Soal Pemilu 2024 Sesuai Jadwal, Sikap Golkar Dinilai Senafas Dengan Jokowi dan Aspirasi Rakyat

Partai Golkar mendukung pelaksanaan Pemilu 2024 sesuai jadwal. Hal itu dinilai senada dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan Pemilu dan Pilkada digelar pada 14 Februari dan November 2024.

“Golkar tak mungkin beda dengan sikap Jokowi. Wajar kalau kemudian Golkar tegaskan dukung pemilu tetap waktu on schedule,” ujar Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno dalam keterangannya, Selasa (12/4).

Menurut dia, wacana penundaan Pemilu tidak akan kembali mengemuka dengan sikap tegas yang diungkap Partai Golkar dan Presiden Jokowi. Langkah partai berlogo Pohon Beringin itu dinilai sudah sesuai dengan harapan rakyat.

“Saya kira tidaak ada perdebatan lagi Golkar fix dukung pemilu 2024 tanpa penundaan. Itu artinya, usulan penundaan Pemilu secara otomatis gugur karena ditolak Presidan dan melarang menterinya bicara pilpres,” katanya.

Selain mengikuti aspirasi publik, kata dia, sikap Golkar tersebut juga menunjukkan ketaatan terhadap pemimpin koalisi pemerintah yakni Presiden Jokowi. “Ajeg dan senafas dengan sikap Jokowi,” katanyam

Sebelumnya Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Bidang Kominfo Nurul Arifin menyatakan bahwa Partai Golkar sangat mendukung keputusan Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akan menggelar pemilu sesuai jadwal yang disepakati dengan DPR dan KPU, pada 14 Februari 2024.

Nurul mengklaim selama ini partainya tidak pernah bersikap mendua soal pelaksanaan Pemilu 2024. Dia menuturkan, partai berlambang pohon beringin itu taat pada konstitusi. “Golkar selalu tegak lurus pada peraturan,” tegasnya.

Dia menjelaskan terkait aspirasi penundaan Pemilu merupakan kebebasan rakyat untuk bersuara dan berpendapat. Termasuk, munculnya aspirasi yang disampaikan sejumlah petani kelapa sawit kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Provinsi Riau, pada 24 Februari 2022 lalu.

Saat itu kata Nurul, Airlangga yang melakukan kunjungan kerja menerima aspirasi dari petani sawit agar ada perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi yang dinilai berkinerja baik.

“Kami dari Partai Golkar menerima itu sebagai bentuk masukan. Kami menghormatinya. Namun hal itu tidak pernah menjadi agenda Golkar secara resmi untuk mengusulkan adanya perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan Pemilu,” jelasnya.

Dia juga menegaskan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tidak pernah menyatakan persetujuannya untuk menunda Pemilu atau pengusulan perpanjangan masa jabatan Presiden. Bahkan, kata Nurul, partainya justru melakukan upaya untuk terus melakukan sosialisasi menuju Pemilu 2024.

“Dalam setiap kesempatan, kami dari Partai Golkar termasuk Ketua Umum Pak Airlangga terus menyosialisasikan program-program yang sudah kami buat untuk menuju Pilpres dan Pileg 2024,” kata Nurul Arifin.

Waketum Golkar ini pun menyatakan partainya mendukung pernyataan Presiden Jokowi yang menginginkan seluruh masyarakat dan peserta tidak menggunakan isu politik identitas dan SARA di Pemilu 2024.

“Golkar juga berharap pelaksanaan Pileg dan Pilpres serta Pilkada 2024 berjalan dengan baik, tertib, dan memunculkan pemimpin nasional yang bisa diterima seluruh rakyat,” katanya.

Ketua MPO DPP Partai Golkar Meutya Hafid juga menyampaikan hal senada. Ia mengatakan bahwa Partai Golkar tidak akan melawan arus suara rakyat. Prinsipnya jelas, suara Golkar adalah suara rakyat.

“Golkar mendukung pernyataan Presiden bahwa tidak ada penundaan jadwal Pemilu. Hal itu sudah tepat dan sesuai konstitusi saat ini, serta sejalan dengan aspirasi publik,” katanya.

Sikap Partai Golkar terkait penundaan Pemilu memang dari awal sudah jelas. Bahkan melalui kader-kadernya di Komisi II DPR RI, Partai Golkar adalah fraksi yang paling depan memperjuangkan penyelenggaraan Pemilu tepat waktu, termasuk ketika melakukan fit and proper test ketua serta anggota KPU dan Bawaslu.

Selain itu merunut pada tugasnya di DPR, Meutya meyakinkan masyarakat bahwa Fraksi Golkar DPR RI, bekerja semaksimal mungkin guna memastikan Pemilu 2024 diselenggarakan tepat waktu.

Sesuai dengan lingkup tugasnya di Komisi 1 DPR RI, Meutya Hafid mengatakan akan memanggil mitra terkait sebagai upaya memastikan Pemilu berlangsung aman dan damai.

“Komisi 1 akan memanggil mitra-mitra terkait untuk menerima laporan rancangan persiapan dari masing-masing lembaga yang berhubungan dengan Komisi 1 DPR, seperti TNI dan BIN.

Meski mitra kami tidak terkait langsung, namun peran TNI dan BIN misalmya dalam turut mensukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024 perlu dipersiapkan dari sekarang,” jelas Meutya Hafid. {SM}