News  

Survei Elektabiltas Capres IPO: AHY Salip Prabowo, Erick Thohir dan Zulhas Melesat Tanpa Baliho

Temuan survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menempatkan AHY sebagai tokoh paling signifikan alami peningkatan elektabilitas. Kondisi yang sama juga di alami Erick Thohir dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

“AHY sangat menonjol, survei April lalu di angka 7.1 persen, meningkat tajam ke 9.9 persen, mengungguli Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil yang sebelumnya masih di posisi atas,” beber Catur Nugroho, Peneliti Utama IPO dalam keterangannya, Sabtu.

Sementara, Erick Tohir dari posisi 0.8 persen meningkat ke 4.7 persen. Dan Zulkifli Hasan dari 0.7 persen berada di urutan 14 dari 20 tokoh dinominasikan, meningkat ke 1.9 persen atau di urutan 10. “Situasi ini menarik karena mereka belum sepenuhnya mempromosikan diri,” ujarnya.

Menurut analisa Catur, pergerakan elektabilitas tokoh di luar nama-nama dominan dipengaruhi beberapa faktor.

Di antaranya karena adanya penurunan respon pada tokoh yang selama ini populer, semisal Prabowo Subianto yang semakin merosot, demikian halnya Ridwan Kamil yang ikut menurun.

Temuan IPO ini menunjukkan kegagalan promosi elit politisi, meskipun AHY juga melakukan promosi dan konsolidasi, tetapi posisinya di luar pemerintah mendapat pemakluman publik, sehingga mampu mengungguli tokoh yang agresif beriklan.

“Erick Tohir dan Zulkifli Hasan adalah elit yang belum menghidupkan mesin popularitas, tetapi justru popularitas mereka tumbuh signifikan,” kata Catur Nugroho.

Pada sumulasi 20 nama nominasi tokoh untuk Pilpres 2024, Anies Baswedan menempati urutas puncak dengan angka 18.7 persen, Ganjar Pranowo 16.5 persen, Sandiaga S. Uno 13.5 persen, AHY 9.9 persen, Prabowo Subianto 7.8 persen, Ridwan Kamil 6.2 persen, Erick Tohir 4.7 persen, Tito Karnavian 3.6 persen.

Sementara ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, mengalami perubahan dari periode April 1.5 persen, meningkat ke 2.5 persen, Zulkifli Hasan 1.9 persen, Haedar Nashir 1.7 persen, Puan Maharani 0.9 persen, Said Aqil Siroj 0.8 persen, Gatot Nurmantyo 0.7 persen, Muhaimin Iskandar 0.5 persen, Luhut Binsar Pandjaitan 0.3 persen, dan Surya Paloh 0.2 persen.

Selanjutnya Suharso Monoarfa, Grace Natalie, Mahfud MD, tidak mendapat respon publik atau 0.0 persen.

Perlu diketahui, metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2.50 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat.

Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden.

Untuk menguji faliditas responden, IPO melakukan spot check pada 20 persen dari total populasi sample. Periode survei 2-10 Agustus 2021. {telusur}