News  

Pastikan Herd Immunity Takkan Terwujud di Indonesia, Ini Penjelasan Epidemiolog Unair

Sebuah analisis mengejutkan dikemukakan pakar Epidemilologi Universitas Airlangga Surabaya, Windu Purnomo. Menurut Windu, target herd immunity yang selama ini digaungkan dipastikan tidak akan bisa tercapai.

“Dulu masih bisa kita berharap pada herd immunity. Tapi dilihat kondisi sekarang, sudah dipastikan bahwa Indonesia tidak akan bisa mencapai. Sudah, jangan berharap pada vaksin saja,” terang Windu Purnomo kepada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (15/8).

“Harus ada kombinasi antara vaksin dan protokol kesehatan. Vaksinasi jangan hanya pada target 70 sampai 80 persen saja. Tapi semuanya. Kalau itu terjadi, baru kita sudah relatif aman. Bukan aman, tapi masih relatif aman,” tegasnya.

Dijelaskan Windu, sebelumnya target herd immunity memang bisa dicapai. Sebab saat itu hanya ada virus Covid-19 dari Wuhan. Namun, lantaran munculnya banyak varian baru Covid-19, khusunya varian Delta asal India, maka herd immunity akan sulit dicapai.

Oleh sebab itu, lanjut Windu, selain vaksinasi pada semua orang, protokol kesehatan menjadi nomor satu untuk membentengi diri sendiri.

Jika hanya berharap pada vaksin saja, besar kemungkinan akan bisa berbahaya bagi masyarakat sendiri. Apalagi vaksin di Indonesia juga masih berharap pasokan dari negara lain.

“China menerapkan lockdown, akhirnya berhasil mengatasi pandemi. Muncul varian baru, akhirnya lockdown lagi, tetapi itu hanya riak-riak kecil untuk menekan angka kematian.

Australia berhasil mengatasi pandemi sebelum ada vaksin, itu juga karena protokol kesehatan yang ketat. Kalau kita sudah terlanjur, maka seluruhnya harus divaksin,” tutur Windu

Oleh sebab itu, masih kata Windu, ada 3 komponen yang harus dikombinasikan untuk mengatasi pandemi. Selain vaksin kepada seluruh masyarakat Indonesia, protokol kesehatan seperti Testing, Tracing, Treatment harus diterapkan.

“Sekali lagi perlu diingat, masyarakat jangan berharap pada herd immunity. Herd immunity sudah tidak bisa lagi tercapai. Kalau sekampung sudah vaksin, bukan berarti herd immunity di kampung itu sudah tercapai. Ini bukan hanya di Indonesia saja. Negara lain juga sama,” demikian Windu Purnomo. {rmol}