Tugu atau monumen khatulistiwa, dalam bahasa Inggris disebut equator monument, adalah bangunan yang dibuat sebagai penanda area atau titik yang dilewati garis khatulistiwa/ekuator. Kota Pontianak menjadi salah satu titik lewatnya garis lintang nol derajat di Indonesia.
Tugu Khatulistiwa Pontianak sendiri begitu digandrungi dan kerap ramai dikunjungi wisatawan, lo, Kawan! Nah, berikut serba-serbi informasi tentang Tugu Khatulistiwa di Pontianak, mulai dari sejarah hingga harga tiket masuknya. Simak sampai tuntas, ya!
Apa yang Dimaksud Tugu Khatulistiwa?
Sebagaimana telah disebutkan di awal, tugu khatulistiwa adalah monumen untuk menandai titik yang dilewati oleh garis ekuator Bumi.
Sebagai negara khatulistiwa, tentu banyak daerah di Indonesia, mulai dari ujung barat sampai timur, yang dilewati garis ekuator bumi. Karena hal ini, tidak heran jika terdapat banyak titik di Nusantara yang didirikan tugu atau monumen khatulistiwa.
Di Indonesia sendiri, jumlah tugu khatulistiwa yang telah dibangun mencapai 11 buah, meliputi
- Kota Pasaman, Agam, dan Bonjol di Sumatera Barat;
- Tanjung Teludas di Kepulauan Riau;
- Pangkalan Lesung dan Lipat Kain di Riau;
- Santan Hulu, Kalimantan Timur;
- Pontianak, Kalimantan Barat;
- Parigi Muotong, Sulawesi Tengah;
- Kayoa, Maluku Utara; serta
- Raja Ampat di Papua Barat.
Untuk yang berada di Pontianak sendiri, tugunya berlokasi di Jl. Khatulistiwa, Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Selain berfungsi sebagai penanda area yang dilalui garis khatulistiwa, tugu khatulistiwa pada perkembangannya juga dijadikan sebagai tempat wisata bernilai sejarah dan edukasi bagi pengunjung. Monumen ini bahkan berkembang menjadi landmark sebuah daerah.
Tugu khatulistiwa juga menyimpan makna mendalam. Seperti disebutkan dalam buku Tugu Khatulistiwa, kehadiran monumen ini bernilai sebagai aset bangsa Indonesia. Hal itu lantaran monumen khatulistiwa menyimpan nilai sejarah tentang perkembangan pengetahuan dan perjuangan Indonesia, terutama saksi bagaimana para pejuang meraih kemerdekaan bagi Indonesia.
Alasan ini masuk akal mengingat tugu khatulistiwa di Pontianak pertama kali dibuat pada 1928, sebelum akhirnya disempurnakan pada tahun 1930 serta dikembangkan kembali pada 1938 dengan penambahan tonggak kayu menggunakan kayu ulin khas Kalimantan.
Sejarah Pembangunan Tugu Katulistiwa
Tugu khatulistiwa yang ada di Indonesia dibangun oleh peneliti dan penjelajah barat yang sebenarnya tinggal di negeri nan jauh dari Nusantara. Para penjelajah dan pakar geografi Belanda adalah sosok yang membangun Tugu Katulistiwa Pontianak.
Mereka datang ke Pulau Borneo dengan tujuan mencari titik-titik khatulistiwa di seluruh belahan bumi. Tim peneliti dan penjelajah itu kemudian menemukan titik khatulistiwa berada di area dekat Sungai Kapuas kecil.
Tadinya, sebelum tahun 1930, bangunan tugu khatulistiwa hanya sebatas tonggak dengan anak panah. Namun, bentuknya dirombak menjadi tonggak dengan panah dan tanda lingkaran.
Pada perkembangannya, seorang arsitek kenamaan Indonesia Fredrich Silaban, yang juga mendesain Monas dan Stadion Gelora Bung Karno, mengembangkan dan menyempurnakan bangunan Tugu Khatulistiwa Pontianak.
Pada 1990, Tugu Khatulistiwa Pontianak kembali dikembangkan dengan penambahan kubah pelindung serta duplikat tugu yang dibangun di atas kubah berukuran lima kali lebih besar dari monumen aslinya. 21 September 1991 menjadi momen tugu ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat.
Mengutip dari laman resmi BAPPEDA Kota Pontianak, Tugu Khatulistiwa Pontianak kembali menempuh perbaikan serta penataan kembali pada area dalam dan sekitar monumen menjelang akhir 2022 lalu. Sebelumnya, monumen ini terakhir kali diperbaiki pada 1999.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Tugu Katulistiwa
Tugu Khatulistiwa Pontianak buka 24 jam dan paling ramai dikunjungi wisatawan sewaktu weekend. Harga tiket masuk ke Tugu Khatulistiwa Pontianak gratis, jadi pelancong dapat menjelajah seisi monumen ini dengan cuma-cuma.
Destinasi wisata ini berjarak sekitar 15 km dari Alun-alun Kapuas dan dapat ditempuh dalam 30 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor.
Saat berwisata di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kawan bisa menikmati aktivitas menjelajah isi dalam kubah. Nantinya, kamu akan menemukan berbagai informasi, sejarah, serta foto-foto seputar tugu khatulistiwa sembari mengabadikan momen dengan berfoto bersama keluarga.
Kawan juga bisa berkunjung di hari terjadinya titik kultimasi matahari. Fenomena ini merupakan momen ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa.
Fenomena titik kultimasi matahari akan membuat bayangan tugu khatulistiwa hilang selama beberapa waktu. Titik kultimasi matahari dapat dilihat dua kali setiap tahun antara 21–23 Maret serta 21–23 September.
- Harga Tiket: Gratis
- Jam Operasional: 24 jam
Demikianlah informasi tentang Tugu Khatulistiwa Pontianak. Baca artikel lain seputar destinasi wisata di Indonesia di laman resmi Good News From Indonesia!