News  

Jalan Dakwah Syekh Ali Jaber, Merangkul Semua Kalangan

Pendakwah tersohor asal Madinah Syekh Ali Jaber meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1). Jaber dikenal sebagai sosok yang dihormati berbagai kelompok Islam.

Jaber meninggal dunia pada usia 44 tahun. Kabar kematiannya membawa duka bagi semua kalangan.

Dia diterima dengan baik oleh kelompok Islam moderat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Di sisi lain, ia juga bisa merangkul kelompok Islam yang kerap demonstrasi turun ke jalan.

Mamang Haeruddin dalam artikelnya yang bertajuk “Memotret Jejak Dakwah Syekh Ali Jaber” menyimpulkan Jaber merupakan pendakwah yang bisa menjaga diri sehingga tidak terafiliasi dengan kelompok politik manapun.

Menurutnya, Jaber berbeda dengan ustaz terkemuka lain seperti, Haikal Hasan, Felix Siauw, dan Abdul Somad yang secara terang menunjukkan sikap politiknya.

“Potret dakwah Syekh Ali Jaber ini penting saya tulis, sebab kita masih banyak kekurangan dai-dai yang berada di tengah, mereka yang punya kemampuan menengahi dua kubu ekstrem,” tulis Mamang seperti dikutip dari Islami.co.

Jaber memulai dakwahnya di Indonesia pada 2008 silam dengan menjadi guru penghafal Al Quran hingga khatib Jum’at di Lombok. Bertolak dari sana, Jaber melanjutkan perjalanan dakwahnya ke Jakarta.

Nama Ali Jaber kian dikenal setelah mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dinyatakan sah sebagai warga negara Indonesia. Pada kesempatan berikutnya, Jaber kerap mengisi acara tausiyah di televisi dan menjadi salah satu juri lomba tahfidz di saluran televisi nasional.

Sebagai ahli Al-Qur’an, Ali Jaber kerap mengisi materi dakwahnya dengan pengetahuan dasar seputar Al-Qur’an. Misal, Jaber mengajarkan bagaimana caranya melafazkan ayat Al-Quran yang sesuai dengan kaidah. Ia membaca surat pendek dalam Al-Quran dan meminta hadirin untuk menirukannya.

Jaber juga kerap membagikan pengetahuan tentang syariat dasar Islam dan amalan-amalan yang diutamakan. Dalam hal ini, pengaruh Syekh Ali tidak bisa dibilang kecil.

Penelitian Arif Syahrizal yang berjudul Respons Masyarakat Bidara Cina Terhadap Materi Puasa Dan Tauhid Syekh Ali Jaber di Damai Indonesiaku mengungkap bahwa responden begitu terpengaruh oleh ceramah-ceramah Jaber.

Dalam hal puasa dan tauhid misalnya, mereka mengaku bisa menjadi lebih memahami dua materi tersebut setelah mendengarkan ceramah Jaber. Mereka juga merasa terdorong dan lebih khusyuk ketika menjalankan puasa.

Tidak hanya itu, Jaber juga dikenal memahami Ilmu Tasawuf. Tasawuf merupakan bidang keilmuan dalam Islam yang memiliki fokus pemurnian batin dengan tujuan mencapai hakikat.

Kedalaman tasawuf Jaber tercermin dari sikap dan pernyataan-pernyataannya di depan publik.

Taruhlah misal pernyataannya di acara Podcast Deddy Corbuzier, Jaber sangat berhati-hati dalam menghadapi orang yang melakukan kesalahan. Ia tidak mau merasa lebih baik dari orang tersebut.

“Kalau saya datang, niat saya menegur kesalahan itu sudah salah. Karena sudah menganggap diri lebih baik daripada dia (yang ditegur),” tutur Jaber dalam wawancara dengan Deddy Corbuzier.

Materi inilah yang membuat ceramah-ceramah Jaber terasa sejuk, sebagaimana diakui oleh banyak orang.

Sebagai pendakwah, Jaber juga dikenal menghindari kemelut politik. Pasca-insiden penusukan yang menimpanya ketika ia sedang berceramah di Lampung, beberapa kelompok mempolitisasi tragedi tersebut.

Alih-alih merasa diuntungkan, Jaber justru meminta agar publik menganggap insiden itu sebagai masalah pribadinya.

“Saya anggap ini kejadian karena takdir Allah, saya tidak mau dikaitkan dengan gerakan manapun, politik atau isu-isu manapun saya tidak mau,” pinta Jaber dengan tangan masih dibalut perban pada kesempatan yang sama.

Jalan dakwah yang Jaber tempuh tidak hanya dilakukan melalui ceramah-ceramah ke banyak tempat di Indonesia. Jaber menyebarkan syiarnya channel Youtube Syekh Ali Jaber dengan 785.000 pengikut.

Melalui saluran ini, Jaber menyebarkan kajian-kajian agama, amalan-amalan yang diutamakan, hingga rekaman Jaber saat membaca Al-Qur’an.

Dakwah Ali Jaber tidak hanya dilakukan melalui ceramah. Murid Ketua Majelis Tahfidz Masjid Nabawi ini mendirikan yayasan dengan sejumlah gerakan sosial.

Jaber mendirikan yayasan Ali Jaber Indonesia pada 2013 yang tidak hanya bergerak di bidang pendidikan Al-Quran bersanad. Lembaga ini juga memiliki sejumlah program sosial.

Pertama, Wakaf Braille Digital. Penyandang disabilitas netra di Indonesia yang mencapai 3,6 juta orang, mendorong Jaber untuk menginisiasi gerakan program Wakaf Sejuta Al-Qur’an Braille Digital.

Dengan gerakan ini, Jaber berupaya membantu penyandang tunanetra sehingga bisa mendapatkan akses dalam mempelajari Al-Qur’an.

Kedua, bantuan kemanusiaan melalui yayasan yang dirintis Jaber. Bantuan ini ditujukan untuk korban bencana alam di tanah air.

Ketiga, buka puasa gratis. Program ini membagikan makanan gratis di lingkungan yayasan dan jalanan. Program ini diharapkan turut membantu memenuhi kebutuhan makan orang yang berpuasa.

Keempat, orang tua asuh santri. Program ini menjembatani masyarakat yang ingin meringankan beban kebutuhan santri yang tengah menempuh pendidikan agama.

Kelima, bedah rumah untuk dhuafa. Program ini dirintis oleh Yayasan Ali Jaber Indonesia untuk membantu masyarakat kurang mampu sehingga mereka bisa memiliki rumah layak huni.

Keenam, pembuatan sumur air bersih. Kegiatan ini didasari karena sejumlah daerah di Indonesia kerap mengalami kekurangan air. Yayasan Ali Jaber Indonesia pun membuat program pengadaan sumur air bersih.

Ketujuh, program distribusi bantuan sosial berupa bahan makanan pokok untuk kalangan kurang mampu. {CNN}