Mengenal Politisi PDIP Isma Yatun dan Politisi Gerindra Haerul Saleh Yang Terpilih Jadi Anggota BPK

Komisi XI DPR menuntaskan uji kepatutan dan kelayakan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dengan memilih Isma Yatun dan Haerul Saleh, Jumat (18/3). Seleksi calon anggota BPK di Komisi XI DPR itu diikuti 13 orang, berlangsung selama dua hari sejak Kamis (17/3).

Pada sesi pemilihan anggota BPK, dari 13 calon hanya 4 orang yang memperoleh suara. Isma Yatun meraup 46 suara atau yang terbanyak, disusul Haerul Saleh 37 suara.

Dua calon lain yang memperoleh suara namun tak terpilih, yakni Osbal Saragi Rumahorbo dan Dori Santosa, masing-masing meraih 18 dan 11 suara.

“Pilihan ini sebagai pilihan terbaik, karena Isma Yatun sebagai incumbent di BPK selama ini dinilai punya kinerja yang cukup bagus. Itu juga terlihat dalam fit and proper dua hari ini,” kata anggota Komisi XI DPR (F-PPP), Amir Uskara, usai pemungutan suara calon anggota BPK, Jumat (18/3).

Sementara Haerul Saleh, menurutnya juga punya bekal pengalaman yang relevan untuk menjadi anggota BPK. “Pak Haerul Saleh kan merupakan anggota Komisi XI (bidang keuangan) pada periode kemarin dan periode ini juga ada di Komisi XI,” imbuhnya.

Proses seleksi calon anggota BPK dilakukan, karena ada dua orang yang berakhir masa jabatannya pada 2022 ini. Mereka adalah Agung Firman Sampurna yang telah menjabat dua periode, serta Isma Yatun. Isma Yatun yang menjabat sejak 2019, terpilih kembali.

Profil Isma Yatun dan Haerul Saleh

Seperti Haerul Saleh, Isma Yatun juga berlatar belakang politisi. Masing-masing berasal dari Fraksi Partai Gerindra dan Fraksi PDI Perjuangan () di DPR. Isma Yatun merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai anggota , sejak lembaga itu berdiri.

Sebelumnya, perempuan kelahiran Palembang, Sumatera Selatan itu, di DPR pernah bertugas di Komisi Bidang Pendidikan, Olah Raga, dan Sejarah. Kemudian berpindah ke Komisi Bidang Keuangan dan Perbankan.

Karier awalnya dijalani di perusahaan perbankan yakni Bank Danamon dan di anak usaha perusahaan migas, Elnusa.

Sedangkan Haerul Saleh, sebelum ini merupakan anggota Komisi XI DPR. Posisi itu ditempati politisi Partai , sejak periode 2014-2019. Di periode ini, dia baru dilantik pada Agustus 2020, sebagai anggota pengganti antar waktu (PAW). Dia menggantikan rekan separtainya, Imran, yang meninggal dunia.

Haerul Saleh sebelumnya dikenal sebagai pebisnis. Dia juga pernah menjadi anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Pemuda Panca Marga. {kumparan}