Kebudayaan merupakan jati diri bangsa Indonesia. Indonesia yang terdiri dari ribuan suku bangsa ini memiliki begitu berlimpah khasanah kebudayaan. Reog yang berasal dari Ponorogo salah satunya.
Reog merupakan pertunjukkan seni dimana penari utama menggunakan kepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping.
Belakangan, Reog Ponorogo mendapat klaim dari negara lain jika khasanah kebudayaan ini adalah milik mereka. Adalah Malaysia yang mengklaim jika Reog merupakan milik mereka. Klaim tersebut diafirmasi dengan niat Malaysia mendaftarkan Reog ke UNESCO sebagai khasanah budaya mereka.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Sarmuji angkat bicara terkait masalah ini. Baginya urusan klaim mengklaim itu adalah persoalan mudah. Tapi perlu diingat bahwa setiap bentuk hasil kebudayaan memiliki nilai historis bertahun hingga berabad lamanya.
Karena itu penting bagi kita, Bangsa Indonesia untuk tidak hanya menjadi penikmat kebudayaan tetapi mengenal lebih kebudayaan itu, termasuk memahami nilai sejarahnya.
“Semua kebudayaan kita ada historinya. Selain merawat wujud kebudayaannya kita juga wajib untuk menjaga sejarahnya. Dengan menjaga sejarahnya, suatu produk budaya bisa dirunut dari mana asalnya, bagaimana kebudayaan tersebut terbentuk bahkan bisa diketahui proses evolusinya,” ucap Sarmuji, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur kepada redaksi Golkarpedia.com (14/04/2022).
Sarmuji menambahkan, jika akar sejarahnya sudah kita pahami, dengan sendirinya kebudayaan dan segala produknya itu akan melekat kepada diri kita. Hingga negara lain pun akan segan untuk mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai milik mereka.
“Dengan merawat akar sejarahnya kita bisa membantah klaim dari siapapun termasuk dari negara tetangga Malaysia,” sambung Sarmuji.
Anggota Komisi XI DPR ini juga memberi penekanan kepada pemerintah provinsi di Indonesia, khususnya Jawa Timur untuk berperan aktif menjaga khasanah kebudayaan di daerahnya. Menurut Sarmuji, ada berbagai cara untuk menjaga serta melestarikan kebudayaan, semisal festival budaya.
“Pemerintah, utamanya pemerintah Provinsi harus terus menerus memopulerkan kebudayaan nasional di daerah. Festival budaya harus dilakukan secara rutin sekaligus juga asbagai daya tarik pariwisata. Selain itu edukasi budaya melalui kurikulum lokal harus juga dilakukab agar generasi hari ini makin mencintai kebudayaannya sendiri,” tambah Sarmuji.
Bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab menjaga kebudayaan bangsa, tetapi kita semua. Termasuk DPD Partai Golkar Jawa Timur, saat ditanyakan apa kontribusi DPD Partai Golkar Jawa Timur dalam upaya melestarikan kebudayaan, Sarmuji mengatakan akan menggalakkan acara-acara kebudayaan di Provinsi Jawa Timur secara rutin.
Bahkan, DPD Golkar Jawa Timur yang dikomandoi Sarmuji direncanakan akan melaksanakan giat kebudayaan setelah Idul Fitri nanti.
“Ramadhan ini kita fokus kegiatan keagamaan. Tapi setiap tahun kita selalu gelar acara kebudayaan. Setelah hari raya kita agendakan pagelaran wayang di 5 titik dan satu pameran ttg keris,” ungkapnya mengakhiri percakapan. {golkarpedia}