Sudah Ada 3 Waduk di Sekitar Wadas, Bambang Haryo: Apa Urgensi Pembangunan Bendungan Bener?

Pemerintah diminta melakukan kajian ulang untuk memetakan urgensi atau alasan mendesak mengapa pembangunan Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, masih perlu dilanjutkan.

Begitu pandangan anggota Dewan Pakar Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono, menyoal polemik yang masih menyertau proyek senilai Rp 2,1 triliun.

Bambang Haryo yang mengaku baru saja menyambangi Desa Wadas, terheran mengapa pembangunan Bendungan Bener dilakukan dengan menggusur wilayah Desa Wadas yang subur dan menjadi sumber penghidupan bagi warga secara turun-temurun.

“Saya menduga ada konspirasi dan unsur KKN untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu dalam proyek tersebut. Sebab dlihat dari berbagai segi, proyek itu sebenarnya tidak diperlukan dan tidak layak dibangun,” kata Bambang Haryo kepada wartawan, Senin (25/4).

Disebutkan Bambang Haryo, di wilayah Purworejo, Wonosobo dan Kulonprogo sangat berlimpah air dari sejumlah sungai. Bahkan, sudah ada tiga bendungan atau waduk di sekitar Desa Wadas, seperti Waduk Wadaslintang yang berjarak sekitar 25 km dengan volume sekitar 50 juta m3 dan sudah berfungsi sejak tahun 1998.

Selain itu, ada Waduk Mrica yang bervolume 47 juta m3 serta, Waduk Sempor dengan volume 56,7 juta m3 yang berjarak 50 km dari wilayah Desa Wadas.

“Ketiga waduk ini sudah berfungsi sebagai irigasi, air baku dan pembangkit tenaga listrik di wilayah Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, bahkan sebagian Kulonprogo,” katanya.

Sedangkan, lanjut mantan anggota DPR RI ini, volume Waduk Bener yang sedang dalam pembangunan sangat besar sekitar 90 juta m3 yang sampai saat ini belum direncanakan manfaatnya untuk irigasi wilayah mana.

Bahkan, tuturnya, di wilayah Kecamatan Bener pun semua sawah sudah berfungsi secara penuh untuk mendapatkan air 24 jam setiap hari dari Sungai Pelus, termasuk juga wilayah Magelang dan Kebumen.

“Perencanaan proyek ini terkesan terlalu dipaksakan dan asal-asalan karena irigasi di wilayah Purworejo dan Kulonprogo sudah sangat sempurna dialiri dari berbagai sumber air sungai,” sesalnya.

Masih kata Bambang, alasan lain dari pembangunan Bendungan Bener, fungsi air baku dari waduk ini hanya digunakan untuk Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) dan penanggulangan banjir di wilayah Purworejo. Menurutnya, alasan ini pun tidak masuk akal.

“Air baku dikatakan untuk YIA, padahal bandara itu diapit oleh hilir atau muara dari sumber Sungai Bogowonto dan Sungai Serang yang mempunyai air baku yang sangat melimpah dan malah dikhawatirkan akan memberikan dampak banjir di kawasan YIA,” tandasnya. {rmol}