PKS Usulkan Aher Jadi Cawapres, Nasdem Serahkan Sepenuhnya Ke Anies

PKS akan mengusulkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) sebagai kandidat cawapres Anies Baswedan kepada NasDem dan Demokrat. Wakil Ketua Umum DPP NasDem Ahmad Ali menegaskan, kewenangan untuk memilih cawapres diserahkan sepenuhnya kepada Anies.

“Kalau NasDem itu, kan, sudah memberikan kewenangan itu kepada Pak Anies,” kata Ali kepada wartawan, Selasa (25/10).

Ali mengatakan, Anies sudah sempat memberikan kriteria cawapres idealnya. Sehingga, NasDem hanya menanggapi santai, apalagi koalisi belum resmi terbentuk.

“Nah, artinya menjadi sangat terlalu jauh kalau kemudian hari ini kita bicara tentang cawapres, di sisi lain koalisi belum ada. Jadi bagi kita, sih, menyikapi itu, ya, dengan santai saja, kan. Biar masyarakat yang menilai itu,” ujarnya.

Ia pun enggan menanggapi seberapa besar peluang Aher untuk menjadi cawapres Anies. Sebab, penentuan cawapres harus dibahas bersama dengan partai koalisi.

“Pertanyaannya kalau Aher, Demokrat maunya bagaimana? Apa setuju? NasDem setuju? Kalau AHY apakah PKS setuju? NasDem setuju? Kan, satu pihak. Kalau satu pihak enggak setuju enggak akan terjadi, kan?” tuturnya.

“Jadi kita tidak bicara siapa untuk apa. Supaya menghindari praduga-praduga yang membuat keretakan koalisi, membuat kemudian soliditas bekerja dalam pemenangan tidak optimal, maka kita berusaha untuk menghindari potensi-potensi itu. Kalau memaksakan harus ini, harus begini, kan, berarti, kan, tidak setara. Kalau kemudian ada partai yang merasa tidak setara, ya, berarti, kan, enggak bisa dilanjutkan,” lanjutnya.

Menurutnya, setiap partai memiliki mekanisme masing-masing sehingga NasDem menghargai mekanisme yang tengah berjalan di PKS. Demikian pula dengan Demokrat yang sudah pasti akan mengusulkan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies.

“Sejak awal bahwa NasDem ingin membangun koalisi yang setara dalam artian bahwa tidak ada partai yang diuntungkan dan dirugikan di dalam koalisi. Tidak ada partai yang mengatur partai yang lainnya, tidak ada partai yang merasa memiliki hak dari yang lain. Artinya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah,” jelasnya.

Ia menilai daripada membicarakan siapa yang akan menjadi cawapres Anies, lebih baik membahas soal seperti apa platform koalisi yang akan dibentuk ke depan. Pembahasan platform itu juga tengah dibahas di antara ketiga partai.

“Kalau semua partai ingin menang sendiri ada dua yang terjadi. Pertama, koalisi ini tidak bisa dilanjutkan dan kedua transaksional. Kita enggak berharap itu, kita tidak menghendaki itu. Tapi di sisi lain, kita juga harus menghargai mekanisme tiap-tiap partai. NasDem tidak dalam posisi, kapasitas untuk memaksa mereka ikut atau bekerja sama dengan Partai NasDem,” pungkasnya. {sumber}