Fasih Lantunkan Lagu Ya Lal Wathon, AHY: Ekspresi Patriotisme Santri Nusantara

Ketua Umum Partai Demokat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampak fasih melafalkan lagu Ya Lal Wathon di waktu senggangnya sebelum menghadiri acara pelantikan pengurus PBNU periode 2022-2027 dan Harlah ke-96 NU di Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Di lagu Ya Lal Wathon ini, ditegaskan Hubbul wathon minal iman. Artinya, Cinta tanah air adalah sebagian dari iman,” kata AHY saat ditemui seusai acara NU di Balikpapan siang ini.

Karena itu, lanjut AHY, dirinya sengaja melantunkan lagu tersebut dengan didampingi Sekjen DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim Irwan Fecho, untuk menegaskan ekspresi patriotisme kaum Santri Nusantara.

AHY mengatakan, Indonesia sangat beruntung memiliki Nahdlatul Ulama. Sebab, lanjutnya, paradigma Keislaman yang diajarkan oleh pendiri NU Rois Akbar Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari, benar-benar mampu menjembatani pertentangan hubungan antara Agama dan Negara yang banyak menggejala di negara-negara berpenduduk Muslim di dunia.

“Banyak negara-negara Islam yang masih memperdebatkan konsep relasi antara agama dan negara. Sementara di Indonesia, karena berkah ilmunya para Kiai, Islam diletakkan sebagai bagian dari asas terbentuknya nasionalisme itu sendiri.

Alhamdulillah, kini semangat persatuan Indonesia kokoh, kata alumni Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika Serikat tersebut.

Selain itu, lanjut AHY, Indonesia kini bisa menjadi referensi yang baik bagi dunia Islam, termasuk dunia Barat yang selama ini menilai Islam tidak sesuai dengan demokrasi (Islam is not compatible with democracy).

“Kini kita bisa membuktikan bahwa demokrasi di Indonesia justru lahir dari “rahim politik” umat Islam terbesar di dunia ini. Yakni umat Islam yang bercorak toleran (tasamuh), moderat (tawasuth), dan seimbang (tawazun), yang menjalankan prinsip aqidah Islam Ahlusunnah Wal Jamaah,” kata suami Annisa Larasati tersebut.

“Hal itu pernah saya presentasikan dalam forum seminar internasional di kalangan perwira tinggi militer global di Amerika Serikat, mereka mengapresiasi,” kata AHY.

Sebagaimana diketahui, AHY sendiri merupakan salah satu cicit pendiri Pesantren Tremas, Pacitan, yang notabene merupakan trah dari KH Mahfud At-Tarmasi, guru besar para Kiai Nusantara saat menempuh ilmu di kota Makkah, Saudi Arabia.

Sementara itu, lagu Ya Lal Wathon yang dilantunkan AHY ini semula berupa puisi yang diciptakan pada 1916 oleh Kiai Wahab Chabullah, kakek Gus Dur dari jalur ibu. Proses perubahan dari puisi menjadi lagu adalah berkat jasa ulama KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

Pada 2012, Kiai Maimoen Zubair menghadiahkan lagu ini kepada dua pimpinan tinggi Gerakan Pemuda (GP) Anshor. Ya Lal Wathon adalah lagu untuk menyemangati pemuda.

Ya Lal Wathon sendiri memiliki arti “Wahai Anak Bangsa”. Kini, lagu ini menjadi identitas nasionalisme kaum santri dan patriotisme warga Nahdliyyin di Indonesia. {TS}