Tekno  

Microsoft Suntik Dana Triliunan Rupiah ke OpenAI, Pengembang ChatGPT

Microsoft mengumumkan investasi miliaran dolar AS ke perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pengembang ChatGPT, OpenAI. Suntikan dana ini menjadi investasi tahap ketiga Microsoft terhadap perusahaan berbasis San Francisco tersebut, setelah menggelontorkan modal pada 2019 dan 2021.

Microsoft tidak menyebutkan jumlah spesifiknya. Namun Semafor melaporkan jumlahnya mencapai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp Rp 150 triliunan (kurs Rp 14.978,6).

“Kami membentuk kemitraan kami dengan OpenAI berdasarkan ambisi bersama untuk secara bertanggung jawab memajukan penelitian AI mutakhir dan mendemokratisasi AI sebagai platform teknologi baru,” kata CEO Microsoft, Satya Nadella, dalam sebuah pernyataan resmi.

Microsoft mendanai OpenAI sebesar 1 miliar dolar AS pada 2019 lalu, yang juga mengunci pengembang ChatGPT itu untuk menggunakan layanan cloud Azure milik Microsoft. Perusahaan juga mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk memaksimalkan pengalaman pemanfaatan teknologi AI.

Nadella juga menyebut tujuannya mengkomersialisasi produk teknologi kecerdasan buatan secara luas.
OpenAi pembuat ChatGPT

OpenAI adalah perusahaan penelitian dan pengembangan AI yang berdiri sejak 2015. Dua produk mereka yang paling terkenal dan fenomenal adalah AI generatif gambar (Dall-E) dan teks (GPT).

Dall-E mampu menghasilkan gambar akurat dari sepotong kalimat prompt. Sementara itu, GPT adalah AI yang bisa menyusun dan menyambung kalimat hingga menulis satu artikel penuh.

ChatGPT adalah produk turunan GPT yang memiliki kemampuan menjalankan percakapan yang sangat natural. Pengguna dapat melakukan banyak hal dengan ChatGPT, mulai dari menanyakan fakta umum, memintanya menulis artikel marketing, teks email, hingga meminta menulis kode bahasa pemrograman.

Pada uji publiknya yang meluncur November 2022 kemarin, ChatGPT meraih 1 juta pengguna dalam lima hari. Angka ini melebihi media sosial dan platform teknologi lain.

Netflix butuh 3,5 tahun untuk mencapai 1 juta pengguna, dan Spotify butuh waktu 5 tahun. Bahkan Instagram pun masih kalah—24 jam untuk 1 juta pelanggan.

Jadi ancaman Google
Setelah peluncuran ChatGPT, induk perusahaan Google, Alphabet, mengeluarkan “kode merah” di internal perusahaan.

CEO Alphabet, Sundar Pichai, mengadakan pertemuan pada Desember 2022 untuk menyusun strategi kecerdasan buatan pada produk Google. Strategi ini perlu segera disusun dan diterapkan menyusul keberadaan ChatGPT.

The New York Times melaporkan Pichai sampai melakukan panggilan telepon dengan dua pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, untuk meminta pendapat mereka.

Page dan Brin juga mengadakan beberapa pertemuan dengan sejumlah eksekutif Alphabet untuk menyusun strategi AI Google, dan mereka menyetujui rencana memasukkan lebih banyak fitur chatbot dalam mesin pencari Google.

Google harusnya semakin panik, karena ada kabar bahwa Microsoft akan mengintegrasikan mesin pencari mereka, Bing, dengan ChatGPT. Kemampuan konversasional ChatGPT memberi jawaban yang jauh lebih superior dibanding Google Search.

Meski tidak disebutkan dalam pernyataan tertulis, Microsoft mengatakan akan menggunakan produk OpenAI di barisan produk mereka,

“Microsoft akan menerapkan model OpenAI di seluruh produk konsumen dan perusahaan kami dan memperkenalkan kategori baru pengalaman digital yang dibangun di atas teknologi OpenAI,” ujarnya.

Apakah Bing akan bangkit dan mengalahkan mesin pencari Google?(Sumber)