News  

Saatnya Umat Islam Miliki Kalender Islam Global, Termasuk Menyatukan Hari Arafah

Pendiri Lingkar Survei Indonesia (LSI), Denny JA menilai perlunya suatu kalender global Islam yang berlaku secara internasional. Hal ini dia sampaikan menanggapi adanya perbedaan tanggal perayaan Idulfitri 1444 H di sejumlah tempat.

Menurut Denny, jika ada kalender global Islam, maka umat Muslim di seluruh dunia akan mengetahui kapan waktunya Idulfitri berbulan-bulan sebelumnya. Misalnya, jika Hari Raya Idulfitri jatuh pada hari Rabu tanggal 3 Mei, maka umat Muslim di Indonesia dan di seluruh dunia akan merayakan pada hari dan tanggal tersebut.

“Sehingga, umat Muslim di seluruh dunia akan bersama-sama merayakan hari kemenangan, bertakbir bersama, silaturahmi, saling kunjung, pada momen hari dan tanggal yang sama,” kata dia di Jakarta, Ahad (23/4).

Dengan adanya Kalender Global Islam, maka umat Islam memiliki kepastian dan kekompakan dalam merayakan hari besarnya. Apalagi, kemajuan teknologi dan usia kaum muslimin yang sudah 14 abad sudah cukup menjadi alasan mengapa umat Islam perlu memiliki satu kalender.

MateriTerkait
Halalbihalal di Solok, Ketua Majelis Wakaf PP Muhammadiyah Dorong Kaum Muslimin Miliki Lima Kecerdasan
Tonton Film Buya Hamka, Abdul Mu’ti Sampaikan Pujian: Penuh Inspirasi dan Keteladanan
Mudik Idulfitri 2023 Aman dan Lancar, Muhammadiyah Apresiasi Kinerja Kepolisian

Denny lantas mengatakan bahwa era manusia saat ini telah berhasil menciptakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang canggih. Akan menjadi ironis jika dunia Islam yang sudah berusia lebih 1.500 tahun, ternyata belum mampu menciptakan sistem kalender global bersama.

Secara keilmuan, membuat kalender bersama secara global bagi seluruh umat Islam di muka bumi menurutnya juga lebih mudah. Sebagaimana jadwal salat di seluruh dunia bisa diketahui dengan akurat hingga ke satuan angka jam, menit, dan detik, bahkan untuk satu bulan ke depan.

Di sisi lain, belum adanya Kalender Islam Global dia anggap membuat kaum muslimin memiliki perasaan campur aduk. Di satu sisi, ada rasa bangga melihat luasnya toleransi atas perbedaan melaksanakan hari raya. Namun, di sisi lain, ada rasa keprihatinan dengan perbedaan itu.

“Kita bangga melihat luasnya toleransi atas perbedaan itu. Tapi sekaligus juga prihatin atas perbedaan waktu tersebut. Perlukah dan mungkinkah suatu hari kelak umat Islam di seluruh dunia mengembangkan kalender hijriah global, sehingga jauh lebih cepat mengetahui dan bisa bersama di tanggal dan hari yang sama merayakan Idul Fitri?” ujar Denny JA.

Misi Global Muhammadiyah, Satukan Hari Arafah

Bagi Muhammadiyah sendiri Kalender Islam Global adalah kalender Hijriah dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Hal itu berarti satu sistem kalender berlaku di seluruh kawasan muka bumi tanpa kecuali yang berasaskan keselarasan antara hari dan tanggal.

Hal ini pernah disampaikan Rahmadi Wibowo Suwarno, anggota pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah seperti yang pernah dimuat dalam berita website Muhammadiyah.or.id berjudul Pentingnya Kalender Islam Global dan Upaya Muhammadiyah Mewujudkannya pada edisi 16 Juni 2022. Rahmadi menyampaikan bahwa Al-Quran memberi petunjuk kepada manusia tentang pentingnya waktu dalam kehidupan.

“Penggunaan waktu dengan yang baik dan bermanfaat menjadikan diri manusia sebagai orang yang beruntung. Sebaliknya kegagalan manusia dalam mengurus dan mengorganisir waktu dengan baik sehingga hidupnya menjadi kacau akan menghantarkan kepada kerugian hidup,” kata Rahmadi saat dihubungi redaksi Muhammadiyah.or.id.

Problem kekacauan sistem waktu di dunia Islam, menurutnya disebabkan ketiadaan kalender Islam global. Maka, adanya kalender Islam global menjadi penting karena dapat memberikan kepastian waktu-waktu ibadah dan dapat pula dijadikan sebagai kalender transaksi.

“Penerapan kalender Islam global temasuk dalam kategori hifdzu ad-din (perlindungan keberagamaan). Ini berarti hari-hari ibadah umat Islam dapat tersatukan,” ungkapnya.

“Khususnya ibadah puasa sunah pada hari Arafah, yakni pelaksanaan puasa Arafah di suatu tempat di luar Makkah sesuai dengan tanggal 9 Zulhijjah di Makkah yang merupakan hari Arafah,” lanjut Rahmadi.(Sumber)