Wisata  

Mengunjungi Wologai, Desa Adat Berusia 900 Tahun di Ende, NTT

Desa Adat Wologai adalah kampung tradisional yang menawarkan pengalaman budaya khas suku Lio yang lestari hingga kini. Desa ini terletak di di atas bukit di wilayah Ende, Nusa Tenggara Timur.

Dengan latar megah Gunung Lepembusu dan usia yang telah mencapai sembilan abad, Wologai memancarkan pesona magis melalui arsitektur adat dan suasana sakralnya. Kekayaan budaya tersimpan dan terus dijaga masih bisa Kawan rasakan dengan berkunjung ke tempat ini.

Sekilas Tentang Desa Wologai
Desa Wologai, sebuah kampung adat yang terletak di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tempat ini mengambil namanya dari bahasa leluhur suku Lio: “wolo” berarti bukit dan “gai” berarti gelagah atau ilalang, tanaman liar yang tumbuh subur di sana.

Kampung ini dikenal juga dengan sebutan Nua Wologai atau Tanah Siga Ria Watu Rembu Rewa, yang merujuk pada leluhur mereka, Siga Ria bersama istrinya, Rembu Rewa. Tempat tinggal pun ditentukan oleh jatuhnya anak panah Siga Ria di Bukit Mbotu Manukako. Mereka melahirkan lima garis keturunan utama yang tergabung dalam suku Siga.

Kepemimpinan adat Wologai dijalankan oleh tujuh Mosalaki (Pemimpin Adat) Tanah Siga Ria Watu Rembu Rewa. Masyarakat desa secara turun-temurun menggantungkan hidup pada kegiatan berburu, menangkap hasil sungai, dan bercocok tanam secara berpindah di wilayah pegunungan.

Arsitektur Rumah Adat Desa Wologai
Salah satu keunikan Kampung Adat Wologai terletak pada arsitektur rumah tradisionalnya yang berbentuk kerucut dan tersusun melingkar di tiga tingkatan, membentuk pola seperti piramida. Rumah-rumah ini mengitari Tubu Kanga, pelataran tertinggi yang menjadi pusat ritual adat.

Secara keseluruhan, terdapat 18 rumah adat, termasuk 5 rumah suku yang berfungsi menyimpan pusaka, dan satu rumah besar yang hanya digunakan saat upacara adat berlangsung.

Di tengah pelataran terdapat batu ceper yang berfungsi sebagai altar persembahan bagi leluhur dan Sang Pencipta. Rumah-rumah panggung ini dibangun dari kayu dan ditopang oleh 16 batu ceper yang berdiri tegak, dengan ukuran sekitar 7 meter panjang dan 5 meter lebar, serta atap kerucut dari alang-alang atau ijuk setinggi 3 meter.

Struktur rumah adat Wologai mencerminkan ciri khas etnis Lio. Terdapat kolong rumah (lewu) dulunya digunakan memelihara ternak seperti ayam dan babi, ruang tengah sebagai tempat tinggal, dan loteng untuk menyimpan perlengkapan ritual.

Pembangunan rumah adat pun tak bisa sembarangan, harus diawali dengan ritual Naka Wisu, yaitu prosesi pemotongan pohon di hutan yang dilakukan tepat pukul 12 malam.

Ritual ini disertai penyembelihan ayam sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur. Adat Wologai menegaskan bahwa setiap bagian dari rumah adat tak hanya memiliki fungsi, tetapi juga nilai spiritual yang dijunjung tinggi.

Menengok Uniknya Budaya Megalitikum dan Harmoni Warisan Leluhur di Desa Wisata Tebara NTT
Berwisata ke Desa Adat Wologai
Akses Menuju Desa Adat Wologai
Berjarak sekitar 41 kilometer dari Kota Ende dan terletak di ketinggian sekitar 1.045 mdpl, perjalanan menuju desa ini tak hanya menyuguhkan kearifan lokal, tetapi juga pemandangan alam Flores yang memesona di sepanjang jalan yang berliku dan menantang.

Jika berangkat melalui Kota Ende, Kawan dapat menggunakan kendaraan umum ataupun mobil sewaan dengan sewa sekitar Rp300.000 selama sehari. Kawan juga dapat berangkat melalui Desa Moni, desa terdekat dengan Kawah Kelimutu yang memiliki banyak penginapan. Wologai juga hanya berjarak sekitar 2 km dari jalan trans-Flores.

Aturan Khusus Bagi Wisatawan Desa Adat Wologai
Sebelum menjelajahi Kampung Adat Wologai, Kawan diwajibkan mengenakan pakaian adat bermotif khas Ende Lio, baik untuk laki-laki maupun perempuan, sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya setempat. Selama kunjungan, Kawan akan dipandu oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Sesuai pesan leluhur yang diwariskan secara turun-temurun, Kawan harus menginjak batu leluhur di pintu gerbang kampung—sebagai sebuah simbol penghormatan. Diyakini di bawahnya terdapat makam leluhur yang telah ada sejak ribuan tahun lalu.

Tak jauh dari gerbang, berdiri sebuah pohon beringin tua yang menurut kepercayaan masyarakat ditanam oleh leluhur bersamaan dengan berdirinya kampung adat. Hal ini menjadikannya bagian penting dari sejarah dan identitas Wologai.

Larangan Bagi Wisatawan Desa Adat Wologai
Di tengah Desa Wologai terdapat panggung ritual yang dianggap sakral dan tidak boleh dimasuki oleh pengunjung. Diyakini siapa pun yang melanggarnya akan terperangkap secara spiritual di desa untuk selamanya.

Tak jauh dari situ, ada pula batu seremonial yang dipagari tongkat bambu sederhana dan juga dilarang disentuh. Menurut kepercayaan warga, menyentuh batu tersebut bisa memicu badai atau cuaca buruk yang mengganggu ketenangan desa.

Biaya dan Waktu Kunjungan Desa Adat Wologai
Kawan yang datang ke Desa Adat Wologai diharuskan melapor di pos desa dan membayar retribusi masuk sebesar Rp 10.000, yang digunakan untuk mendukung pelestarian desa dan budaya setempat.

Desa ini dapat dikunjungi setiap hari, namun Kawan disarankan untuk datang antara pagi hingga sore hari agar dapat menikmati sepenuhnya keindahan dan berbagai kegiatan yang ada di sana.

Oleh-Oleh Khas Desa Adat Wologai
Halaman rumah penduduk di Desa Adat Wologai sering digunakan untuk mengeringkan biji kopi dan kemiri, dua komoditas utama desa ini, yang memungkinkan pengunjung untuk melihat dan belajar tentang proses pengolahan kopi dan kemiri secara tradisional.

Beberapa penduduk juga masih mempraktikkan kerajinan tangan tradisional, seperti pembuatan kain tenun, yang bisa dibeli pengunjung sebagai oleh-oleh. Selain menjelajahi kampung, Kawan dapat menikmati kopi khas Wologai di kedai kopi lokal yang ada di dalam area desa.

Jangan lupa untuk selalu meminta izin sebelum mengambil foto, terutama foto penduduk dan upacara adat, serta menghormati tata krama dan aturan yang berlaku di desa.

Desa Adat Wologai adalah destinasi yang memadukan keindahan alam dan kearifan lokal yang luar biasa. Dengan rumah adat, ritual tradisional, dan keramahan penduduknya, setiap sudut desa ini menawarkan cerita dan pengalaman yang tak terlupakan.

Kawan jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan langsung keajaiban budaya Desa Adat Wologai ketika mampir ke Pulau Flores ya!