Armada Garuda Disita Lessor Pesawat Karena Utang Menumpuk, Tersisa 41 Dari 142 Pesawat

PT Garuda Indonesia (GIAA) mengembalikan dua armada B737-800 NG kepada salah satu lessor pesawat. Hal ini diketahui karena maskapai nasional itu memiliki utang segunung yang mencapai Rp70 triliun.

“Ini merupakan bagian dari langkah strategis Garuda Indonesia dalam mengoptimalisasikan produktivitas armada,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi yang diterima wartawan, Senin (7/6).

Kode panggilan (callsign) di pesawat Garuda pun diketahui berubah dari PK atau Indonesia menjadi VQ atau Bermuda. Hal ini disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo dalam akun Facebook-nya.

Dia menyimpulkan, dengan pergantian kode pesawat itu karena Garuda menunggak leasing.

“Mengapa call sign PK (Indonesia) di pesawat Garuda Indonesia di hanggar itu hilang dan berganti dengan call sign VQ (Bermuda). Apa artinya? Artinya Pesawat yang disewa GA tersebut sudah dikembalikan atau diambil oleh lessornya karena Garuda menunggak leasingnya,” sebut Agus.

Saat dikonfirmasi, Agus menerangkan foto pesawat Garuda yang diunggah di laman media sosialnya itu yang berubah kode, berada di hanggar bandara Malaysia.

“Itu di hanggar di Malaysia. Mungkin setelah disita oleh lessor karena enggak bayar. Kini dari 142 yang bisa diterbangkan tinggal 41 (armada Garuda). Makanya susah untuk cari tiket,” klaimnya.

Agus juga mengatakan, dalam informasi situs penerbangan Flightradar 24, pesawat Garuda juga dikatakan nyaris tidak terlihat karena sudah jarang terbang.

Sebelumnya diberitakan, Garuda Indonesia akan merestrukturisasi bisnis dengan memangkas setengah jumlah armada pesawat yang dioperasikan. Sebab, maskapai nasional itu berusaha untuk bertahan dari krisis utang akibat pandemi covid-19.

“Kami memiliki 142 pesawat dan perhitungan awal kami agar pemulihan ini telah berjalan. Kami akan beroperasi dengan jumlah pesawat tak lebih dari 70 unit,” jelas Irfan Setiaputra dalam rekaman pidatonya pada 19 Mei lalu dilansir Bloomberg, Senin (24/5). {mediaindonesia}