian jelas Iriansyah.

Faktor orang tua juga memegang peranan penting. Sebagian besar orangtua memilih menikahkan anaknya meski belum waktunya beralasan untuk mengurangi beban di rumah tangga. Padahal pilihan tersebut bukan jalan keluar yang baik. Jadi untuk mendukung kelanjutan program keluarga berencana, harus ada edukasi yang berkelanjutan untuk memberikan pengertian yang baik di masyarakat. [ ### ]