Anas Urbaningrum Soal 300 Ribu Ton Beras Impor Bulog Berkutu Sisa Tahun Lalu: Berapa Nilai Rupiahnya?

Ratusan ribu ton beras impor ditemukan berkutu oleh Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Beras berkutu itu merupakan sisa beras impor tahun lalu yang disimpan di gudang Perum Bulog di Yogyakarta.

Ketua Partai PKN, Anas Urbaningrum sangat menyayangkan hal itu. “Sayang sekali. Sudah beras impor, berkutu lagi,” kata Anas Urbaningrum melalui keterangannya, dikutip, Sabtu, (15/3/2025).

Menurutnya, temuan Ketua Komisi IV Titiek Soeharto saat reses di Yogyakarta ini mesti disikapi bukan sekadar tentang beras berkutu itu mau diperlakukan. Tetapi ada poin sisa beras impor yg masih banyak dan kemudian rusak (berkutu).

“Artinya beras impor ternyata sisa. Jumlahnya besar. Berarti impor berlebihan volumenya? Lebih disayangkan lagi, sampai berasnya rusak di gudang. Berapa kerugian ekonomi dari kerusakan beras tersebut?,” tuturnya.

Dia menyatakan, kejadian ini mewajibkan ada perbaikan tata kelola perberasan nasional. Termasuk dalam hal impor. Karena impor yang konteksnya untuk menambal kekurangan produksi beras dalam negeri sudah seharusnya dihitung dengan cermat. Tidak boleh serampangan angkanya.

“Istilah sisa hanya pantas untuk produksi dalam negeri. Kalau beras impor, lalu sisa dalam jumlah besar, apa gunanya impor itu? Impor yang sisa membuat basis argumen impor menjadi runtuh,” ujar Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Hal inilah kata dia yang penting diperbaiki. Sekali lagi, perbaikan tata kelola. Jangan sampai justru mubazir dan merugikan petani negeri sendiri.

“Bayangkan angkanya 300 ribu ton. Silahkan dihitung berapa nilai rupiahnya. Angka yang tidak main-main,” ungkapnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, produksi beras nasional tahun 2024 tercatat sekitar 30 juta ton. Impor beras tahun 2024 menyentuh angka 4,52 juta ton, rekor sepanjang sejarah impor.

Ternyata ada sisa 300 ribu ton yang kemudian rusak (berkutu) dan tidak layak lagi dikonsumsi manusia.

“Sayang banget bin mubazir bin muspro. Angka impor yang terlalu bersemangat, terlalu besar, harus dikoreksi. Jangan sampai diawetkan menjadi tradisi,” tandasnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, temuan beras impor berkutu berjumlah 100 ribu sampai 300 ribu ton di seluruh Indonesia.

“Itu laporan data sementara, tapi belum pasti. Tetapi, mana tau ada jumlahnya seratusan atau berapa, mudah-mudahan jumlahnya sedikit. Kita akan berhentikan,” jelas Amran.

Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi menyampaikan, pada reses yang lalu, pada kunjungan kerja yang lalu, dia memimpin tim ke Yogyakarta, pihaknya meninjau gudang Bulog.

“Di situ kami menemukan masih banyak beras-beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog itu yang sudah banyak kutunya,” ujar Titiek. (Sumber)