News  

Banyak Pemborosan Luar Biasa di Era Jokowi, Faisal Basri: Investasi Banyak, Hasilnya Dikit

Kritik demi kritik terus berdatangan terkait usulan penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ekonom Senior, Faisal Basri menilai bahwa alasan anggaran penyelenggaran Pemilu yang dianggap terlalu berat seperti mendulang air terpercik muka sendiri.

Menurut Faisal Basri, alasan anggaran tersebut akan gugur dengan sendirinya. Sebab, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini saja, pemerintah tetap mau memindahkan ibu kota negara (IKN) yang biayanya lebih dari Rp 500 triliun.

Hal tersebut disampaikan Faisal Basri dalam webinar bertajuk ‘Wacana Penundaan Pemilu’ pada Rabu, 2 Maret 2022.

“Alasan menguras anggaran ini seperti mendulang air terpercik muka sendiri. Alasan KPU mengusulkan anggaran fantastis Rp86 triliun, padahal di tengah pandemi pula pemerintah hendak membangun IKN dengan anggaran lebih dari Rp 500 triliun yang lebih dari separuhnya dibiayai APBN. Jadi gugur dengan sendirinya,” ujarnya.

Tak hanya IKN, kata Faisal, pemerintah juga membeli senjata tempur secara jor-joran. Menurutnya, masih banyak lagi pemborosan yang dilakukan pemerintah.

Investasi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun terbilang banyak, namun hasilnya sedikit. “Banyak lagi pemborosan luar biasa sebagaimana tercermin dari ICOR yang melonjak di era Jokowi. Investasi banyak tapi hasilnya sedikit,” tuturnya.

Lebih jauh, pria bernama asli Faisal Batubara ini menyebut pembangunan infrastruktur di era Jokowi membutuhkan modal yang lebih besar.

“Untuk membangun 1 km jalan di era sebelumnya hanya membutuhkan 4-4,6 unit modal di era Jokowi 6,5 unit modal. Jadi dibutuhkan modal lebih banyak di era Jokowi,” tandasnya.

Sebelumnya, usulan penundaan Pemilu 2024 disuarakan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Zulhas dan Cak Imin mengusulkan penundaan Pemilu 2024 karena beberapa hal, seperti soal kestabilan ekonomi. {PR}