Dicopot dan Digembosi DPP Golkar, Ngogesa Melawan

Dicopot dan Digembosi DPP Golkar, Ngogesa Melawan Radar Aktual

Ngogesa Sitepu mempertanyakan keputusan DPP Golkar yang memecatnya sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sumut. Dia menilai ada maksud politik dibalik pencopotannya. Terlebih keputusan itu dilakukan secara mendadak.

Ngogesa dicopot DPP Partai Golkar digantikan Ahmad Doli Kurnia, diduga karena lambat menyiapkan nama-nama caleg hingga dua hari penutupan pendaftaran.

Pencopotan Ngogesa tertuang dalam SK DPP Partai Golkarnomor 316/DPP/GOLKAR/VII/2018 tanggal 14 Juli 2018 yang ditandatangani Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Sekjen Lodewijk F Paulus. Dalam SK tersebut, Doli ditugaskan melakukan konsolidasi internal, bahkan revitalisasi kepengurusan jika perlu.

Doli diberikan wewenang menandatangani dokumen atau berkas caleg tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk diserahkan ke KPU setempat.

Terkait SK, Ngogesa menyampaikan, bahwa alasan pencopotan, mengingat pengalaman selama kurang lebih 31 tahun bersama Golkar maka persoalan yang dipermasalahkan sangat tidak mendasar.

Dia tidak terima dengan keputusan tersebut, apalagi selama ini ia telah mengabdi bersama Golkar melalui setiap mekanisme, dari yang terbawah, hingga menjadi Ketua DPD Golkar Sumut.

“Saya ini bukan kader karbitan di Golkar, saya di Partai Golkar mulai dari anggota biasa sampai menjadi Ketua DPD Langkat bahkan dipercaya menakhodai DPD Golkar Sumut melalui musda dan terpilih secara aklamasi. Jadi saya sangat paham mekanisme mengurusi partai, enggak harus dipecundangi seperti ini, sehingga kesannya ada politik dalam politik lagi,” ujar Ngogesa, Senin (16/7/2018)

Kendati demikian, Ngogesa tak mau ambil pusing jika kemungkinan ada pembisik ke DPP. Ngogesa berharap DPP lebih arif dan bijak terhadap adanya pembisik itu, agar tidak terus terjadi kekisruhan di internal partai dalam kurun waktu tertentu.

Terkait penggantian posisi Ketua DPD Golkar Sumut menjelang pendaftaran caleg, Ngogesa menduga ada skenario untuk menggembosi Golkar di Sumut menghadapi Pileg bahkan Pilpres 2019 mendatang.

“Kekisruhan disinyalir untuk menggembosi Golkar di pesta demokrasi mendatang, tapi sudahlah saya pun tidak ambisi. Kemarin saya dipercaya menjadi ketua untuk membesarkan Golkar Sumut, tapi kenyataan sekarang ini lain,” pungkas Ngogesa.

Terkait adanya masalah internal dan pencopotan secara mendadak, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Samsir Pohan mengakui secara tidak langsung adanya pencopotan.

Namun ia memohon maaf karena tidak bisa bicara banyak soal hal ini. “Mohon maaf baru balas. Seperti yang didengar. Kami tidak bisa berkomentar tentang hal ini,” ujarnya singkat.

Pakar Hukum, Nuriono mengatakan bahwa dalam arena politik semua bisa saja terjadi. Saat seseorang dinyatakan tidak berkomitmen terhadap perjuangan partai, maka bisa jadi akan di copot posisinya.

“Dari beberapa kasus pencopotan, bisa terkait tidak sinergisnya pimpinan di daerah dengan di pusat. Atau bisa jadi dia menjalankan agenda sendiri bukan agenda partai dan itu sangat rentan,” kata Nuriono, Senin (16/7/2018).

“Ada dugaan untuk mengkerdilkan sosok itu, dalam proses Pilkada maupun Pemilu legislatif kedepan,” sambungnya. Lebih lanjut, Nuriono menjelaskan selain itu ada dugaan kuat kecenderungan disharmonisasi. Karena bisa jadi Ngogesa tidak mau menjalankan perintah dari DPP dan jadi proses penilaian DPP terhadap daerah.

“Kalau masalah yang lain saya rasa tidak ada masalah, tapi bisa jadi ada calon yang mau masuk dari pusat tapi tidak diakomodir makanya ada pertimbangan pencopotan,” katanya. “Yang jelas alangkah baiknya pusat fokus mengurusi proses pusat saja. Daerah dan Kabupaten biarkan mengurusi sendiri. Itu tentu akan memberikan kedamaian,” jelas Nuriono.