News  

Cerita Di Balik Berdirinya Masjid Megah di Tengah Hutan Gowa

Masjid Megah Ini Berdiri di Tengah Hutan di Gowa

Pembangunan masjid megah di tengah hutan kaki gunung Lompobattang, Kabupaten Gowa, Sul-Sel, kini menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Banyak masyarakat yang kagum dengan keindahan masjid itu dan ada pula yang berkomentar miring hingga menyebut terpapar radikalisme atau niat tidak baik.

Viralnya masjid indah ditengah hutan ini pun langsung dikomentari salah satu akun sosial media bernama Rizal Busli.

Pria yang mengaku sebagai putra dari pemilik atau yang membangun masjid megah itu angkat bicara, menurut dia bahwa dulunya lahan yang ditempati bangun masjid itu adalah perkebunan kopi.

“Masjid ini dibangun ayah saya didalam kebun kopi miliknya, masjid terbuka untuk umum,” tulia Rizal dalam kolom komentar sosial media yang memposting masjid megah tengah hutan itu.

Didalam kolom komenter itu, Rizal juga sedikit bercerita alasan ayahnya membangun masjid di tengah hutan tersebut. Kata dia, ayahnya ini membangun masjid ini bermula dari adanya sebongkah batu yang sangat besar dianggap masyarakat sekitar sebagai batu sakral atau angker.

“Seringkali ditemukan semacam persembahan atau sesajen dibatu tersebut maupun sekitarnya. Karena itu ayah saya mencari orang untuk menghancurkan batu tersebut. Penduduk sekitar tidak ada yang mau karena batu tersebut dianggap keramat,” tambahnya.

Karena tak adanya penduduk sekitar yang berani untuk menghancurkan batu besar itu, sehingga menurut Rizal, ayahnya terpaksa memanggil penduduk atau masyarakat Papua untuk menghancurkan batu itu.

Sementara itu, untuk proses pembangunannya, lanjut Rizal, jika ayahnya memakai pekerja atau tukang dari Jawa Barat untuk membangun dan memanfaatkan pecahan batu jadi pondasi bangunan masjid.

“Masjid itu belum selesai seutuhnya. Dibawahnya akan ada ruangan untuk tempat tinggal guru mengaji untuk anak-anak penduduk sekitar,” paparnya.

Namun demikian, Rizal pun ikut menyayangkan dari komentar-komentar netizen.

Ayahnya yang punya niat suci dan baik dalam membangun masjid meski di tengah hutan itu malah ada juga oknum-oknum menganggap bahwa masjid ini digunakan ke hal-hal yang tidak baik atau digunakan oleh kelompok radikal.

“Miris saya membaca komentar miring seakan-akan masjid ini tersembunyi karena dipakai oleh kelompok radikal atau niat tidak baik. Percayalah, masjid itu berdiri atas niat yang sangat baik, wassalam,” tutup dia.

Sebelumnya, Camat Bontolempangan, Muslimin mengatakan masjid ini dibangun oleh seorang juragan kopi. Masyarakat sekitar biasa menyapanya Puang.

Awalnya dibangun untuk tempat ibadah pekerja di kebun kopi dan masyarakat Langkoa. Itulah kenapa pemukiman terdekat dari Masjid ini sekitar 1 kilometer.

“Pekerja kopi dan masyarakat setempat memanfaatkan Masjid itu untuk menunaikan salat lima waktu. Ada permukiman warga di sekitar Masjid itu, lokasinya memang berjarak sekitar 1 kilometer dari Masjid,” kata Muslimin.

Untuk pemukiman warga, jaraknya sekitar 5 kilometer dari Masjid. Masjid ini juga belum pernah digunakan Salat Jumat.

Dan masjid ini mulai viral ketika terdapat rombongan yang mengunjungi masjid tersebut kemudian mereka mengabadikan moment itu dengan cara merekam video dan melakukan siaran langsung dengan akun Facebook miliknya. {tagar}