Caleg Milenial PKB Menyelinap Masuk dan Ngamuk di Rumah Saingan Sesama Caleg di Pasuruan

Tri Wahyudi (24) berpakaian bak ninja menyelinap masuk ke rumah A Wasik Rahman Hamzah. Keduanya merupakan caleg PKB Pasuruan yang bersaing di Dapil 6 meliputi Kecamatan Sukorejo, Pandaan dan Prigen.

Kejadian ini berawal saat Tri berkunjung ke rumah Wasik yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Komisi 4. Wasik kembali ikut Pileg dan Tri menjadi saingannya sesama kader PKB.

Tri datang pukul 20.00 WIB, Selasa (21/11). Namun saat itu Wasik sedang keluar rumah dan Tri diterima oleh istri. Menurut Wasik, istrinya tidak mengenal Tri dan meminta Tri untuk menunggu di ruang tamu.

Tak lama kemudian, Tri pamit ke toilet yang ada di luar, namun tak kembali lagi. Sementara itu motornya tetap terparkir di halaman rumah yang jadi satu dengan lembaga pendidikan Al-Quran (TPQ).

“Saya yang datang sekitar pukul 22.00 WIB pun heran, ini motor siapa yang parkir. Saya tanya istri dan keluarga saya, semuanya tidak kenal. Akhirnya saya minta saudara saya menutup gerbang agar motornya tidak hilang dan saya masuk ke rumah untuk mandi,” jelas Wasik saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (22/11) malam.

Wasik belum sempat mandi, terdengar suara gedoran pintu di lantai dua rumah, hingga membuat istrinya kaget. Wasik pun kemudian mengeceknya menggunakan senter ke lantai dua rumah.

“Di lantai dua tiba-tiba ada laki-laki berpenutup wajah kayak ninja. Akhirnya senter-senteran, dia pakai kayak laser. Saya suruh turun. Tapi dia terus teriak sampai seluruh keluarga saya, kakak saya keluar dan mengira ada maling,” ungkapnya.

Setelah itu, pria bertopeng ninja kabur ke ruangan kelas madrasah TPQ yang berdampingan dengan lantai dua rumahnya.

Wasik dan keluarnya kemudian mengejar dan terlibat aksi saling dorong pintu di ruangan kelas tempat persembunyian pria tersebut.

“Dia kalah dorongan, langsung menyerang menggunakan dua tongkat besi,” kata Wasik.
Wasik dan keluarganya dengan alat seadanya menggunakan kursi dan peralatan menyapu menghalau serangan pria bertopeng itu.

Keluarga Wasik pun kemudian berhasil melumpuhkan aksi pria tersebut. Dia dibawa ke lantai satu lalu diikat agar tidak kabur. Setelah berhasil dilumpuhkan dan penutup wajah dibuka diketahui bahwa pria tersebut adalah Tri Wahyudi yang sama-sama caleg dari partai PKB.

“Setelah dia diamankan ke Polsek Pandaan, orang tuanya T (Tri Wahyudi) dipanggil, saya juga dipanggil untuk menyampaikan kronologi. Dalam pembicaraan kemarin dari orang tua ternyata mohon maaf si T ini ada semacam depresi atau bagaimana gitu,” katanya.

Namun ternyata usai kejadian, Tri mengunggah di media sosialnya bahwa dia dikeroyok oleh Wasik dan keluarganya.
“Tetap stylish meskipun dikeroyok @bolomaswasik, di Sidomukti, Pandaan,” tulis Tri dalam unggahan statusnya di akun Instagramnya.

Tri juga menyelipkan kata-kata aktivis Soe Hoek Gie. “Lebih baik diasingkan dari pada menyerah pada kemunafikan,”tulis Tri..

kumparan mencoba mengkonfirmasi hal ini. Namun, Tri belum merespons.
Diduga depresi, kasus berakhir damai

Reskrim Polsek Pandaan, Polres Pasuruan, mengatakan kasus Tri berakhir damai. Kedua belah pihak sepakat tidak melanjutkan masalah ini ke ranah hukum.

“Kedua belah pihak tidak membuat laporan ke Polsek Pandaan,” ucap Kanit Reskrim Polsek Pandaan, Polres Pasuruan, Iptu Budi Luhur.

Usai penyerangan itu, Tri oleh orang tuanya dikirim ke sebuah pesantren di wilayah Malang.
“Infonya sekarang, dikirim oleh keluarganya ke sebuah pesantren di Malang, untuk pemulihan depresinya,” katanya.

PKB Pasuruan minta maaf
Ketua DPC PKB Kabupaten Pasuruan, Irsyad Yusuf menyampaikan permintaan maaf atas kejadian yang dilakukan oleh kader PKB.

Gus Irsyad sapaan akrabnya menerangkan perseteruan yang terjadi antara anggotanya yakni A Wasik Rahman Hamzah dan Tri Wahyudi dipicu kesalahpahaman.

“Yang pertama atas nama ketua partai, saya mohon maaf bila salah satu caleg dari kita ada masalah dan ada kesalahpahaman ya. Saya sampaikan sekali lagi bahwa ini kesalahpahaman,” ucap Gus Irsyad.

“Saya mohon maaf sekali lagi, tidak hanya di internal partai kami tapi dengan caleg-caleg partai lain, atas nama Ketua DPC saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal-hal yang sudah dilakukan,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan saat ini kader PKB di Kabupaten Pasuruan banyak berisikan caleg-caleg milenial dan memang mempunyai target memberikan kesempatan kepada caleg-caleg milenial.

Sehingga, ia pun memohon maaf jika semangat jiwa muda para caleg milenial mungkin karena saking semangatnya berkompetisi merebut suara pemilih memunculkan suatu gesekan di internal partai.

Mantan Bupati Pasuruan dua periode ini pun akan menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran penting dalam pembinaan dan pemahaman kepada para caleg.

“Ini menjadi pembelajaran penting bagi kita bahwa di era pemilu sekarang, di era milenial, di era keterbukaan informasi yang cukup luar biasa memang harus ada langkah-langkah yang tepat ya, terutama kami akan tingkatkan pembinaan dan pemahaman kepada caleg-caleg kita,” ungkapnya.

Terkait apakah ada sanksi yang akan dijatuhkan kepada Tri, pihaknya masih akan melakukan evaluasi.
“Akan kita evaluasi, yang penting akan kita selesaikan secara kekeluargaan,” lanjutnya.

Soal pemicu penyerangan itu, Irsyad mengatakan akan mendalaminya. Apakah kemungkinan terkait untuk berebut suara masyarakat, Irsyad mengatakan hal itu bisa dimungkinkan terjadi.

“Ya mungkin ya (berebut suara pemilih), akan kita telusuri mungkin basisnya sama, ya mungkin saking semangatnya mungkin,” tandasnya.(Sumber)