Wisata  

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Dompu NTB

BELUM lama ini, persinggungan saya dengan daerah Kabupaten Dompu di Provinsi Nusa Tenggara Barat akhirnya membawa saya ke salah satu spot pantai yang indah, bernama Pantai Lakey.

Berjarak sekitar 45-50 menit perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Dompu, posisi Pantai Lakey sebenarnya cukup mudah dijangkau. Sejatinya bisa menjadi destinasi pariwisata yang bisa mendatangkan pundi-pundi pendapatan, baik bagi pemerintah daerah setempat maupun bagi masyarakat setempat.

Ombak Pantai Lakey menjadi salah satu daya tarik para turis asing penggemar olahraga selancar (surfing) untuk berlama-lama tinggal di sana.

Sepanjang mata memandang ke arah laut di Pantai Lakey, “bule” penggemar surfing memang menjadi obyek pemandangan tambahan yang menghiasi indahnya pantai.

Begitu pula dengan penikmat café-shop, hotel, dan homestay yang ada di sekitaran Pantai, rerata adalah turis asing pecinta olahraga selancar.

Saya sempat bertemu dan berdiskusi dengan beberapa wisatawan dari Amerika Serikat, Bulgaria dan Belanda di Pantai Lakey.


Di tengah alunan musik dan buaian kopi, mereka dengan senang menceritakan pengalamannya datang ke Lakey, berselancar di atas ombak laut Lakey, dan bercengkerama dengan sesama turis asing di Lakey.

Bagi mereka, Lakey adalah surga tersembunyi yang menawarkan pengalaman berwisata sekaligus menikmati hobi dengan biaya murah.

Sebagian turis tersebut menempuh jalur darat dari Bali ke Lombok, lalu menyeberang ke Pulau Sumbawa dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Sebagian kecil bahkan membawa papan selancarnya bersama kendaraan roda dua tersebut. Sebagian kecil lainnya memilih jalur yang sama, tapi mengirimkan papan selancarnya terlebih dahulu dengan menggunakan jasa ekspedisi.

Sementara sebagian lainnya menggunakan jalur udara dari Lombok menuju Bandara di Kabupaten Bima, lalu menggunakan jasa rental kendaraan roda empat menuju Pantai Lakey di Dompu. Semuanya berjalan secara alami, tanpa dukungan dan intervensi otoritas terkait.

Setelah menikmati dan mencermati Pantai Lakey, nyatanya sampai hari ini Pantai ini baru sebatas surga bagi para turis asing, terutama turis yang ingin menikmati hobi berselancar.

Jarang sekali ditemukan wisatawan lokal, kecuali masyarakat lokal yang bekerja di beberapa sektor usaha wisata di sana.

Sehingga ekosistemnya sama sekali belum mencerminkan ekosistem Pariwisata Pantai sebagaimana yang ada di Lombok atau Bali maupun di lokasi wisata pantai lainnya di Tanah Air.

Jalan yang kurang terawat, sampah yang berserakan, amenitas yang sangat terbatas, tata kelola kawasan yang masih “seadanya”, dan “atraksi” yang tidak dibenahi adalah pemandangan yang menemani mata kita saat pertama kali memasuki kawasan Lakey.

Hal ini tentu bermula dari cara pandang yang tidak apresiatif dari otoritas lokal terhadap sektor pariwisata.

Sehingga surga yang diidolakan oleh para turis asing penikmat olahraga selancar akhirnya tidak dipandang sebagai aset pariwisata berharga, baik oleh pemerintah daerah maupun oleh masyarakat setempat.

Risiko lanjutannya, Lakey berkembang dengan sangat terbatas, hanya untuk komunitas turis asing yang hobi berselancar dan dikembangkan oleh pelaku usaha dengan jumlah yang juga sangat terbatas.

Lagi-lagi semuanya berjalan seadanya, tanpa dukungan dan intervensi kebijakan berarti.

Absennya sektor pariwisata di dalam visi misi ekonomi pemerintah setempat memang berpengaruh langsung terhadap kemandegan perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Dompu.

Aset-aset pariwisata Dompu, mulai dari Pantai, Savana, Budaya, Sejarah, dan event-event wisata, gagal bertransformasi menjadi sumber-sumber pendapatan daerah dan sumber kesejahteraan baru bagi masyarakat setempat.

Dan karena itu pula akhirnya sangat sulit untuk menemukan hotel yang representatif dan usaha-usaha pendukung sektor pariwisata di Dompu.

Padahal sektor pariwisata adalah sektor yang sangat potensial untuk mendatangkan banyak investasi baru dan membuka cukup banyak lapangan pekerjaan baru yang bisa dijadikan sebagai sumber penggerak ekonomi daerah dan penyedia lapangan pekerjaan bagi SDM-SDM lokal.

Seandainya saja otoritas setempat berani bermimpi daerahnya dikunjungi jutaan wisatawan dalam negeri dan luar negeri, maka sudah hampir bisa dipastikan investasi besar dalam bentuk hotel-hotel berbintang, restoran-restoran berkelas, UKM-UKM penghasil berbagai macam oleh-oleh, usaha-usaha transportasi dalam berbagai bentuk, usaha jasa tour dan travel yang bonafid, dan multiplier effect lainnya akan meramaikan perekonomian Kabupaten Dompu.

Semua itu sejatinya adalah pemberi kontribusi potensial kepada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah di satu sisi dan penyedia banyak lapangan pekerjaan berkualitas bagi masyarakat setempat di sisi lain.

Dengan kata lain, Lakey adalah atraksi wisata yang sangat layak untuk dikembangkan secara serius dan berkelanjutan.

Potensinya untuk menjadi pusat pengembangan pariwisata daerah sangatlah besar, yakni sebagai atraksi wisata utama yang menjadi tujuan wisatawan domestik dan asing yang hadir ke Dompu, untuk kemudian bisa diarahkan ke kawasan wisata pelengkap lainnya, seperti ke kawasan Geopark Tambora dan Kawasan Savana Dompu di Kecamatan Pekat.

Artinya, kawasan Lakey bisa dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus versi pemerintahan daerah yang diperuntukkan untuk pengembangan destinasi wisata pantai utama Dompu di mana investasi besar untuk hotel-hotel dan restoran berkelas akan diarahkan ke sana.

Para turis, baik lokal maupun asing, akan menjadikan Lakey sebagai tempat menginap, karena pemandangan dan berbagai atraksi pantai lainnya yang ada di sana.

Lalu dari Lakey, para turis lokal atau asing akan melengkapi perjalanan wisatanya ke daerah dan destinasi wisata pelangkap lainnya di daerah Dompu, seperti ke kawasan Savana dan Pantai-pantai lainnya yang ada di Dompu.

Jika diasumsikan satu orang wisatawan menghabiskan waktu sehari semalam di Lakey Dompu, maka ia akan membelanjakan sejumlah uang di sana.

Ia harus membayar hotel atau jenis penginapan lain untuk satu malam, lalu membayar makanan dan minuman, rental kendaraan, membeli oleh-oleh, membayar tiket masuk destinasi ini dan itu, dan membayar berbagai layanan wisata lainnya di Dompu.

Jika rata-rata satu orang turis lokal menghabiskan Rp 1000.000 – Rp 1.500.000 sehari di Dompu, misalnya, maka dengan mudah bisa dibayangkan berapa imbas ekonomi yang akan diterima Dompu jika berhasil mendatangkan 5 jutaan wisatawan setiap tahun, yakni kisaran Rp 5 triliun – Rp 7,5 triliun.

Secara fiskal semua itu adalah objek pajak potensial yang akan menjadi pendapatan asli daerah.

Namun lagi-lagi cukup disayangkan, hampir semua potensi pariwisata di Dompu ternyata terbengkalai.

Nyaris tidak terlihat adanya intervensi pemerintahan daerah, baik dalam bentuk kemudahan regulasi maupun insentif, atau pun upaya koordinasi dan promosi yang terencana, untuk membuat sektor pariwisata sebagai sektor pendamping yang potensial untuk sektor unggulan lainnya di Dompu.

Walhasil, lokasi-lokasi yang potensial menjadi destinasi wisata hebat terbengkalai begitu saja. Berkembang seadanya tanpa dukungan dan keberpihakan, layaknya Pantai Lakey yang indah dan menawan di Kabupaten Dompu, tapi nyaris dilupakan.

Sebagai peneliti dari luar, tentu saya cukup kecewa dengan perkembangan sektor pariwisata di Dompu dan lebih kecewa lagi dengan perlakuan otoritas setempat kepada sektor pariwisata di sana.

Padahal hampir semua pihak yang saya temui di sana mengeluhkan susahnya mendatangkan investasi baru.

Mereka sesungguhnya sangat menginginkan adanya investasi yang datang ke Dompu agar perekonomian daerah bisa bergerak lebih agresif, lalu membuka lebih banyak lapangan pekerjaan untuk generasi muda yang terus tumbuh di Dompu, kemudian menekan angka kemiskinan dan pengangguran dengan lebih cepat di Dompu. Namun, mereka gagal mendatangkannya.

Rendahnya kesadaran atas potensi Pantai Lakey yang menawan, beserta potensi wisata lainnya yang ada di Dompu, membuat perekonomian Dompu semakin terperangkap ke dalam sektor-sektor tradisional yang pergerakannya juga kurang agresif.

Jadi cukup bisa dipahami mengapa pertumbuhan ekonomi di Dompu berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional dan tingkat kemiskinannya masih jauh di atas tingkat kemiskinan nasional.

Aksi tutup mata otoritas lokal kepada Pantai Lakey khususnya dan sektor wisata umumnya mempersempit kesempatan Kabupaten Dompu untuk mengembangkan perekonomiannya dan memajukan masyarakatnya. Sangat disayangkan sekali.