Deding Ishak: Partai Golkar Milik Bararea, Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Inklusivitas Partai Golkar sebagai institusi politik yang terbuka terhadap berbagai golongan dan kalangan membuat partai ini mampu bertahan lebih dari setengah abad lamanya. Berdiri atas gagasan Soekarno, besar di era Orde Baru Soeharto, dan masih tegak berdiri hingga masa kepemimpinan Airlangga Hartarto membuktikan bahwa Golkar bukan lagi milik golongan tertentu, tapi juga dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu tokoh senior Partai Golkar, KH. Deding Ishak dalam kesempatan shooting konten youtube bersama Golkarpedia dalam tajuk ‘Batagor’ Bincang Tanya Seputar Golkar, beberapa waktu lalu. Ketika itu, pria yang pernah duduk di DPR RI sejak 2009 sampai periode tahun 2019 ini mengungkapkan rahasia usia panjang Partai Golkar.

“Salah satu alasan kenapa Partai Golkar senantiasa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat dengan ragam identitas, baik identitas kesukuan, agama, dan profesi. Bahwa memang menggambarkan bahwa Golkar ini milik seluruh rakyat Indonesia, jadi bahasa sundanya, Golkar adalah milik bararea,” ungkap KH. Deding Ishak pada redaksi Golkarpedia.com.

Selain inklusivitas, KH. Deding Ishak juga memandang, usia panjang serta kejayaan yang dibangun Partai Golkar selama ini tak bisa dilepaskan dari peran organisasi pendiri dan yang didirikan. Kebetulan dalam hal ini, KH. Deding Ishak sendiri pernah memimpin salah satu organisasi yang didirikan Partai Golkar, yakni MDI (Majelis Dakwah Islamiyah).

“Golkar juga mempunyai organisasi pendiri dan yang didirikan, ada SOKSI, MKGR, Kosgoro dan juga ada Majelis Dakwah Islamiyah. Jadi satu organisasi yang didirikan Golkar dalam rangka respon aspirasi umat Islam sebagai pemilih terbesar Partai Golkar dari masa ke masa,” sebut pengurus MUI Pusat ini.

Kedekatan antara Partai Golkar dengan umat Islam pun dijelaskan oleh KH. Deding Ishak sebagai sebuah hubungan yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme. Partai Golkar dalam fungsinya sebagai institusi politik memiliki berbagai program yang berbasis keagamaan, sebaliknya, para pemuka agama pun menerima dengan baik kehadiran Partai Golkar dalam kehidupan politik mereka.

“Sehingga Golkar tentu saja harus memberikan kontribusinya bagi peningkatan kehidupan umat Islam sebagai bagian dari bangsa ini. Alhamdulillah MDI sebagai organisasi dalam wadah Partai Golkar ini berkiprah menggalang kekuatan para da’i dan da’iyah se-Indonesia untuk mensosialisasikan program keagamaan di Partai Golkar,” papar KH. Deding Ishak.

“Jadi Partai Golkar meskipun bukan partai berbasis agama, tetapi partai yang menghormati, menghargai dan menjalankan nilai keagamaan khususnya Islam. Golkar juga tak lupa memperjuangkan aspirasi umat Islam,” sambungnya lagi.

KH. Deding Ishak lantas memberikan contoh tentang bagaimana kontribusi positif antara Partai Golkar dengan umat agama, khususnya Islam terbangun. Salah satunya produk legislasi serta regulasi lain yang diperjuangkan Partai Golkar di tingkatan parlemen hingga eksekutif.

“Salah satu contohnya adalah haji, Golkar berjuang dari sisi peningkatan pelayanan jamaah juga besaran biaya perjalanan haji. Juga UU Zakat dan UU Anti Pornografi, itu adalah Golkar yang selalu di depan. Karena tanpa Golkar, komposisi di DPR ini akan jadi sulit,” ucap Bacaleg Partai Golkar DPR RI Dapil Jabar IX ini.

Ia pun turut memastikan tak ada yang berubah dari landasan perjuangan Partai Golkar sejak dulu hingga kini di masa kepemimpinan Airlangga Hartarto. Selama kepemimpinan Airlangga Hartarto, umat beragama senantiasa menjadi prioritas yang diperhatikan. Aktualisasi terkecilnya adalah rutin dalam menggelar kegiatan keagamaan.

“Hal ini juga menjadi concern dari Ketua Umum DPP Partai Golkar saat ini, Airlangga Hartarto. Jadi kalau di Golkar, ada maulid nabi, Isra Mi’raj, ada tarawih, tadarus dan kegiatan agama lain, itu betul-betul menjadi perhatian sebagai sarana untuk pengabdian kepada masyarakat. Jadi bisa dikatakan Partai Golkar adalah partai nasionalis religius,” pungkas KH. Deding Ishak. {golkarpedia}