Kota Malang selain terkenal sebagai kota penghasil buah apel, atau pun kota dengan populasi mahasiswa terbanyak selain Solo ataupun Yogyakarta, tentunya juga dikenal sebagai daerah yang memiliki cuaca dingin dan sejuk. Letaknya yang dikelilingi oleh pegunungan membuat suhu yang ada di Kota Malang semakin sejuk.
Tentunya dengan kondisi cuaca yang relatif dingin, terutama pada musim penghujan setiap tahunnya membuat Kota Malang memiliki berbagai macam minuman hangat yang selalu dijajakan di setiap sudut kotanya.
Minuman seperti wedang secang, ataupun STMJ selalu menjadi primadona masyarakat ketika musim penghujan menerpa. Namun, ada satu minuman hangat khas yang bisa dibilang merupakan minuman asli dari Kota Malang ini yaitu angsle, atau wedang angsle.
Asal-Usul dan Bahan Utama Angsle
Angsle, atau wedang angsle merupakan minuman tradisional yang berasal dari Kota Malang, namun eksistensi dari angsle sendiri sudah menyebar ke wilayah lain di Jawa Timur seperti Surabaya, ataupun Lumajang.
Asal penamaan dari angsle sendiri belum diketahui secara resmi, namun kuat dugaan bahwa angsle merupakan hasil turunan dari wedang ronde.
Perbedaan mendasar dari wedang ronde maupun angsle terletak pada bahan kuah yang digunakan, dimana pada wedang ronde memakai kuah jahe bening, sedangkan pada angsle menggunakan kuah santan.
Namun secara rasa, keduanya sama-sama memiliki sensasi rasa yang hangat untuk tubuh ketika menyantapnya.
Perbedaan lainnya dari angsle adalah bahan-bahan yang lebih lengkap ketimbang wedang ronde, dimana pada semangkuk angsle terdapat berbagai jenis bahan pelengkap seperti mutiara, beras ketan, kacang hijau, potongan roti tawar, dan petulo, yaitu olahan tepung tapioka yang dibentuk seperti adonan mie.
Rasa berbagai macam pelengkap yang beragam, dan kuah santan yang hangat inilah yang membuat angsle begitu spesial untuk disantap.
Keunikan Kuah Angsle
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ciri khas mendasar dari angsle adalah penggunaan santan sebagai bahan utama pembuatan kuah dari minuman tradisional ini. Namun jika ditelisik kembali, pada mulanya kuah angsle tidak menyertakan jahe sebagai bahan utama pada kuahnya.
Bahan asli dari kuah angsle sebenarnya terdiri dari tiga bahan utama saja, yaitu santan kelapa, daun pandan, serta vanili. Dilansir dari situs indonesiakaya.com, absennya jahe sebagai bahan utama kuah angsle dikarenakan akan mengubah rasa dari minuman ini.
Faktor lain dari tidak digunakannya jahe sebagai bahan angsle adalah sebagai pembeda antara angsle dan minuman berjenis wedang lainnya. Namun karena orang-orang masih kerap menyebut angsle sebagai salah satu dari wedang, maka penggunaan jahe akhirnya dimasukkan sebagai bahan utama.
Uniknya, penambahan jahe pada kuah angsle justru mampu memperkaya rasa serta aroma dari minuman ini.
Lokasi Legendaris untuk Mencicipi Angsle
Menemukan lokasi angsle di Kota Malang sendiri sangatlah mudah. Salah satu warung legendaris yang terkenal akan kelezatan angsle adalah Ronde Titoni yang berlokasi di Jalan Zainul Arifin Nomor 17 Kota Malang.
Ronde Titoni merupakan lokasi yang cukup legendaris dan juga populer karena telah beroperasi sejak tahun 1948. Sesuai namanya, Ronde Titoni spesial menjajakan minuman hangat seperti wedang ronde, dan juga angsle.
Penamaan Ronde Titoni sebagai nama gerai juga terbilang unik, dikisahkan sang pemilik pertama yaitu Bapak Abdul Hadi sering menjajakan ronde saat malam hari di depan Toko Arloji Titoni yang terletak di area Pasar Besar Malang. Karena sering berdagang di depan toko itu, maka penamaannya menjadi Ronde Titoni yang merujuk pada tempat pertama dikenalnya usaha ronde ini.
Seiring berjalannya waktu, Ronde Titoni sendiri tak lagi berdagang di area Toko Arloji Titoni, melainkan sudah memiliki bangunan sendiri di kawasan Jalan Zainul Arifin. Pada awal masuk bangunan, Kawan GNFI sudah disuguhkan dengan dapur besar tempat minuman diracik. Selain itu juga nampak foto dari petinju legendaris, Muhammad Ali yang terletak di samping dapur.
Katanya, peletakkan foto ini merupakan manifestasi dari kata ronde pada pertarungan tinju yang juga menjadi sajian utama gerai ini.
Untuk harga dari semangkuk ronde, dan juga angsle sendiri relatif sama yaitu 10 ribu rupiah untuk semangkuk ronde maupun angsle yang lengkap dengan kuahnya. Perpaduan rasa dari berbagai bahan yang ada pada angsle terbilang cukup lengkap, seperti sagu mutiara, kacang hijau, roti tawar, dan juga petulo yang merah merona. Serta tak ketinggalan kuah santan dan jahe dari angsle yang hangat dan segar yang siap menemani dinginnya Kota Malang.