Sunny, Jeffrie Geovanie dan Jejak Para Taipan di PSI

taipan PSI sunny

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie buka suara terkait mantan staf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Sunny Tanuwidjaja, yang menjadi kader partainya.

Menurut Grace, Sunny kala itu diajak bergabung ke PSI oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni‎. Jauh sebelum PSI sudah seperti saat ini. “Mereka sudah kenal lama sebagai sesama peneliti. Sejak PSI awal berdiri,” ujar Grace kepada JawaPos.com, Jumat (2/3).

Bahkan diungkapkan mantan pembaca berita di Tv itu, Sunny sudah bergabung ke PSI jauh sebelum mondar-mandir ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam kasus rapat rancangan daerah (raperda) reklamsi di teluk Jakarta. “Bro Sunny sudah jadia kader PSI jauh sebelum sering  dipanggil KPK sebagai saksi,” katanya.

Sementara, Grace juga meyakini Sunny akan bisa memberikan banyak sumbangsihnya ke PSI untuk bisa ikut pemilihan umum (pemilu) 2019. “Sumbangsihnya ya macam-macam. Pemikiran saran dan lain-lain,” pungkasnya.

Sebelumnya beredar surat kepengurusan (SK) dari Kemenkumham terkait perubahan susunan kepengurusan dewan pimpinan PSI. Surat itu bernomor M.HH-19AH.11.01 tahun 2017, denhan tanggal 26 September 2017. Dalam surat tersebut Sunny menjabat sebagai sekretaris dewan pembina partai yang dinakodai oleh Grace Natalie.

Diketahui, Sunny adalah salah satu orang terdekat Ahok saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia bahkan dikenal sebagai orang kepercayaan mantan Bupati Belitung Timur ini. Kala itu, Sunny menjabat sebagai staf gubernur dan berkantor di Balai Kota DKI.

Ahok saat dikonformasi awak media pun mengaku, dirinya sering curhat ke Sunny terkait masalah-masalah terkait politik. Sunny pun seringkali memberi masukan kepadanya.

Bahkan Sunny beberapa kali menjadi perpanjangan tangan dari Ahok untuk mengurusi sejumlah proyek. Salah satunya adalah proyek reklamasi ini. Dari proyek raperda reklamasi ini KPK juga telah memvonis 10 tahun penjara terhadap Anggota DPRD Jakarta Sanusi.

Sunny merupakan Master ilmu politik dari Northern Illinois. Dalam pemeriksaan di KPK, Sunny mengakui pernah menjadi narahubung antara Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama dengan para pengembang reklamasi Teluk Jakarta.

Salah satunya Bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan. Menurut Ahok, Sunny dekat dengan sejumlah konglomerat termasuk taipan minyak kelapa dan ekspor kayu Peter Sondakh, bos PT Sinar Mas Franky Wijaya, dan bos Lippo Mochtar Riady.

“Dia dekat sama Lippo. Dia sepupu menantunya Eka Tjipta Widjaja (pendiri Sinar Mas Group, ayah Franky Wijaya),” kata Ahok di Jakarta, Jumat (8/4/2017).

Sementara itu selain Sunny, nama beken lainnya yang ada di PSI dan disebut-sebut sebagai ‘King Maker’ PSI adalah Jeffrie Geovanie yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina PSI.

Pada periode 2014-2019, Jeffrie tercatat sebagai anggota DPD dari Sumatera Barat (Sumbar). Jeffrie pun dikenal sebagai kutu loncat dalam dunia politik, pasalnya, pengusaha ganteng ini diketahui pernah menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan NasDem sebelum menjadi anggota DPD.

Jejak bisnis Jeffrie yang tercatat di laman minangdiaspora.org, meyebutkan dia banyak membangun bisnisnya di sektor hotel dan properti. Jeffrie yang merupakan alumni Universitas Nasional (Unas) ini juga pernah bekerja di American Express Bank Ltd Jakarta, Direktur Trego Holdings Ltd Singapore.

Selain itu, pria kelahiran 5 Agustus 1967 sempat menjadi Direktur Bank Artha Prima Jakarta yang diketahui merupakan perusahaan yang berada di bawah payung Artha Graha Connection milik pengusaha beken, Tommy Winata.

Dalam laman resminya, psi.id, nama Jeffrie dan Sunny tidak ditampilkan. Padahal, keduannya merupakan petinggi partai yang menjabat sebagai Sekretaris dan Ketua Dewan Pembina Partai. PSI hanya menampilkan pengurus yang menjabat sebagai ketua umum, ketua-ketua DPP, Sekjen dan para wakil sekjen, serta bendahara umum dan wakilnya.