HUT Ke-48 PDI Perjuangan, Tangis Megawati Pecah Kenang Pesan Bung Karno

Air mata Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak terbendung saat mengenang pesan sang ayahanda yang juga Proklamator RI, Soekarno.

Pesan dari Bung Karno itu, tutur Megawati, mengantarnya kedalam kepedihan bagaimana dirinya bisa menjalankan politik kebangsaannya hingga saat ini.

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya secara virtual dalam rangka HUT PDIP ke-48, Minggu (10/1/2021). Di usia partainya yang menginjak 48 tahun, Megawati menyebut banyak melewati rasa duka dan senang.

“Saudara-saudara, beberapa hari ini saya merenung. Saya mencoba menggali kembali lembar-lembar perjalanan kehidupan politik yang telah saya lewati.

Perenungan spiritual itu mengantarkan saya pada memori terdalam tentang cita-cita dan gagasan politik seorang lelaki, yang saya panggil Bapak Bung Karno,” kata Megawati mulai terbata-bata.

Dengan nada tergagap-gagap menahan emosinya, Megawati sempat diam. Presiden Kelima RI itu pun terisak menangis.

“Bapak yang telah menempa saya sejak kecil, untuk hidup di jalan pengabdian kepada Tanah Air dan bangsa.

Bapak mengatakan, ‘Saya memohon kepada Allah SWT, tetapkanlah kecintaanku kepada Tanah Air dan bangsa, selalu menyala-nyala di dalam saya punya dada, sampai terbawa masuk ke dalam kubur saat Allah memanggilku pulang’,” ujar Megawati mengenang pesan Bung Karno sambil terisak.

Megawati menyatakan pesan ini pernah disampaikannya secara terbuka pada saat HUT PDIP ke-47 tahun lalu. Dia mengingat, setelah pernyataannya itu sebulan kemudian, Indonesia diguncang pandemi Covid-19.

“Bukan hanya Indonesia, tetapi juga dunia. Dunia dipaksa untuk masuk pada sebuah peradaban baru, yang justru seharusnya membuka mata batin, pikiran, dan jiwa kita.

Inilah saatnya kita untuk benar-benar, konsisten, dan sungguh-sungguh menjalankan Pancasila. Pancasila jangan menjadi jargon. Bangsa ini sangat butuh Pancasila diimplementasikan,” tutur Megawati.

Di saat krisis seperti ini, menurut Megawati, keimanan setiap manusia diuji di hadapan Allah SWT. Manusia pun harus berjuang dengan ikhtiar dan tawakal, dalam semangat persatuan.

“Hidupkan semangat kekeluargaan dan gotong royong, yang dipimpin oleh suatu kebijaksanaan, yang mengupayakan negara tetap dapat memelihara hidup dan penghidupan, yang sejahtera, tertib dan damai. Suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Megawati.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan keluarga di dekat patung mantan Presiden Soekarno di Lemhanas. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Dalam acara ini, seluruh kader di DPP, DPD, DPC, hingga ranting menyaksikan secara virtual.

Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, dan jajaran Kabinet Indonesia Maju juga mengikuti acara virtual HUT PDIP ke-48 tersebut. {suara}