News  

Sambut Tantangan #100JutaMaskerChallenge Ismail Fahmi Untuk Gunakan Masker Kain

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengajak masyarakat membuat masker produksi rumahan melalui gerakan #100JutaMaskerChallenge. Ajakan ini dicetuskan Ismail melalui akun twitter @IsmailFahmi sejak Kamis, (6/3/2020).

Ia memastikan ada landasan ilmiah yang mendasari gerakan menyuplai masker kain tersebut. Menurut Ismail, gerakan #100JutaMaskerChallenge ingin mengajak masyarakat menggunakan masker buatan dengan dua lapis kain katun daripada membeli masker bedah atau masker N95.

“Sebagai saintis saya hanya gemas, kok tidak ada yang menggerakkan dan memberikan dasar pemikiran. Karena itu, saya berikan data riil, memberikan landasan ilmiah sebagai dasar, supaya publik merasa apa yang dia lakukan adalah benar,” ungkap Ismail.

Melalui tantangan ini, ia mengajak mereka yang bisa menciptakan dan memasarkan masker dari kain katun dua lapis akan dipromosikan melalui Twitter-nya.

Ismail mengatakan, tak sedikit orang menertawakan gerakan itu pada awalnya. Terlebih, masih banyak orang yang tidak percaya diri jika keluar rumah tanpa memakai masker bedah. Di lain sisi, banyak juga yang mengikut saran WHO bahwa masker hanya perlu dikenakan mereka yang sakit atau merawat orang yang sakit.

Ismail pun mencari berbagai penelitian dan membagikannya kepada masyarakat melalui akun media sosialnya tentang efektivitas masker kain dalam melindungi diri dari droplet penderita infeksi virus corona.

“Ada paper yang menyebutkan, orang yang tidak memakai masker, begitu terkena droplet, virus bisa langsung masuk ke tubuhnya. Kalau menggunakan masker kain, peluang virus masuk melalui droplet menjadi 50 persen, sementara 50 persennya tertangkap kain. Itu lebih baik daripada tidak dilindungi sama sekali,” kata Ismail.

Menurut Ismail, jika masker kain itu dirangkap dua, maka peluang terlindungi dari droplet penderita COVID-19 menjadi 70 persen. Sementara itu, daya lindung masker bedah bisa sampai 90 persen.

“Ada penelitian dari Hongkong University yang meneliti khusus untuk tisue saja, ada tisu dapur yang lebih tebal sebagai penahannya, kemudian dilipat dan ditali. Di dalamnya ada tisu biasa. Nah mereka teliti, masker ini bisa mencegah droplet virus masuk sampai 90 persen,” jelas dia.

Dari penelitian-penelitian ini, Ismail mengajak masyarakat membuat masker kain yang terdiri dari dua lapis kain. Sebagai perlindungan ekstra, pengguna bisa menyelipkan tisue di dalamnya. “Pemakaian masker kain berlapis tisu ini bisa mencegah droplet virus lebih dari 70 persen,” Ismail menjamin.

Selain itu, penggunaan masker kain katun ini dapat dicuci dan minimal diganti dua kali sehari. Untuk pencuciannya dapat menggunakan air bersuhu normal dan menggunakan detergen, sedangkan tisu yang ada di dalam masker kain dibuang.

Ismail juga mencontohkan percobaan sederhana yang dibagikan melalui video di akun Twitter-nya. Di video itu, ia membuktikan fungsi masker kain yang berlapis tisu.

Pembuktiannya simpel, yaitu dengan meniup korek api sambil menggunakan masker. Dalam percobaan menggunakan masker bedah, api pada korek tak bisa mati.