Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Supian Suri-Chandra Rahmansyah unggul dalam hasil hitung cepat atau quick count Pilkada Kota Depok yang dilakukan Voxpol Center. Supian-Chandra unggul dengan perolehan 53,19 persen, sementara Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq meraih 46,81 persen. Keunggulan itu berdasarkan data masuk 100 persen.
Perolehan Supian-Chandra mengejutkan rivalnya Imam-Ririn yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jika hasil perhitungan KPU sesuai dengan hasil quick count tersebut, maka Supian-Chandra adalah pemenang Pilkada Kota Depok. Hasil itu juga menandai berakhirnya ‘kekuasaan ‘ PKS di Depok.
Supian mengatakan dirinya dan Chandra memang bukan yang terbaik, namun akan memberikan yang terbaik buat kemajuan dan perubahan Kota Depok.
“Kami memang bukan yang terbaik, tapi sekali lagi saya dengan Pak Chandra akan memberikan yang terbaik buat Kota Depok. Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, jajaran partai, warga Depok yok sama-sama bangun Kota Depok karena kita mencintainya,” kata Supian di Rumah Pemenangannya di Cilodong, Depok, Kamis (28/11/2024) dini hari.
Selain itu, ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Kota Depok yang telah memberikan amanah menjadi pemimpin di kota ‘belimbing’ itu.
“Malam hari ini saya dengan Pak Chandra pertama terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan yang diberikan buat saya dan Pak Chandra untuk melayani warga Depok. Untuk bisa merangkul seluruh warga Depok untuk bisa memberikan perhatian pada seluruh warga Depok. Untuk bisa menjadi bagian keluarga warga Depok,” ujarnya.
PKS Kuasai Depok 20 Tahun
PKS sendiri merupakan ‘penguasa’ Kota Depok sejak 2005 silam. Dalam Pilkada Kota Depok kali ini, PKS hanya berkoalisi dengan Partai Golkar. Sementara Supian-Chandra diusung oleh 12 partai politik, antara lain Partai Gerindra, PDIP, PKB, PAN, Partai Demokrat, PSI, Partai Perindo, PPP, Partai NasDem.
PKS menguasai Depok sejak Pilkada 2005. Jagoan PKS, Nur Mahmudi Ismail yang berpasangan dengan Yuyun Wirasaputra memenangkan pemilihan dengan 43,9 persen suara. Nur Mahmudi-Yuyun mengalahkan pasangan Badrul Kamal-Syihabuddin Ahmad dari Partai Golkar yang memperoleh 38,9 persen.
Pada Pilkada 2010, PKS mengajukan kembali Nur Mahmudi yang berpasangan dengan Mohammad Idris. Duet ini meraih 61 persen suara mengalahkan kandidat lainnya, yakni Badrul yang meraih 26,31 persen dan Yuyun yang mendapatkan 22 persen.
PKS kembali memenangkan Pilkada 2015. Kali ini mengusung Mohammad Idris yang berpasangan dengan politikus Partai Gerindra Pradi Supriatna.
Pasangan yang diusung PKS, Gerindra, PBB, dan Partai Demokrat itu meraih 61,9 persen mengalahkan Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi yang diusung PDIP, Partai Golkar, PAN, PPP, PKB, dan Partai NasDem. Dimas-Babai hanya mendapatkan 38 persen suara.
Pada Pilkada 2020, PKS kembali mengusung Mohammad Idris. Kali ini PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PPP mengajukan pasangan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono.
Sebagai rivalnya adalah Pradi Supriatna-Afifah Alia yang diusung PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKB, dan PSI. Hasilnya, Mohammad Idris-Imam Budi meraih 55,5 persen, sementara Pradi-Afifah meraih 44,4 persen.(Sumber)