Tiupan sangkakala oleh Malaikat Israfil menandai terjadinya kiamat. Akan ada tiga kali tiupan. Berikut arti tiga tiupan sangkakala dan kedahsyatannya yang digambarkan dalam Al-Qur’an.
Malaikat Israfil tidak pernah lengah menunggu perintah Allah SWT. Ia selalu bersiap untuk meniup sangkakala. Nabi Muhammad SAW bersabda,
إن طرْف صاحب الصور مذ وُكل به مستعد ينظر نحو العرش، مخافة أن يؤمر قبل أن يرتد إليه طرفه، كأن عينيه كوكبان دريان
Artinya: “Pembawa sangkakala tidak pernah berkedip sejak diberi tugas. Ia memandang terus ke arah Arsy karena khawatir diperintahkan sebelum matanya kembali berkedip. Kedua matanya laksana bintang bersinar.” (HR Hakim
Dijelaskan dalam Al-Hasyr wa Qiyam As-Sa’ah karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy yang diterjemahkan Badruddin dkk, sangkakala akan ditiup sebanyak tiga kali. Ini merupakan pendapat Ibnu Taimiyah, Ibnu ‘Arabi, dan Ibnu Katsir. Dalilnya adalah firman Allah SWT surah An Naml ayat 87.
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ
Artinya: “(Ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup sehingga terkejutlah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki…”
3 Arti Tiupan Sangkakala
Menurut pendapat yang menyebut sangkakala ditiup tiga kali, arti tiupan pertama adalah tiupan ketakutan (al-faza’) yang berbeda dengan tiupan kematian, kemudian tiupan kedua adalah tiupan kematian (al-sha’iq), dan terakhir adalah tiupan kebangkitan (al-ba’ts).
Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Arti Tiupan Sangkakala Pertama
Mengutip buku Mewaspadai Panjang Umur karya Eko Setyo Budi, tiupan sangkakala pertama disebut nafkatul faza’ yaitu tiupan yang menyebabkan kaget, kepanikan, atau terkejutnya seluruh makhluk.
Bumi akan terbelah, gunung berterbangan, dan bintang berhamburan, laksana firman Allah SWT melalui surah An Naml ayat 87-88
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دٰخِرِيْنَ ٨٧ وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ ٨٨
Artinya: “(Ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup sehingga terkejutlah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Semuanya datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Demikianlah) penciptaan Allah menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
2. Arti Tiupan Sangkakala Kedua
Menurut buku Buku Panduan Lengkap Agama Islam susunan Tim Darul Ilmi, tiupan kedua bernama nafkhatus sya’iq adalah tiupan yang mematikan. Tiupan kedua ini membuat seluruh yang ada di langit dan di bumi akan meninggal dunia, kecuali atas izin Allah SWT.
Berita mengenai tiupan terompet sangkalala kedua terdapat dalam surah Az Zumar ayat 68,
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ ٦٨
Artinya: “Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya dan) menunggu (keputusan Allah).”
3. Arti Tiupan Sangkakala Ketiga
Menurut buku Al-Masih Al-Muntazhar wa Nihayah Al-Alam karya ‘Abd al-Wahhāb ‘Abd al-Salām Ṭawīlah yang diterjemahkan Subhanur, sesudah tiupan yang membuat seluruh makhluk hidup mati, Allah SWT menurunkan hujan dari langit, dan seluruh makhluk hidup akan bangkit dari kematiannya, jasad mereka akan perlahan-lahan tumbuh dan meregenerasi.
Kebangkitan para makhluk itu ditandai dengan tiupan ketiga yang bernama nafkhatul ba’ats. Menurut surah An Naziat ayat 10-11, manusia akan dibangkitkan dalam sekali tiupan. Allah SWT berfirman,
يَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِى الْحَافِرَةِۗ ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ۗ قَالُوْا تِلْكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌۙ فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ
Artinya: Mereka (di dunia) berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan pada kehidupan yang semula? Apabila kita telah menjadi tulang-belulang yang hancur, apakah kita (akan dibangkitkan juga)?” Mereka berkata, “Kalau demikian, itu suatu pengembalian yang merugikan.” (Jangan dianggap sulit,) pengembalian itu (dilakukan) hanyalah dengan sekali tiupan. Seketika itu, mereka hidup kembali di bumi (yang baru).
Terkait jumlah tiupan sangkakala masih ada perbedaan di kalangan ulama. Sebab, ada pendapat yang menyebut sangkakala hanya akan ditiup dua kali. Tiupan pertama untuk kiamat dan yang kedua untuk membangkitkan manusia dari kuburnya.
Wallahu a’lam.