Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya tak menampik kemungkinan memasangkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Jika maju bersama, kedua partai politik (parpol) tersebut bisa mengusung capres-cawapres sendiri karena mencukupi jumlah presidential threshold (PT) dengan total 129 kursi DPR RI.
Namun, Tantowi mengungkapkan bahwa keputusan itu belum final.
Saat ini, partai berlambang beringin itu belum menentukan secara pasti langkah politiknya jelang kontestasi elektoral mendatang. “Kemungkinan ke arah itu selalu ada.
Namun, Golkar sendiri sampai hari ini belum menentukan akan ke mana,” ujar Tantowi pada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).
Saat ini, Golkar masih bersama PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Di sisi lain, Golkar juga menjajaki pembentukan koalisi besar bersama Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar Nusron Wahid menyatakan, langkah itu diambil untuk mendorong Airlangga menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Namun, hal tersebut mendapatkan resistensi dari PKB yang ingin terus mendorong Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi bakal RI-2 mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Tantowi mengatakan, amanat Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar tak mendorong Airlangga hanya untuk menjadi capres, tetapi juga cawapres.
Oleh karena itu, menurut dia, berbagai kemungkinan bisa terjadi saat ini. “Amanat munas itu (Airlangga maju sebagai) capres atau cawapres. Masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,” kata dia.
Adapun dikutip dari Kompas.id, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno mengakui bahwa ada pembicaraan untuk mengawinkan Airlangga dengan Zulhas.
Ia mengaku terbuka dengan kemungkinan tersebut. Sebab, PAN juga akan bekerja keras jika kadernya sendiri bisa mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
Di sisi lain, PAN juga masih menjajal untuk mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk bisa menjadi bakal RI-2.(Sumber)