2024 Gerindra Capreskan Prabowo Lagi, Sama Puan, Anies Baswedan Atau Sandi Lagi?

Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto diprediksi kembali maju Calon Presiden 2024 jika menuruti keinginan ketua-ketua DPD Gerindra se-Nusantara.

Sebagai balon wakil presiden, banyak alternatif nama. Mulai dari Puan Maharani (PDIP), Anies Baswedan, hingga Sandiaga Uno lagi.

Jika maju Pilpres 2024, akan jadi konstestasi keempat Prabowo di arena Pilpres 2024. Pilpres 2009, Prabowo jadi Cawapres Mengawati. Tapi kalah dari SBY – Jusuf Kalla

Pilpres 2014, Prabowo jadi Capres menggandeng Hatta Rajasa. Kalah dari Jokowi – Jusuf Kalla. Pilpres 2019, Prabowo Capres menggandeng Sandiaga Uno.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diminta untuk maju kembali di Pilpres 2024 sebagai calon presiden (Capres).

Dukungan terhadap menteri Jokowi itu datang dair DPD Partai Gerindra Kalbar yang menginginkan agar Prabowo Subianto kembali memimpin Partai berlambang kepala burung Garuda tersebut.

Prabowo Subianto juga diminta kembali maju dari pencalonan sebagai Capres kedepan.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPD Partai Gerindra Kalbar, Yuliansyah saat hadir rapat virtual atau telekonference bersama sejumlah jajaran dengan Prabowo Subianto dan Sekjend Ahmad Muzani.

“Pada intinya Kalimantan Barat seluruhnya tetap mendukung Bapak H Prabowo Subianto menjadi Presiden di 2024. Kita berharap juga kesehatan Bapak Prabowo selalu sehat selalu kita mendoakan,” kata Yuliansyah, Jumat (5/6/2020).

“Kita diseluruh Kabupaten Kota dan Provinsi bahkan seluruh kader solid meminta Pak Prabowo kembali menjadi Ketua Umum,” tambah pria yang juga Ketua Pengprov IMI Kalbar ini.

Menurutnya, Prabowo merupakan sosok yang ideal untuk memimpin Indonesia kedepan agar dapat menjadi negara maju.

Selain itu, dengan kepemimpinan Prabowo diyakini akan mengembalikan Indonesia menjadi macan Asia.

Satu diantara contoh yang dapat diambilnya ialah keberhasilan Prabowo memimpin Gerindra sehingga menjadi partai terbesar kedua di Indonesia.

Lebih lanjut mengenai covid 19, Yuliansyah mengatakan jika Gerindra Kalbar prioritasnya membantu masyarakat dengan membagikan beras dan ikan.

“Kita membagikan ikan sekaligus membantu mensosialisasikan Pak Menteri KKP kita Pak Edhy Prabowo, Menteri dari Gerindra, kita ingin membantu nelayan,” kata Yuliansyah.

Peluang Sandiaga Uno Maju Pilpres 2024

Bagaimana peluang Sandiaga Uno di Pilpres 2024? Apakah Sandiaga berani melawan Pasangan Prabowo Subianto & Puan Mararani putri Megawati? Betulkan duet Prabowo Subianto – Puan Maharani paket kuat?

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diprediksi akan menarik karena Presiden saat ini, Joko Widodo (Jokowi) dipastikan tidak boleh mencalonkan kembali sesuai ketentuan undang-undang.

Salah satu orang yang disebut-sebut bakal maju dalam Pilpres 2024 adalah Sandiaga Uno.

Dalam Pilpres 2019 lalu, Sandi yang berpasangan dengan Prabowo Subianto gagal memenangi Pilpres setelah kalah dari Jokowi-KH Maruf Amin. Nama Sandiaga Uno dalam konteks Pilpres 2024 juga sempat disinggung Jokowi pada awal tahun 2020 lalu. 

“Yang saya hormati senior-senior Hipmi, mantan ketua umum yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Yang hafal saya hanya satu. Bapak Sandiaga Uno. Hati-hati 2024,” kata Jokowi yang saat itu membuka pelantikan BPP Himpi dimana Sandiaga hadir di dalamnya.

Terkait peluangnya maju di Pilpres 2024, Sandiaga Uno memberi tanggapan. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra juga berbicara soal kemungkinan berhadapan dengan Prabowo jika mencalonkan lagi serta peta pemilih di Pilpres 2024 yang disebut Sandi bakal berubah jauh.

Berikut wawancara Refly Harun dengan Sandiaga Uno yang dirangkum Tribunnews.com, Senin (19/5/2020) dari kanal Youtube Refly Harun:

1. Peluang Sandiaga Uno untuk Menjadi Ketua Umum Gerindra

Di awal wawancaranya, Refly menanyakan kemungkinan Sandiaga Uno untuk menjadi Ketua Umum Partai Gerindra dalam Kongres Gerindra tahun ini.

Refly mengatakan dengan posisi Prabowo yang kini sibuk menjabat Menteri Pertahanan, tidak menutup kemungkinan bagi Sandi untuk maju sebagai Ketum Gerindra.

Sandi kemudian menjawab bahwa Prabowo dipastikan bakal maju kembali sebagai Calon Ketua Umum Partai Gerindra di kongres tahun ini. Sandi bahkan telah memberikan dukungan secara langsung kepada Prabowo.

“Sekitar Januari akhir atau Februari awal, beliau (Prabowo) ngajak ngomong berdua dan beliau mengatakan akan maju kembali menjadi Ketua Umum di kongres yang akan datang. Kongres rencanamnya sebelum lebaran tapi karena covid-19 ya ditunda.”

“Saya katakan, itu hak prerogratif (Prabowo) dan saya mendukung (Prabowo maju kembali sebagai Calon Ketua Umum Gerindra,” terang Sandi.

2. Soal Rumor Sandiaga Ditinggalkan Prabowo saat Negosiasi dengan Jokowi

Lebih lanjut, Sandi ditanya Refly soal opini yang muncul bahwa Sandi ditinggalkan saat Prabowo melakukan negosiasi hendak masuk ke pemerintahan menjelang Oktober 2019 silam.

Menjawab hal itu, Sandi mengatakan ada pembicaraan di awal soal negosiasi itu. Di sisi lain, dirinya saat itu belum resmi kembali ke Partai Gerindra.

Proses negosiasi dilakukan oleh Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra bukan dalam kapasitasnya sebagai mantan Calon Presiden. “Jadi pembicaraanya bukan antar paslon tetapi antara Gerindra dan koalisi Indonesia Maju,”ungkapnya.

3. Kata Sandi soal Posisi Partai Gerindra dan Kader yang Kritik Pemerintah

Soal posisi Gerindra saat ini, Sandi menegaskan Gerindra adalah partai pendukung pemerintah dengan dua menteri di kabinet.

Namun, Sandi mengakui terdapat kader Gerindra yang diberi kebebasan yakni Fadli Zon yang diketahui masih terus melancarkan kritik ke pemerintah. Hal itu juga berlaku untuk dirinya.

“Pak Fadli itu bicara bukan mewakili Gerindra , Fadli Zon sebagai wakil rakyat. Saya juga bukan jubir Gerindra dan saya buka jubir siapa-siapa, tetapi saya ingin terus berada di tengah-tengah masyarakat,” ujar dia.

4. Pilpres 2014, Kemungkinan Sandi Melawan Duet Prabowo-Puan Maharani dan Pasangan Anies-Sandi

Refly Harun kemudian menanyakan soal peluang Sandi maju di Pilpres 2024. Menurut Refly, sudah muncul gagasan untuk memasangkan Anies Baswedan dengan Sandi atau AHY dengan Sandi.

Menjawab hal itu, Sandi mengatakan politik adalah sesuatu yang mengalir dan tidak bisa diatur-atur.

“Saya lihat politik itu nggak bisa kita atur-atur, politik itu mengalir saja. Saya akan lakukan terus dengan ada di tengah masyarakat.”

“Saya akan fokus memberi solusi lapangan pekerjaan dan membantu masyarakat yang saat ini mengeluh soal kenaikan harga-harga, di bawah Relawan Indonesia Bersatu,” ujar dia.

Masih belum puas dengan jawaban Harun, Refly kemudian bertanya jika nantinya di 2024 harus melawan Prabowo yang bisa saja berkolisi dengan Puan Maharani sebagai Calon Wakil Presiden.

“Bicara politik ini kan kemungkinan-kemunginan. Prabowo bisa saja maju lagi dan pasangannya Puan Maharani. Kemudian kelompok non state ini pengen figur lain. Anies-Sandi misalnya. Anda membayangkan nggak bung bakal berhadapan dengan Prabowo? head to head,” cerca Refly.

Sandi kemudian mengaku tak ingin menjawab hal itu karena kemungkinan itu bagian dari hal yang tidak bisa ia kontrol.

“Ada hal yang bisa kita kontrol, ada hal yang tidak bisa kita kontrol. Hal-hal yang nggak bisa kita kontrol percuma kita ngebayangin, percuma mikirin karena kita nggak bisa kontrol. Hal-hal yang bisa kita kontrol saja yang kita pikirin,” ujar Sandi.

Menurut Sandi, berkaca dari pengalamanya dalam kontestasi Pilkada 2017 dan Pilpres 2019, dalam politik tidak ada yang pasti dan sangat cair.

Di Pilgub DKI, awalnya ia maju sebagai Cagub dan di detik akhir ia justru menjadi Cawagub mendampingi Anies. Padahal Anies sebelumnya tidak muncul sebagai Cagub.

Begitu juga dengan Pilpres 2019, dirinya diminta menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo di detik-detik akhir. “Belajar dari dua pengalaman itu menurut saya (politik) sulit ditebak,” ujar dia.

5. Sandi Prediksi Ada Perubahan Peta Pemilih di 2024

Sandi berpendapat Pilres 2014 akan berbeda dibanding Pilpres sebelumnya. Hal ini karena ada perubahan demografi pemilih.

“Di 2024, demografinya akan berubah, populasi milenial akan menembus 50 persen, mereka yang berusia dibawahj 35 tahun. Menurut saya ini akan ada perubahan dari sisi elektoral.”

“Ini yang saya belum dapat data terakhir karena saya nggak menjalankan politik praktis. Saya membayangkan profil pemilih kita akan berubah secara drastis dibanding tahun 2019,” ungkapnya.

Terakhir Refly kemudian menanyakan biaya yang dilontarkan Sandi di Pilgub DKI dan Pilpres 2019.

Sandi menjawab ia mengeluarkan dana lebih dari Rp 300 miliar di Pligub DKI Jakarta dan Rp 600 miliar di Pilpres 2019. “Jadi total 1 Triliun,” sahut Refly.

Sandi membenarkan dan ia mengaku tidak menyesal. “Buat saya tidak ada penyesalan, itu bagian pengorbanan dan perjuangan,” kata dia. {tribun}